Sukses

Cara Membuat Obor Tahun Baru Islam, Muhammadiyah: Pawai Obor Media Dakwah

Menjelang malam pergantian tahun Islam, sebaiknya segala sesuatunya dipersiapkan dengan matang. Acara meriah namun tidak mengabaikan sisi keamananya.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang malam pergantian tahun Islam, 1 Muharram, sebaiknya segala sesuatunya dipersiapkan dengan matang. Acara boleh meriah namun mesti tidak mengabaikan sisi keamananya.

Dalam menyambut Tahun Baru Islam biasanya masyarakat muslim di Indonesia suka mengadakan pawai obor.

Acara pawai obor dalam menyambut Tahun Baru Islam ini biasanya diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga ibu-ibu rumah tangga. Semua bergembira.

Adapun biasanya acara pawai obor ini dilakukan pada malam tahun Baru Islam dengan mengelilingi perkampungan.

Untuk memeriahkan pawai obor di malam tahun baru Islam pertama yang perlu dilakukan tentu membuat obor. Berikut cara membuat obor dari bambu dengan mudah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Cara Membuat Obor untuk Tahun Baru Islam

Berikut cara membuat obor untuk memeriahkan pawai obor Tahun Baru Islam:

Bahan-bahan yang digunakan, bambu, kain tidak terpakai atau sumbu kompor, minyak tanah atau bahan bakar yang aman digunakan.

Langkah-langkah membuat obor,

1. Periksa bambu terlebih dahulu, agar tidak ada yang berlubang atau retak.

2. Kemudian potong bambu usahakan tidak terlalu panjang ataupun pendek, yakni berukuran sekitar 70 - 90 cm.

3. Bambu yang yang dibuat obor harus terdapat dua buku, satu buku sebagai tempat bahan bakar sedangkan satunya untuk dipegang.

4. Isi dengan bahan bakar minyak tanah, atau solar.

5. Kemudian membuat sumbu dengan kain bekas ataupun sumbu kompor.

6. Ini yang tak kalah penting, agar minyak tidak meleber ataupun tidak api membakar bagian atas bambu, berikan sedikit tanah liat sebagai pembatas.

7. Setelah minyak tanah meresap, selanjutnya obor bisa langsung dinyalakan.

Setelah obor dinyalakan, Anda bisa menggunakannya untuk mengikuti pawai obor malam tahun baru Islam.

 

3 dari 3 halaman

Berikut Pandangan Muhammadiyah Mengenai Perayaan Tahun Baru Islam

Sementara mengenai perayaan Malam Tahun Baru Islam, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir dalam salah satu kajiannya menyampaikan bahwa budaya juga merupakan dari media dakwah. Termasuk budaya menyambut Tahun Baru Islam merupakan media dakwah Muhammadiyah.

Tafsir menuturkan, bahwa dalam Islam terdapat dua jenis hari besar, yaitu hari besar secara syariah dan hari besar secara budaya. Terdapat tiga hari besar secara syariah, yaitu hari idul fitri, iduladha, dan hari jumat.

“Sementara hari besar secara budaya itu ada Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), 1 Muharram, 12 Rabiul Awal, 27 Rajab, kemudian 12 Ramadan. Tahun baru hijriah, maulid nabi, kemudian isra’ mi’raj, nuzulul qur’an itu hari besar secara budaya," ungkapnya, dikutip dari muhammadiyah.or.id, Senin (17/7/2023).

Dia juga menjelaskan tentang perbedaan antara keduanya, untuk hari besar secara syariah yang mesti harus diperingati. Sementara untuk hari besar budaya tidak ada ritual tertentu dalam memperingatinya.

“Adanya tentu sebagai media dakwah, setahu saya Muhammadiyah sah ber PHBI sebagai media dakwah, alat untuk dakwah”. Tuturnya.

Menurutnya, mendakwahkan syariah tanpa dukungan budaya tidak lancar. Hemat Tafsir, dakwah membutuhkan empat dukungan meliputi sumber daya manusia, politik atau kekuasaan, ekonomi, dan yang terakhir membutuhkan dukungan kultur atau budaya.

Penulis: Nugroho Purbo