Liputan6.com, Jakarta Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci sudah mencapai 500 orang lebih. Hingga hari ke-46 operasional haji atau Sabtu (8/7/2023), jumlah jemaah haji meninggal di Tanah Suci tembus 514 orang.
Hal ini berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) per Sabtu pukul 22.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Minggu (9/7/2023) pukul 02.30 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Baca Juga
Adapun rinciannya, jemaah terbanyak meninggal dunia di Kota Makkah mencapai 390 orang, kemudian di Mina 66 orang, Madinah 38 orang, Arafah 16 orang, dan Jeddah 4 orang.
Advertisement
Kasus kematian masih didominasi jemaah lanjut usia (lansia) sebanyak 374 orang, dengan jemaah tertua berusia 98 tahun. Sementara jemaah non-lansia (di bawah 65 tahun) yang meninggal di Tanah Suci berjumlah 140 orang, dengan usia termuda 42 tahun.
Dari total kasus kematian tersebut, 291 jemaah di antaranya merupakan kategori risiko tinggi (Risti), sementara sisanya yakni 223 jemaah kategori non-risti.
Berdasarkan embarkasi, jemaah yang wafat di Tanah Suci ini terbanyak berasal dari Surabaya (SUB) 107 orang, Solo-Yogyakarta (SOC) 82 orang, Jakarta Bekasi (JKS) 55 orang, Jakarta Pondok Gede (JKG) 49 orang, dan Batam (BTH) 34 orang.
Dari data Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab terbanyak kasus kematian jemaah haji ini adalah penyakit jantung yakni syok kardiogenik 110 kasus, dan infak miokard akut 106 kasus, serta sepsis (komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi) sebanyak 71 kasus. Penyebab sisanya tidak dirinci.
Hak-hak Jemaah Mulai dari Pemakaman hingga Asuransi
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid, mengungkapkan seluruh jemaah meninggal di Tanah Suci akan mendapatkan hak-haknya, mulai dari pemakaman jenazah hingga asuransi yang akan diterima oleh ahli warisnya.
"Bagi para jemaah yang meninggal, dilakukan proses pemakaman. Kalau di Madinah pemerintah Arab Saudi menyiapkan beberapa lokasi, tergantung pada situasi, ketersediaan, dan kesiapan lahan. Bahkan ada yang bisa di Baqi," ujar Subhan di Jeddah beberapa waktu lalu.
Sementara yang wafat di Makkah, pemerintah Indonesia melalui PPIH Arab Saudi telah mengajukan agar jemaah tersebut bisa dimakamkan di Pemakaman Ma'la. Meski begitu, dia mengakui tidak mudah jemaah haji bisa dimakamkan di Ma'la.
"Tentu saja ada kriteria yang bisa dimakamkan di Ma'la. Tapi secara terbuka dan siap dipakai itu (pemakaman) di wilayah Soraya. Itu sebuah wilayah di dekat Arafah. Dan itu lahannya sudah disiapkan sangat luas," tutur Subhan.
"Kalau di Jeddah, nama tempatnya Soraya juga, sudah beberapa jemaah dimakamkan di sana setiap tahunnya," sambungnya.
Sementara barang bawaan jemaah yang wafat di Tanah Suci dikumpulkan oleh petugas PPIH Arab Saudi dan nantinya akan diserahkan kepada ahli warisnya di Tanah Air. Para ahli waris juga masih berziarah ke makam jemaah yang wafat.
Selain itu, jemaah haji Indonesia juga akan mendapatkan asuransi jiwa dan kecelakaan. Bahkan jemaah haji meninggal di atas pesawat saat perjalanan menuju Tanah Suci atau pulang ke Tanah Air juga akan mendapatkan extra cover.
Â
Â
Advertisement