Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Muwafiq atau populer dengan sapaan Gus Muwafiq merupakan salah satu penceramah terkenal di Indonesia. Penampilannya identik dengan rambut gondrong.
Baca Juga
Advertisement
Beredar informasi di kalangan masyarakat, Gus Muwafiq gondrong karena tak mempan dipotong. Pendakwah NU kelahiran Lamongan pada 2 Maret 1974 ini disebut sakti.
Informasi ini tak pernah terkonfirmasi kebenarannya, meski beberapa orang meyakini hal tersebut.
Namun, baru-baru ini Gus Muwafiq buka-bukaan mengenai alasannya berambut gondrong. Benarkah karena sakti dan tak mempan dipotong?
Simak Video Pilihan Ini:
Alasan Gus Muwafiq Gondrong
Dalam acara Kick Andy, Gus Muwafiq menjelaskan alasan membiarkan rambutnya gondrong. Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengungkapkan bahwa terakhir ia memotong rambut adalah saat melaksanakan ibadah haji tahun 2023 ini.
"Itu pun hanya beberapa helai sebagai syarat tahallul yang merupakan rukun haji," ucap dia, mengutip laman NU Online, Minggu (6/8/2023).
Gus Muwafiq mengatakan bahwa alasan ia tidak memotong rambutnya karena semasa kecil dulu jika rambutnya dipotong oleh ibunya, ia akan jatuh demam.
“Dulu pokoknya setiap potong langsung demam. Jadi saya itu kaya trauma kalau dipotong. Mesti demam habis itu,” ujar dia.
Setelah itulah ia jarang memotong rambut dan membiarkannya panjang sampai dengan pinggang. Sambil bercanda, ia mengatakan bahwa orang yang rambutnya panjang akan lebih irit karena tak pergi ke salon untuk potong rambut. Ada 2 orang yang biasa memotong rambutnya untuk dirapikan yakni ibu dan istrinya.
Pada kesempatan tersebut ia mengungkapkan juga alasan ia sering berpakaian seadanya. Gus Muwafiq memang sering terlihat hanya mengenakan kaus oblong putih dipadu sarung putih dan peci hitam. Ia juga terlihat unik dan beda dari para public figure yang sering berpakaian resmi dan rapi. Ia sering memakai sandal jepit dan tampil seadanya.
“Orang kalau sudah lihat saya kan lupa baju saya. Yang mau dicari kan sayanya. Bukan bajunya,” ungkap pria yang saat ini tinggal di Sleman Yogyakarta ini.
Advertisement
Saat Gus Muwafiq Ceramah di Istana Negara
Terkait penampilan, Gus Muwafiq mengatakan bahwa ini adalah pilihan setiap orang yang menggambarkan karakter yang berbeda-beda. Ia merasa capek jika harus berpakaian resmi dengan menggunakan berbagai macam aksesori.
Dengan pakaian ciri khasnya ia lebih nyaman melayani para tamu yang jumlahnya mencapai ratusan orang di rumahnya setiap hari.
“Per hari itu ratusan tamu dengan berbagai macam persoalannya,” ungkap alumni Pesantren Bungah Gresik dan Pesantren Bahrul Ulum Jombang yang pernah menjadi asisten Presiden RI KH Abdurrahman Wahid ini.
Dengan banyaknya tamu dan penampilan Gus Muwafiq yang apa adanya seperti itu, ada seorang peneliti dari Amerika yang tinggal di rumahnya selama 2 pekan untuk melakukan penelitian. Peneliti tersebut merasa heran karena ada tokoh yang didatangi dan diikuti banyak orang, namun tidak berpenampilan seperti layaknya para tokoh atau kiai berbusana.
Walaupun berpenampilan seadanya dengan rambut gondrongnya, Gus Muwafiq juga pernah didapuk untuk menjadi penceramah di Istana Negara pada peringatan maulid Nabi Muhammad saw pada tahun 2018. Ia mengatakan bahwa saat datang ke Istana, ia diminta protokoler untuk berpakaian resmi seperti mengenakan jas.
“Tapi begitu saya datang sudah begitu. Masa disuruh pulang (untuk) pakai jas,” ungkapnya.
Ia pun mengaku tidak punya jas dan celana. Yang ia miliki adalah sarung yang jumlahnya cukup banyak dengan warna putih semua.
Tim Rembulan