Sukses

Top 3 Islami: 12 Tokoh NU Pahlawan Nasional, Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan

Artikel mengenai deretan tokoh NU yang menjadi pejuang kemerdekaan dan menjadi pahlawan nasional menjadi salah satu dari tiga artikel yang menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) telah melewati usia sebad. Dalam rentang 100 tahun terakhir, peran NU tak perlu dipertanyakan lagi.

Banyak sumbangsih NU untuk negeri ini. Itu termasuk pada masa perjuangan meraih kemerdekaan.

bacajuga:Baca Juga](5372721 5373264 5372654)

Banyak tokoh NU yang menjadi pejuang dan menggerakkan santri dan masyarakat umum untuk melawan penjajah. Beberapa di antaranya dianugerahi gelar nasional.

Sementara, masih banyak tokoh NU lainnya yang justru tak mau menonjolkan diri dengan mengungkit jasa-jasanya.

Artikel mengenai deretan tokoh NU yang menjadi pejuang kemerdekaan dan menjadi pahlawan nasional menjadi salah satu dari tiga artikel yang menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com.

Dua artikel lainnya yakni mengenai khutbah Jumat tentang kemerdekaan dan HUT ke-78 RI serta kisah KH Agus Salim permaulkan tokoh PKI, Musso usai disindir kambing.

Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Naskah Khutbah Jumat: Makna Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pada Kamis, 17 Agustus 2023 bangsa Indonesia secara serempak melaksanakan upacara bendera sekaligus memperingati Kemerdekaan RI yang telah memasuki usia 78 tahun. Dan sebelumnya juga digelar aneka kegiatan maupun lomba yang menjadi pengingat betapa istimewanya hari kemerdekaan ini.

Tentu saja, aneka ragam kegiatan peringatan termasuk upacara bendera tidak akan sebanding dengan pengorbanan para pahlawan. Tidak saja mereka tetapi juga perjuangan dan teladan dari para ulama, kyai dan umat terdahulu. 

Mereka tidak semata mengorbankan harta tetapi juga nyawa. Karenanya, saat ini selayaknya kita dapat mengisi kemerdekaan dengan khidmat terbaik.

Melansir dari laman NU Online, berikut naskah khutbah jumat dengan judul “Makna Kemerdekaan 17 Agustus 1945”. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi sarana untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Deretan Ulama NU Pejuang Kemerdekaan RI dari Berbagai Daerah

Nahdlatul Ulama (NU) sudah berdiri satu abad. NU didirikan 19 tahun sebelum hari kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada 1926.

Sepanjang didirikannya NU, organisasi Islam yang kini dipimpin KH Yahya Cholil Staquf ini sudah banyak memberikan kontribusi untuk Tanah Air, baik melalui pendidikan keagamaannya maupun kegiatan-kegiatan sosialnya.

NU juga ikut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat zaman penjajah, Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa hukum membela Tanah Air adalah fardhu’ain bagi setiap muslim, terutama Nahdliyin.

Sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia, NU memiliki banyak ulama hebat dan berpengaruh sejak zaman perjuangan kemerdekaan. Pejuang dari kalangan NU ikut terlibat aktif dalam merumuskan negara.

Mengutip NU Online, berikut deretan ulama NU yang menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia dari berbagai daerah. Tokoh atau ulama yang disebutkan ini telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Kisah Pejuang Kemerdekaan KH Haji Agus Salim, Bikin Malu Tokoh PKI yang Menyebutnya Kambing

Belakangan, tren penyebutan nama-nama binatang muncul dalam khasanah kampanye politik. Political fabel, atau penggunaan hewan sebagai representasi tipikal karakter politisi dan situasi bermunculan dari satu panggung kampanye ke panggung kampanye lain.

Jauh sebelumnya, sindiran-sindiran tentang representasi karakter hewan dalam diri politisi sering disemburkan. Salah satu cerita yang melegenda melibatkan Haji Agus Salim, negarawan besar yang diulas dari laman merdeka.com.

Diceritakan, dalam sebuah rapat Sarekat Islam (SI), Haji Agus Salim saling ejek dengan Musso, tokoh SI yang belakangan menjadi orang penting dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).

Saat itu, SI memang terbelah antara SI Putih dan SI Merah yang berhaluan pada faham-faham komunisme. 

Haji Agus Salim menjadi motor SI Putih, sementara Musso di SI Merah. Pada awalnya Muso memulai ejekan itu ketika berada di podium.

"Saudara saudara, orang yang berjenggot itu seperti apa?" "Kambing!" jawab hadirin."Lalu, orang yang berkumis itu seperti apa""Kucing!" Haji Agus Salim sadar sedang menjadi sasaran ejekan Musso.

Selengkapnya baca di sini