Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak delapan pekerja terjebak di sumur tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak Selasa malam (26/7/2023). Hingga kini, belum diketahui pasti bagaimana nasib kedelapan pekerja tambang ini.
Tim SAR gabungan hingga Senin (31/7/2023) masih terus berupaya mengevakuasi pekerja tambang yang seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor ini. Akan tetapi, belum ada perkembangan yang menggembirakan.
Evakuasi pekerja tambang emas belum bisa dilakukan karena terkendala debit air yang masih tinggi di sumur 2 galian Bogor, lubang tambang tempat kedelapan pekerja terjebak.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Seksi Operasi Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda Utama mengatakan, debit air di sumur 2 galian bogor tidak kunjung turun signifikan. Dari dari dari rata-rata ketinggian muka air 11 meter hanya turun ke level 14 meter. Akan tetapi, level ketinggian air kembali naik.
Sementara, posisi pekerja diperkirakan berada di kedalaman 50-60 meter. Dia menjelaskan, dalam proses penyedotan air ini, pihaknya juga melibatkan para pekerja tambang yang mengetahui kondisi di dalam lubang.
Hingga hari keenam operasi SAR, Tim SAR gabungan telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan level permukaan air. Salah satunya penyedotan sumur tambang lain di area terdekat. Akan tetap, sumur lain kering sumur 2 Bogor tetap tergenang.
Aliran air di Sungai Tajur juga telah dibendung dan dialihkan ke Sungai Datar. Namun, hasilnya hingga saat ini belum signifikan.
Terlepas dari itu, selain doa keselamatan dan sebagainya, ada baiknya tim SAR dan relawan bencana membaca doa ini. Doa ini dibaca ketika berada di lokasi bencana atau bertemu dengan korban atau keluarga korban bencana.
Simak Video Pilihan Ini:
Doa Relawan Ketika Bertemu Korban atau Keluarganya
Rasulullah bersabda, siapa pun yang melihat orang yang terkena bala, hendaknya mengucapkan doa:
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي عَافَانِي مِمَّا ابْتِلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ البَلَاءُ
Alhamdulillâhilladzi ‘âfânii mimmâ ibtalâka bihi wa faddhalanî ‘alâ katsîrin mimman khalaqa tafdhîlân lam yushibhu dzâlikal balâ’
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari apa yang menimpamu dan memberikan keutamaan kepadaku atas kebanyakan makhluk (jika karunia itu juga diterima) niscaya bala tidak menimpa. (HR At-Tirmidzi).
Sementara Imam Nawawi dalam al-Adkâr mengatakan, para ulama menyarankan, doa ini dibaca secara pelan-pelan (sirr) agar tak menyinggung perasaan orang yang terkena musibah. Kecuali bila yang terkena musibah adalah ahli maksiat, maka boleh agak keras dengan syarat tak menimbulkan mudarat.
Jika dinilai malah merugikan, maka membacanya secara pelan-pelan adalah pilihan terbaik sebagai tata krama.
Doa ini juga bisa dan penting dibaca oleh para relawan bencana, tenaga medis, penolong korban kecelakaan, atau orang yang kebetulan melihat adanya bencana.
Tim Rembulan
Advertisement