Sukses

5 Rekomendasi Film Bertema Kemerdekaan, Ungkap Jasa Para Ulama dan Umat Islam

Rekomendasi film kemerdekaan Indonesia bernuansa islami.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk turut merasakan euforia kemerdekaan.

Selain dengan membaca buku sejarah, bisa pula dengan menonton film bertema kemerdekaan.

Dengan menonton film tersebut tentu akan semakin mengingatkan kita dengan sejarah dan heroisme dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Para seniman pun juga sudah mulai memproduksi karya berbentuk audio-visual sehingga pesan yang dibawa lebih dapat diterima dan dirasakan.

Saat ini banyak sekali penayangan film-film bertemakan kemerdekaan Indonesia. Selain menceritakan perjuangan para pahlawan, film-film berikut ini juga mengangkat kisah tentang peran para ulama dan umat Islam dalam memperjuangkan kemerdekan bangsa.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 rekomendasi film bernuansa Islami tentang Kemerdekaan Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 6 halaman

1. Darah dan Doa/The Long March (1950)

Film ini merupakan film Indonesia pertama yang diproduksi setelah kemerdekaan. Hari pertama film tersebut melakukan syuting yaitu 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Film Darah dan Doa disutradarai oleh Usmar Ismail, dan diproduksi oleh Pusat Film Nasional Indonesia (Perfini).

Film ini berlatar belakang perang Kemerdekaan Indonesia, yaitu Long March (Kembalinya) Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Setelah Yogyakarta sebagai ibukota Indonesia saat itu diserang oleh Belanda yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Film ini lebih berfokus kepada Kapten Sudarto.

3 dari 6 halaman

2. Mereka Kembali (1972)

Film ini disutradarai oleh Imam Tantowi, menceritakan tentang perjalanan Long March, yaitu kembalinya Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Jadi akibat perjanjian Renville 18 Januari 1948 mengharuskan Divisi Siliwangi hijrah dari Jawa Barat ke Yogyakarta. Ketika Belanda melanggar perjanjian itu, sesuai dengan instruksi dari Jenderal Soedirman Divisi Siliwangi harus kembali ke Jawa Barat.

Tidak mudah bagi Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, jalan kaki melewati hutan lebat, sungai besar, belum lagi sergapan dari Belanda, dan mereka ikut serta membawa keluarga. Setelah sampai di Jawa Barat, bukan hanya Belanda yang mereka hadapi. Tetapi juga DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).

4 dari 6 halaman

3. Sang Pencerah (2010)

Sang Pencerah adalah film drama biografi karya sutradara Hanung Bramantyo yang tayang dan sukses di bioskop pada 2010 lalu. Film ini mengangkat tokoh ulama besar Indonesia pendiri Muhammadiyah yakni KH Ahmad Dahlan.

Selain berjuang meluruskan Islam di Yogyakarta agar sesuai Al-Qur’an dan Sunnah, KH Ahmad Dahlan berusaha membawa kemajuan pada umat Islam lewat pendidikan dan layanan kesehatan. Namun hal itu tak mudah bagi beliau, sebab harus mendapatkan banyak pertentangan dari berbagai pihak.

KH Ahmad Dahlan adalah salah satu ulama terkemuka di Indonesia yang menjadi panutan banyak masyarakat muslim. Ajaran dan pemikirannya merujuk pada pembaharu Islam, seperti Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afghani.

5 dari 6 halaman

4. Sang Kiai (2013)

Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto ini mengangkat kisah Pahlawan Nasional, Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari.

Film ini berlatar belakang masa pendudukan Jepang, ketika KH Hasyim Asy'ari dipenjara oleh Jepang. Karena dituduh terlibat dalam Peristiwa Cukir dan menolak untuk melakukan seikerei (menghormat kepada Matahari). Kemudian berlatar belakang tercetusnya Resolusi Jihad, terbunuhnya Brigjen Mallaby oleh salah satu santri KH Hasyim Asy'ari.

6 dari 6 halaman

5. Soekarno (2013)

Siapa yang tak kenal sosok Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. Film bertajuk Soekarno itu dirilis pada 11 Desember 2013. sesuai dengan judulnya, film yang dibintangi oleh Ario Bayu itu mengisahkan tentang perjalanan hidup Ir Soekarno.

Selama masa perjuangan, Ir Soekarno terkenal sangat dekat dengan para ulama. Salah satunya A Hassan, yang sudah dianggap sebagai sahabat sekaligus kawan diskusi dan debat. Dia juga dekat dengan Buya Hamka dan merupakan murid HOS Tjokroaminoto.

Semangat Islam Soekarno sangat membara dalam dirinya, terbukti dari rangkaian pidatonya dan setiap keputusan penting berkaitan dengan Indonesia selalu dikonsultasikan kepada Ulama.