Sukses

Selamat dari Banjir Bandang, di Mana Nabi Nuh AS dan Kaumnya Menetap?

Muharram merupakan bulan istimewa yang menyimpan sejumlah peristiwa berharga dalam sejarah Islam terdahulu. Salah satunya, selamatnya Nabi Nuh AS dan kaum dari terjangan banjir bandang

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Muharram merupakan bulan istimewa yang menyimpan sejumlah peristiwa berharga dalam sejarah Islam terdahulu. Salah satunya, selamatnya Nabi Nuh AS dan kaum dari terjangan banjir bandang

Banjir bandang di masa Nabi Nuh AS merupakan kisah yang cukup populer dalam Islam. Peristiwa dahsyat itu penting dalam sejarah umat manusia.

Nabi Nuh AS merupakan utusan Allah SWT setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Nabi Nuh sendiri adalah cucu dari Nabi Idris.

Sementara, jarak zaman Nabi Adam diutus hingga ke Nabi Nuh adalah 10 abad.

Tentu ada perbedaan tempat di mana keduanya diutus,

أنَّ رجُلاً قال: يا رسولَ اللهِ أنبيٌّ كان آدَمُ؟ قال: نَعم مُكَلَّمٌ، قال: فكم كان بيْنَه وبيْنَ نوحٍ؟ قال: عشَرةُ قُرونٍ

“Seorang pria berkata, ‘Wahai Rasulullah, seorang nabi adalah Adam?’ Dia berkata, ‘Ya,’ dia berkata, ‘Berapa jarak antara dia dan Nuh?’ Dia berkata, ‘Sepuluh abad’.”

Nabi Nuh diutus kepada Bani Rasib. Namun kemudian setelah berdakwah, tidak semua kaumnya taat kepada Allah SWT. Sehingga Allah menurunkan azabnya dengan menumpahkan air bah.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Tempat Bermukim Nabi Nuh AS dan Kaum Setelah Selamat dari Banjir

Hanya Nabi Nuh dan orang-orang yang mengikuti seruannya lah yang selamat dari air bah itu. Mereka diselamatkan setelah menaiki bahtera yang dibuat Nabi Nuh atas perintah Allah.

Bahtera Nuh adalah sarana keselamatan di mana Nuh dan orang-orang yang taat dengannya lolos dari bahaya banjir yang tak terduga. Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh membawa kaum yang taat.

Selain itu, bahtera tersebut juga mengangkut hewan yang berpasang-pasang. Lantas, kemana bahtera itu membawa Nuh dan kaumnya?

Beberapa mengatakan bahwa Nuh dan orang-orangnya kemudian tinggal di Irak Selatan, dan mereka melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka telah menetap di sekitar Kota Kufah di Irak. Kemungkinan lokasi menetap mereka karena menjadi tempat berlabuhnya bahtera yang menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya.

Namun dalam sebuah buku God-Glory and Exalted disebutkan bahwa bahtera tersebut telah berlabuh di Gunung Judi. Adapun dalam kitab taurat disebutkan bahwa tempat berlabuh kapal berada di Gunung Ararat.

Baik dermaga di Judi atau Ararat, keduanya adalah dua tempat yang sangat dekat dengan Irak, yaitu di tempat yang diperkirakan menjadi tempat tinggal nabi Nuh dan pengikutnya.