Sukses

Kemenag Akan Gunakan Teknologi AI untuk Pelayanan Haji 2024

Kementerian Agama (Kemenag) terus meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan haji. Pada musim haji 2024 mendatang, Kemenag berencana menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), utamanya terkait dengan verifikasi dokumen jemaah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) terus meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan haji. Pada musim haji 2024 mendatang, Kemenag berencana menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), utamanya terkait dengan verifikasi dokumen jemaah.

"Saya habis musim haji ini akan ngegas perbaikan di verifikasi dokumen. Kemarin itu kita di proses embarkasi ada kendala di dokumen," ujar Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Faisal Ali Hasyim saat ditemui di Makkah, Rabu (5/7/2023).

Dia menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi pada pelaksanaan haji tahun ini adalah verifikasi dokumen jemaah. Contohnya soal request visa jemaah haji yang agak lama karena terkendala pada Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

"Di Siskohat ada yang satu nama tapi di endorsement-nya tiga nama itu enggak ada atau upload fotonya juga kurang. Saya sudah minta ke tim Itjen (Inspektorat Jenderal Kemenag) untuk tahun depan, kita dengan teman-teman Siskohat mendorong Artificial Intelligence di situ," katanya.

Dengan penggunaan AI, kata Faisal, apabila ada yang meng-input nama hanya satu suku kata dan belum melampirkan lembar persetujuan halaman tiga maka akan ditolak.

"Misalnya nama Faisal, kalau cuma satu kan enggak bisa diproses. Nah, di-request visa itu ada endorsement tiga nama, setelah dilampirin baru bisa," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harap Tak Saling Lempar Tanggung Jawab

Dengan begitu, Faisal berharap ke depan tidak ada lagi saling lempar tanggung jawab baik di tingkat daerah hingga tingkat pusat terkait verifikasi dokumen jemaah.

"Ke depan di Kabupaten itu bisa diadang terus. Saya sudah mempelajari sistem Siskohat, itu bisa dibuat. Cuma ini kadang kala perlu akselerasi dari saya untuk jalan," ucapnya.

Selain itu, perubahan konfigurasi jumlah kursi pesawat dari 480 menjadi 400 juga karena terlambat proses validasi data jemaah.

"Ini juga catatan yang akan saya perbaiki, yaitu penyiapan data dokumen jemaah. Proses request visa kemarin injury time baru keluar. Nah kalau itu semua lengkap di awal, luar biasa itu," ucap Faisal menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.