Sukses

Karut-marut Ponpes Al-Zaytun, Bagaimana Nasib Santri?

Terkait dengan Ponpes Al-Zaytun, Kemenag akan fokus terhadap pemenuhan hak belajar santri

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan saat ini penanganan polemik Pesantren Al-Zaytun ada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).

"Leading sector penanganannya itu ada di Pak Menkopolhukam (Mahfud MD). Dan kami akan menerima pelimpahan seperti apa tugasnya yang diberikan kepada kami," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dikutip dari laman Kemenag, Jumat (28/7/2023).

Yaqut menuturkan, saat ini Pesantren Al-Zaytun sedang berlangsung proses hukum. Karenanya perlu kehati-hatian dalam penanganannya.

Namun, terkait dengan pesantren, Kemenag akan fokus terhadap pemenuhan hak belajar santri. "Kalau nanti terkait dengan pesantrennya, paling penting dalam pandangan Kementerian Agama adalah hak santri dan siswa di sana untuk tetap belajar," kata Menag.

"Itu yang akan kita jaga. Selebihnya itu di luar Kementerian Agama. Kementerian Agama akan concern pada hak santri dan siswa yang ada di Al Zaytun untuk tetap memiliki hak untuk tetap belajar," imbuhnya.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

KBM Tetap Berjalan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Ma'had Al Zaytun berjalan lancar, meskipun berbagai polemik terkait Panji Gumilang tengah melanda institusi tersebut, kata Koordinator Bidang Kurikulum Madrasah Aliyah (MA) Al Zaytun Muhammad Nasir.

"Kami pastikan kurikulum berjalan dengan baik, begitu pula dengan kegiatan belajar mengajar," kata Muhammad Nasir, saat dikonfirmasi di Indramayu, Jawa Barat, Kamis.

Nasir mengatakan proses KBM harus menyatu sebagai program kegiatan santri dan guru harus dilakukan secara menyeluruh, dan tidak boleh diganggu dengan kegiatan apapun.

"Tugas anak-anak semuanya adalah belajar, sedangkan tugas para guru adalah mendidik dan mengajar, tidak boleh diganggu," tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Presiden Organisasi Pelajar Ma'had Al Zaytun Shabrina Tifa Azzahra juga mengaku dirinya dan teman-temannya tidak merasa terganggu dengan adanya polemik tersebut.

Ia menegaskan tidak ada perbedaan apapun dalam kegiatan belajar mengajar yang ada di Ma'had Al Zaytun sebelum dan setelah adanya berbagai polemik tersebut.

"Tugas kami belajar dan berkarya, bukan mengatasi atau menjadikan itu pusat pemikiran untuk memahami berita di luar," kata Shabrina.

Santriwati asal Tangerang, Banten tersebut mengaku dirinya bahagia menjadi seorang santriwati di Ma'had Al Zaytun. Hal tersebut dibuktikannya dengan dirinya yang menimba ilmu di institusi tersebut sejak 2015, atau sejak kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI), hingga kelas XII MA sekarang.

Tim Rembulan