Sukses

Rais Aam PBNU Ungkap Tanda Kiamat Yaumul Haraj Sudah Terjadi, Ini Maknanya

Salah satu tanda kiamat yang sudah terjadi adalah fenomena Yaumul Haraj. Hal ini diungkapkan oleh KH Miftchul Akhyar, Rais Aam PBNU, di Banyumas, akhir 2022 lalu

Liputan6.com, Jakarta - Bagi umat beragama, hari kiamat adalah keniscayaan. Hari akhir pasti akan tiba meski manusia tidak bisa memastikan kapan waktu pastinya.

Namun begitu, manusia bisa mengetahui tanda-tanda kiamat sudah dekat dari Al-Qur'an maupun hadis.

Salah satunya adalah fenomena Yaumul Haraj. Hal ini diungkapkan oleh KH Miftchul Akhyar, Rais Aam PBNU, di Banyumas, akhir 2022 lalu. 

Kala itu, KH Miftachul Akhyar mengingatkan seluruh warga nahdliyin di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tentang tanda-tanda akan segera datangnya kiamat yang sudah mulai kentara dalam kehidupan sehari-hari.

"Di era saat ini, banyak kejadian-kejadian pertanda semakin dekatnya kiamat," kata KH Miftachul Akhyar, saat memberikan sambutan (taujihad an-nahdliyyah) pada acara pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) VII NU Banyumas di Pondok Pesantren Mamba’ul Ushulil Hikmah, Desa Linggasari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu, 11 Desember 2022, dikutip dari kanal Islami Liputan6.com, Minggu (27/8/2023).

Berdasarkan hadis, era-era seperti sekarang sudah memasuki era yaumul haraj. Makna Yaumul Haraj ada kondisi tak menentu, seperti yang kini tengah terjadi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Era Disrupsi atau Tak Menentu

Menurut dia, hal itu dapat terlihat dengan adanya pembunuhan secara fisik ataupun pembunuhan nonfisik seperti pembunuhan karakter dan sebagainya yang bisa juga terjadi dalam menghadapi persaingan pada konfercab semacam ini.

"Tapi Insyaallah di Banyumas dengan semangat yang sudah ditunjukkan, semua itu (pembunuhan karakter, red.) tidak ada, Insyaallah," kata ulama yang akrab disapa Kiai Miftah itu.

Lebih lanjut, Kiai Miftah mengatakan situasi yaumul haraj yang juga disebut sebagai era disrupsi atau era yang tidak menentu.

Dalam hal ini, kata dia, banyak orang yang langsung datang ke umat tanpa kulo nuwun (minta izin, red.) kepada pimpinannya dan itu datang setiap lima tahun sekali.

"Sudah tidak ada unggah-ungguh (sopan-santun, red.) bagaimana mereka menemui umat. Umat ini ada pimpinannya, tapi nyelonong, dan itu sering terjadi," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu juga memaparkan beberapa tanda-tanda akan segera datangnya kiamat lainnya.

Tim Rembulan