Liputan6.com, Jakarta - Syekh Muhammad Kholil atau Mbah Kholil Bangkalan merupakan ulama terkemuka dari Madura, Jawa Timur. Sosoknya dikenal sebagai mahaguru para kiai Nusantara. Murid-muridnya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Mbah Kholil sangat gigih dalam menimba ilmu agama. Sejak muda ia ia haus akan ilmu, terutama dalam bidang Fikih dan Nahwu. Ia pun belajar ke berbagai ulama di Jawa dan Tanah Suci.
Advertisement
Baca Juga
Mbah Kholil tumbuh menjadi seorang ulama kharismatik. Kehadirannya sangat dihormati terutama oleh masyarakat di daerah Bangkalan, mengingat Mbah Kholil besar di daerah tersebut.
Tak sedikit masyarakat Bangkalan yang meminta pendapat dari Mbah Kholil sebelum memutuskan sesuatu. Bahkan, di antara mereka juga ada yang sowan agar masalah yang dialaminya segera selesai.
Pernah suatu ketika petani timun Bangkalan mengeluh lantaran hasil kebunnya dicuri ketika siap panen. Fenomena ini sering dialami oleh petani timun Bangkalan. Akhirnya mereka bermusyawarah dan memutuskan sowan ke Mbah Kholil.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penangkal dari Mbah Kholil
Ketika petani timun tiba di rumah Mbah Kholil, ulama Bangkalan itu sedang mengajar Jurumiyah, salah satu kitab ilmu Nahwu. Kala itu Mbah Kholil sedang memberikan contoh kalimat susunan fi’il dan fa’il, yaitu Qoma Zaidun yang artinya Zaid berdiri.
“Kiai, akhir-akhir ini ladang timun kami selalu dicuri maling, kami mohon kepada Kiai penangkalnya,” kata petani dengan nada memohon penuh harap,” kata salah seorang petani mengadukan permasalahannya, dikutip dari Laduni.id, Ahad (27/8/2023).
Mbah Kholil acuh tak acuh dengan kedatangan para petani timun itu. Namun akhirnya ia memberikan penangkalnya yang diambil dari pelajaran yang sedang diajarkannya.
“Ya.., karena pengajian ini sampai Qoma Zaidun, ya Qoma Zaidun ini saja pakai sebagai penangkal,” seru Mbah Kholil dengan tegas dan mantap.
Setelah itu, mereka kembali pulang ke rumahnya masing-masing dengan penuh keyakinan akan kemujaraban penangkal dari Mbah Kholil.
Para petani timun kembali ke kebun mereka. Sebuah keanehan terjadi ketika melihat pencuri timun berdiri terus menerus berdiri tidak bisa duduk. Para pencuri ini seperti patung tak bergerak.
Akhirnya pencuri yang selama ini merugikan petani timun kembali bergerak berkat karomah Mbah Kholil. Para pencuri pun menyesal dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Demikian salah satu karomah Mbah Kholil yang diceritakan dari generasi ke generasi. Tentu karomah ini adalah anugerah yang Allah SWT berikan kepada Mbah Kholil. Wallahu’alam.
Advertisement