Sukses

Top 3 Islami: Kronologi 3 Jemaah Haji Hilang Misterius hingga Nasib Tragis Tukang Pamer Harta di Hari Kiamat

Insiden jemaah haji hilang saat puncak haji di Armuzna atau Armina menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Insiden hilangnya jemaah haji saat puncak haji di Armuzna atau Armina menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Selasa (11/7/2023).

Ketiga jemaah haji hilang tersebut merupakan anggota (Kloter) 65 Embarkasi Surabaya (SUB 65), Kloter 20 Embarkasi Palembang (PLM 20), dan Kloter 10 Embarkasi Kertajati (KJT 10).

Ketiga jemaah haji tersebut hilang di tempat terpisah, namun sama-sama dalam fase Armina. Hingga kini, sepekan lebih usai puncak haji, ketiganya belum ditemukan.

Kemenag memastikan pencarian akan terus dilakukan terhadap ketiga jemaah haji hilang tersebut. Koordinasi juga terus dilakukan dengan otoritas di Arab Saudi.

Artikel ini menjadi artikel paling diminati pembaca, bersama dengan dua artikel lainnya, yakni fenomena pamer perhiasan sepulang haji dan nasib orang sombong di hari Kiamat.

Sementara, satu artikel lainnya adalah suara dari pimpinan Jemaah Ahmadiyah dunia, soal perpecahan umat Islam yang justru akan memperlemah komunitas muslim dunia.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Identitas dan Kronologi 3 Jemaah Haji Hilang Saat Puncak Haji di Armina

Berbagai permasalahan dalam fase puncak haji di Arafah, Mudzalifah, Mina atau biasa disebut Armina/Armuzana ternyata masih menyisakan masalah. Sebanyak tiga jemaah haji hilang dan hingga kini belum ditemukan.

Ketiga jemaah haji hilang masing-masing berasal dari kelompok terbang (Kloter) 65 Embarkasi Surabaya (SUB 65), Kloter 20 Embarkasi Palembang (PLM 20), dan Kloter 10 Embarkasi Kertajati (KJT 10).

Mengutip laman keislaman NU Online, tiga jamaah haji Indonesia tersebut terpisah dari rombongan saat di Masyair dan hingga kini belum diketahui keberadaannya. Mereka semua adalah jemaah lanjut usia dan tercatat menderita demensia.

Adapun identitas jemaah haji hilang tersebut yakni, Idun Rohim Zen (87) dari Embarkasi Palembang Kloter 20 (PLM 20), Suharja Wardi Ardi (69) dari Embarkasi Kertajati Kloter 10, dan Niron Sunar Suna (77) dari Embarkasi Surabaya Kloter 65 (SUB 65). 

Kendati sama-sama hilang di kawasan Masyair (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), tetapi mereka memiliki cerita awal mula lepas dari rombongan secara berbeda-beda. Fakta ini terungkap dari keterangan ketua kloter masing-masing berdasarkan laporan dari jemaahnya.

Berikut adalah kronologi hilangnya ketiga jemaah haji asal Indonesia tersebut.

Simak Video Pilihan Ini

3 dari 4 halaman

2. Viral Jemaah Haji Pamer Perhiasan Emas, Bagaimana Kondisi Orang Sombong di Hari Kiamat?

Beberapa waktu terakhir, foto dan video jemaah haji yang pamer perhiasan emas terus menjadi perbincangan. Pasalnya, semula perhiasan emas itu disebut berbobot hingga setengah kilogram.

Jika dinilai dengan rupiah, tentu perhiasan emas merupakan angka yang fantastis. Terlebih, perhiasan emas itu, konon, dibeli di Arab Saudi.

Usai menjadi sorotan, belakangan baru terungkap, perhiasan itu imitasi. Beratnya pun tak sampai 0,5 kg, melainkan hanya 180 gram.

Hal ini terkonfirmasi usai Bea Cukai Makassar bergerak dan memeriksa yang bersangkutan. Dari hasil pemeriksaan itu, Bea Cukai pun memastikan bahwa emas yang dikenakan adalah emas palsu atau imitasi. Hal itu dipastikan setelah dilakukan pemeriksaan oleh ahli, dalam hal ini pihak Pegadaian. 

Ihwal emas tersebut bukanlah emas asli, lanjut juga telah diakui oleh si pelaku pamer emas. Saat diinterogasi oleh Bea Cukai Makassar, pemilik mengakui bahwa emas itu adalah imitasi. 

Yang bersangkutan juga menyampaikan bahwa memang benar barang itu dibeli dari luar negeri dan emas imitasi kurang lebih harganya sekitar Rp900 ribu.

Terlepas dari persoalan ini, dalam Islam perilaku pamer harta atau flexing, sangat dilarang. Bahkan, sifat sombong ini akan membuat nasib pelakunya begitu tragis pada hari kiamat. Tak hanya itu, perilaku sombong juga bisa mengganjalnya ke surga.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Perpecahan Antar-sesama Muslim Akan Melemahkan Islam

Pemimpin Dunia Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad bicara tiga peristiwa yang menyasar komunitas muslim saat mengisi khutbah Jumat di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford pada 7 Juli 2023 lalu. Menurutnya, tiga peristiwa yang menjadi sorotan dunia ini dapat diselesaikan dengan bersatunya umat Islam di seluruh dunia. 

Pertama, Hadhrat menyorot soal penindasan terhadap warga Palestina yang masih berlangsung. Menurut Hadhrat, penindasan terhadap warga Palestina telah mencapai tingkat ekstrem. Ketidakadilan yang dihadapi warga Palestina seakan tidak ada yang melindungi atau membimbing mereka. Mereka bisa saja terbebas dari cobaan dan kesengsaraan ini seandainya umat Islam di dunia mau bersatu.

“Kita harus berdoa untuk Palestina. Semoga Allah menciptakan kemudahan dan pertolongan bagi orang-orang yang tertindas. Semoga Allah memberi mereka pemimpin yang memenuhi hak-hak mereka, membimbing mereka dengan benar dan membebaskan mereka dari ketidakadilan yang dilakukan terhadap mereka,” kata Huzur, sapaan akrabnya dikutip dari wartaahmadiyah.org, Selasa (10/7/2023).

Huzur kemudian berbicara tentang insiden pembakaran Al-Qur’an di Swedia. Ia mengatakan, aksi tersebut dilakukan lantaran diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan apapun yang diinginkan termasuk membakar kitab suci umat Islam atas nama kebebasan berekspresi.

“Dengan dalih ini, mereka dengan kejam mempermainkan sentimen umat Islam melalui tindakan balas dendam yang menyebabkan penderitaan mendalam bagi umat Islam,” tuturnya.

Di balik insiden tersebut, Huzur menyayangkan sikap pemerintah muslim atas situasi mengerikan yang dihadapi umat Islam. Menurutnya, perpecahan merekalah yang memungkinkan kekuatan anti-Islam bertindak dengan cara-cara yang tidak dibenarkan.

Selengkapnya baca di sini