Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengatakan, seseorang meninggal husnul khatimah atau su’ul khatimah hanya Allah yang mengetahui. Sebagai hamba-Nya tidak boleh menilai seseorang su’ul khatimah karena sakaratul mautnya yang penuh kesakitan.
“Kalau su'ul khatimah jangan nunjuk ke orang sama sekali. Anda jangan katakan Fulan su'ul khatimah. Anda tidak tahu waktu malaikat mencabutnya dengan rasa sakit yang ia rasa bisa saja dosanya dihapus saat itu,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Buya Yahya, Kamis (13/7/2023).
“Adapun meninggalnya dengan kesakitan bukan berarti dia itu tidak husnul khatimah. Memang sakaratul maut itu sakit. Nabi merasakan sakaratul maut,” lanjut Buya Yahya.
Advertisement
Baca Juga
Buya Yahya berpesan agar selalu berprasangka baik kepada orang yang meninggal. Termasuk kepada orang yang meninggal setelah melakukan maksiat pun harus berhusnudzon.
“Mungkin ada orang mati dalam keadaan maksiat. Apakah Anda tahu bisa jadi di saat dia maksiat dia berdiri, bertaubat, lalu naik motor mati dia. Bisa jadi kok begitu. Selagi dia masih ahli iman sudah cukup seperti itu,” tutur pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon ini.
“Maka jangan menuduh orang lain su’ul khatimah, hati hati itu. Kita tidak tahu apa yang terjadi saat itu,” pesannya.
Adapun husnul khatimah adalah meninggal dalam keadaan Islam. Meninggal seperti ini sudah dijanjikan akan mendapat surga.
Meninggal husnul khatimah adalah dambaan setiap orang Islam. Lantas, bagaimana caranya agar meninggal husnul khatimah?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ingat Allah
Buya Yahya menjelaskan, seseorang akan meninggal seperti kebiasaannya. Jika kebiasaannya mengerjakan amal kebaikan maka akan meninggal saat berbuat kebaikan.
“Makanya, titi jalan kebaikan. Biasakan hidup Anda dengan Allah dan rasul-Nya biarpun kegiatan Anda berkiprah dengan urusan dunia,” ujarnya.
Membiasakan hidup dengan selalu mengingat Allah bukan berarti harus selalu dengan i’tikaf di masjid. Di mana pun selagi bisa menyambutkan hati dengan Allah bisa menjadi jalan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
“Anda bekerja cari duit kelihatannya. Wah lagi ngitung duit. Kelihatannya kerut kening ngitung duit. Rupanya di ujung ngitungnya adalah (berencana) aku ingin segera menyelesaikan masjid di sana, fakir miskin di sana, pesantren di sana. (Saat) mati (akan) mati mulia kok,” jelas Buya Yahya.
Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan, sebab meninggal husnul khatimah banyak disebutkan para ulama. Cara sederhananya adalah membiasakan dengan kebaikan. Ketika berbuat dosa segera minta ampun kepada Allah. Jika demikian, insya Allah akan meninggal husnul khatimah.
“Banyak dosa kita, jangan ditutupi, Allah Maha Tahu. Segera minta ampun kepada Allah. Kemudian melazimi kebaikan-kebaikan. Lisan kita berdzikir. Kalau mati di mana mana pun, kapan pun kita dalam keadaan inget di jalan Allah dan hentikan kemaksiatan,” imbuh Buya Yahya.
Berdasarkan penjelasan Buya Yahya, dapat disimpulkan bahwa para ulama telah menyebutkan sebab-sebab seseorang meninggal husnul khatimah. Namun, yang sederhananya adalah dengan terus berbuat kebaikan, ingat selalu kepada Allah, dan kalau berbuat dosa langsung segera minta ampun kepada-Nya. Wallahu’alam.
Advertisement