Sukses

Doa Mujarab Menyapih Bayi Bahasa Jawa dan Arab dari KH Bisri Musthofa

Moms, menyapih bayi harus dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Menyapih bayi merupakan proses menghentikan pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan memindahkannya ke makanan atau minuman lain selain ASI.

Liputan6.com, Jakarta - Moms, menyapih bayi harus dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya. Menyapih bayi merupakan proses menghentikan pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan memindahkannya ke makanan atau minuman lain selain ASI.

Sebagian dari kita tentu pernah mengalami kesulitan menyapih bayi. Saat itu terjadi, orangtua kerap tersiksa karena harus berusaha tegar dan kuat hatinya.

Perlu diketahui, pada saatnya, bayi memang harus disapih. Meskipun ASI memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu, ada beberapa manfaat kesehatan bagi bayi ketika disapih dengan benar.

Jika upaya menyapih bayi masih gagal, maka secara bathin kita juga perlu memperkuat diri dengan doa. Berikut ini adalah doa menyapih bayi dari KH Bisri Musthofa, ulama sepuh NU yang lembut dan kenyang pengalaman.

Doa ini berbahasa Jawa dan Arab, menandakan kearifan ayah dari KH Mustofa Bisri ini. Soal kedalaman ilmu, Mbah Bisri adalah penulis yang produktif dan menghasilkan karya monumental, Kitab Tafsir Al Ibriz li Ma’rifah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Doa Menyapih Mujarab Karya KH Bisri Musthofa

Mengutip laduni.id di dalam kearifan khazanah nusantara, bisa ditemukan bahwa banyak Kiai sepuh yang mempunyai doa mujarab dalam menyapih bayi. Terkadang doa ini murni berbahasa Arab, tapi ada juga yang dikombinasikan dengan kearifan lokal berbahasa jawa. Ajaibnya, doa ini mujarab dan bisa berpengaruh baik pada si anak untuk tidak lagi menetek pada ASI ibunya.

Di antara doa menyapih yang mujarab ini terdapat di dalam Kitab Imamuddin, karya KH Bisri Musthofa, Rembang. Doa menyapih yang ditulis oleh Kiai Bisri ini sering diamalkan dan banyak diakui oleh berbagai kalangan sebagai doa yang manjur.

Berikut doa menyapih dari KH Bisri Musthofa:

Bismillahirrahmanirrahim. Cermo ratu, si bayi laliyo duduh susu, elingo sego lan banyu, adem asrep saking Allah Ta’ala, La Ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.

Perlu diperhatikan, setelah doa ini dibaca, kemudian ditiupkan ke makanan yang akan disuapkan kepada bayi yang disapih. Tapi secara lebih spesifik Kiai Bisri menulis keterangan di dalam kitabnya tersebut, agar ditiupkan ke telur atau nasi yang telah disiapkan untuk diberikan kepada si bayi.

Atas kehendak Allah, dan dengan yakin sepenuhnya, Insya Allah bayi tersebut akan berhenti menyusu kepada ibunya dan bisa mengonsumsi makanan biasa sebagaimana layaknya. Wallahu A'lam.

3 dari 3 halaman

Manfaat Menyapih bayi

Ada beberapa manfaat kesehatan bagi bayi ketika disapih dengan benar di antaranya:

Seiring bertambahnya usia, bayi juga mulai mendapatkan kekebalan tubuh dari makanan dan lingkungannya. Proses menyapih membantu meningkatkan kemampuan bayi untuk membangun kekebalan tubuhnya sendiri.

Menyapih juga membantu bayi mengembangkan keterampilan makan dan minum dari berbagai jenis makanan padat dan minuman selain ASI. Ini membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi.

Proses menyapih juga penting untuk kesehatan gigi bayi. ASI bisa meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri yang menyebabkan gigi berlubang (karies). Dengan menyapih, risiko ini bisa dikurangi.

Waktu yang tepat untuk menyapih bayi dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, kesiapan ibu dan bayi, serta preferensi keluarga. Umumnya, ada beberapa pilihan waktu untuk menyapih. Umumnya adalah 6 bulan.

Namun biasanya ada kesulitan bagi ibu atau orang tua dalam proses menyapih ini. Terkadang sering gagal, bahkan sering minta bantuan kiai atau tokoh agama untuk didoakan agar proses sapih ini berhasil.

Penulis: Nugroho Purbo

Â