Liputan6.com, Jakarta - Puasa tasu'a dan Asyura merupakan puasa sunnah yang dilakukan saat memasuki tahun baru Islam. Puasa sunnah ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan pada bulan Muharram dikarenakan memiliki banyak keutamaan.
Puasa Muharram lebih utama daripada puasa di bulan Sya'ban, seperti yang juga sering disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Baca Juga
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram,” ungkap hadis riwayat muslim seperti disampaikan Abu Hurairah.
Sementara menurut hadis riwayat muslim yang disampaikan Imam Nasai disebutkan bahwa puasa Muharram dilakukan untuk menghapus dosa.
“Sesungguhnya Muharram adalah bulannya Allah yang di dalamnya tepat menjadi hari bertaubat umat Islam atas dosa-dosa yang terdahulu.”
Saksikan Video Pilihan ini:
Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Niat Puasa Tasu'a
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatit Tasu’a lillahi ta’ala
Artinya: ”Aku berniat puasa sunah Tasu’a pada hari ini karena Allah SWT.”
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala
Artinya: ”Aku berniat puasa sunah Asyura karena Allah SWT.”
Advertisement
1. Dapat Menghapus Dosa Setahun yang Lalu
Pada puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Hal tersebut tertuang dalam hadits berikut:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat". (HR Muslim)
2. Puasa Sunnah yang Dimuliakan
Puasa sunnah yang dilakukan pada bulan muharram termasuk puasa Tasu'a dan Asyura merupakan puasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum. Hal tersebut juga diterangkan dalam hadis di bawah ini:
عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)
Diriwayatkan dari al-Bahili: "Aku mendatangi Rasulullah SAW, lalu berkata: Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama. Rasulullah saw bersabda: Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah. Al-Bahili menjawab: Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam. Rasulullah saw bersabda: Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus). Rasulullah SAW bersabda: Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia". (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan lainnya).
Advertisement
3. Puasa Sehari Berpahala Sebulan Penuh
Puasa sehari dalam bulan Muharram baik itu Tasu'a atau Asyura pahalanya sama dengan puasa 30 hari atau satu bulan penuh. Hal tersebut juga tertuang dalam hadis berikut ini:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
Artinya :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah)". (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah], juz II, halaman 70).
4. Puasa Paling Utama Setelah Ramadhan
Dalam hadis riwayat Muslim dijelaskan:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam". (HR Muslim)
Imam al-Qurthubi mengatakan:
“Puasa muharram menjadi puasa yang paling utama karena Muharram merupakan awal tahun baru, maka pembukaannya adalah dengan puasa yang merupakan amal paling utama". (Jalaluddin as-Suyuthi, ad-Dîbâj ‘ala Muslim, [Arab Saudi, Dârubnu ‘Affân, cetakan pertama: 1416 H/1996 M], juz III, halaman 251).
Advertisement
5. Menjadi Pelengkap dan Pembeda dengan Puasa Lain
Puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram dapat dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram dan menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.