Liputan6.com, Jakarta - Manasik haji di Tanah Suci telah selesai. Sebagian jemaah haji asal Indonesia sudah kembali ke Tanah Air. Namun sebagiannya lagi masih ada yang di Makkah atau Madinah. Paling lambat mereka akan pulang ke Tanah Air pada 2 Agustus 2023.
Menjelang kepulangan, ada pesan penting dari Ustadz Adi Hidayat atau UAH bagi jemaah haji Indonesia yang masih di Tanah Suci agar meraih predikat haji mabrur. Mabrur adalah predikat haji yang diinginkan umat Islam saat melaksanakan Rukun Islam kelima..
“Haji yang mabrur itu tidak ada pahala yang senilai, kata nabi SAW, selain surga,” tutur UAH dikutip dari Adi Hidayat Official, Sabtu (8/7/2023).
Advertisement
Baca Juga
UAH menjelaskan, mabrur berasal dari kata al-Birru, artinya kebaikan yang terlahir setelah mampu menepikan sifat-sifat yang tidak baiknya. Karena itu, jemaah haji merenung, mengintrospeksi, dan berkontemplasi di Arafah untuk mencoba memperbaiki diri dengan mengenal Allah lebih dekat dan mengenal diri sendiri sehingga mampu menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.
“Di Muzdalifah pun demikian, merenungkan berkomitmen untuk melepaskan semua sifat buruk itu sehingga dilempari di jamarat yang telah dilakukan itu, baik Aqabah, Ula ataupun Wustho. Puncaknya di Muna. Disebut dengan Muna karena kita berharap menjadi pribadi lebih baik lagi setelah merenung dua sampai tiga hari,” ujarnya.
“Di hari pertama kita menemukan faktor yang menyebabkan saya kurang baik, kurang dekat dengan Allah. Maka dilontar itu, dijauhkan itu dengan harapan sirna dan punahlah semua sifat-sifat yang tidak baik itu,” lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pesan UAH
Setelah rangkaian itu, maka selanjutnya adalah tawaf ifadah. Pada rangkaian ini jemaah haji bertakwa dan bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kekuatan sehingga mampu melepaskan sifat-sifat yang kurang baik dan terjadilah perubahan pada diri kita.
“Sifat yang muncul berubah baik setelah buruknya tanggal, solehnya muncul. Salahnya hilang. Itulah birrun. Ketika melekat pada diri kita, maka berubah dari kata birrun menjadi mabrur. Itulah yang disebut dengan haji mabrur. Haji yang mampu mengubah karakter, sifat, dan sikap menjadi lebih baik dari sebelum dia berhaji,” tambahnya.
Karena beberapa hal di atas, UAH berpesan agar jemaah haji memastikan saat pulang ke Tanah Air bahwa nilai-nilai kemuliaan itu telah dicapai. Perubahan karakter itu telah menjadi lebih baik.
UAH menyayangkan apabila investasi yang tinggi, perjuangan harta benda, fisik, air mata, dan segala hal yang telah diperjuangkan itu tidak bernilai karena tidak ada perubahan kebaikan kembali.
“Sangat disayangkan bila investasi yang tinggi, perjuangan hart-benda, fisik, air mata, dan segala hal yang telah diperjuangkan itu tidak bernilai karena tidak ada perubahan kebaikan ketika kembali,” pungkasnya.
Advertisement