Sukses

Top 3 Islami: Curhat Jemaah Haji Malaysia Usai Tragedi Armina hingga Cara Peroleh Haji Mabrur Sebelum Pulang

Top 3 Islami: Curhat Malaysia Usai Tragedi Armina hingga Cara Senangkan Orangtua di Alam Kubur

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai permasalahan dialami jemaah haji Indonesia dalam puncak haji, atau biasa disebut fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Belakangan, karena banyaknya persoalan yang terjadi, kerap pula disebut sebagai tragedi Armina.

Permasalahan di Armina itu di antaranya tenda penuh sesak, kemacetan, transportasi, hingga keterlamabatan katering.

Persoalan yang dihadapi jemaah Indonesia itu ternyata juga dialami jemaah haji Malaysia. Karenanya, Direktur Eksekutif Tabung Haji Malaysia berkoordinasi langsung dengan PPIH Daker Makkah, di Syisyah.

Artikel mengenai permasalahan yang dialami jemaah haji Malaysia ini menyita perhatian pembaca kanal Islami, bersama dua artikel lain yang tak kalah menarik, Minggu (9/7/2023).

Dua artikel lain di jajaran Top 3 itu adalah tips haji mabrur sebelum pulang, yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat dan cara menyenangkan orangtua di alam kubur.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Curhatan Malaysia Selama Puncak Haji Armina, Kepadatan Tenda hingga Katering Telat

Jemaah haji Malaysia mengalami sejumlah layanan yang tidak memuaskan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), serupa dengan jemaah asal Indonesia. Mereka mendapati tenda jemaah sangat padat dan juga terjadi keterlambatan dalam distribusi katering.

Direktur Eksekutif Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh juga menilai kualitas pendingin udara di Mina sudah tidak memadai.

“Selama Armina ada sejumlah masalah. Kita lihat di sini di antaranya dari segi ruang untuk jemaah haji di dalam kemah (tenda), terutama di Mina. Kedua, dari segi aturan makan minum agar lebih mengikut jadwal (tidak terlambat),” terang Syed Saleh saat berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, dikutip dari laman Kemenag, Sabtu (8/7/2023).

Syed Saleh hadir bersama 20 anggota delegasinya untuk bertukar pengalaman, utamanya terkait sejumlah persoalan yang dihadapi selama fase Armina. Dalam pertemuan ini terungkap bahwa persoalan yang dialami sejumlah jemaah dari dua negara sama, khususnya saat di Armina.

Hal itu tidak lain akibat kinerja Mashariq yang tidak professional. Padahal, Mashariq adalah perusahaan swasta yang ditunjuk otoritas Arab Saudi untuk melayani jemaah haji dari beberapa negara di Asia Tenggara.

“Ketiga, kemudahan (fasilitas) dalam kemah di antaranya pendingin agar lebih diperbaiki lagi. Itu yang harus diberi perhatian,” sambung Syed Saleh.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Agar Mabrur, Ini Pesan UAH kepada Jemaah Haji Sebelum Pulang ke Tanah Air

Manasik haji di Tanah Suci telah selesai. Sebagian jemaah haji asal Indonesia sudah kembali ke Tanah Air. Namun sebagiannya lagi masih ada yang di Makkah atau Madinah. Paling lambat mereka akan pulang ke Tanah Air pada 2 Agustus 2023.

Menjelang kepulangan, ada pesan penting dari Ustadz Adi Hidayat atau UAH bagi jemaah haji Indonesia yang masih di Tanah Suci agar meraih predikat haji mabrur. Mabrur adalah predikat haji yang diinginkan umat Islam saat melaksanakan Rukun Islam kelima.

“Haji yang mabrur itu tidak ada pahala yang senilai, kata Nabi SAW, selain surga,” tutur UAH dikutip dari Adi Hidayat Official, Sabtu (8/7/2023).

UAH menjelaskan, mabrur berasal dari kata al-Birru, artinya kebaikan yang terlahir setelah mampu menepikan sifat-sifat yang tidak baiknya. Karena itu, jemaah haji merenung, mengintrospeksi, dan berkontemplasi di Arafah untuk mencoba memperbaiki diri dengan mengenal Allah lebih dekat dan mengenal diri sendiri sehingga mampu menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.

“Di Muzdalifah pun demikian, merenungkan berkomitmen untuk melepaskan semua sifat buruk itu sehingga dilempari di jamarat yang telah dilakukan itu, baik Aqabah, Ula ataupun Wustho. Puncaknya di Muna. Disebut dengan Muna karena kita berharap menjadi pribadi lebih baik lagi setelah merenung dua sampai tiga hari,” ujarnya.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. 3 Hal yang Membuat Orangtua Senang di Alam Kubur, Simak Penjelasan Buya Yahya

Ayah dan ibu adalah orangtua yang sudah mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Orangtua menyekolahkan anak-anaknya dengan harapan bisa menjadi orang yang berhasil. Di samping itu, ada juga orangtua yang memasukkan anak-anaknya ke pesantren agar menjadi anak yang saleh/salehah.

Sebagai seorang anak sudah seharusnya berbakti kepada orangtua. Anak diwajibkan untuk menghormati dan berbuat baik terhadap orangtua. Anak juga wajib mentaati orangtua dalam kebaikan.

Berbakti kepada orangtua tidak hanya dilakukan saat di dunia saja. Ketika orangtua sudah tiada, seorang anak masih bisa berbakti dengan mengerjakan amalan-amalan yang dapat membuat orangtua senang di alam kubur.

Ulama kharismatik sekaligus pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menyebut tiga hal yang membuat orangtua senang di alam kubur. 

Pertama, mendoakan orangtua. Dengan doa, seorang anak dapat memohon kepada Allah SWT agar orangtuanya diampuni dari segala dosa-dosanya.

“Jangan engkau berdoa kecuali orangtua engkau bawa dalam doamu. Kita sering doa panjang lebar (tapi) bapak ibu dilupakan. Ingat pastikan engkau ingat dalam doamu. Doa kebaikan semoga allah mengampuninya terus. Itu baktimu,” kata Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (8/7/2023).

Selengkapnya baca di sini