Sukses

Kisah Pedagang yang Baca Istighfar 30 Tahun Tanpa Henti

Bagaimana jadinya, seseorang yang menyesali tindakannya, dan harus membaca istighfar selama 30 tahun

Liputan6.com, Jakarta - Istighfar merupakan salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Istighfar merupakan sebuah amalan yang merujuk kepada permintaan dan pengampunan.

Membaca istighfar secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan menggunakan kalimat “Astagfirullah” memiliki arti “Saya memohon ampunan kepada Allah”.

Pada dasarnya istilah “Astagfirullah” merupakan Bahasa istimewa yang digunakan umat Islam untuk selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus beruusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya.

Umat Islam sering mengucapkannya berulang-ulang sebagai tanda penyesalan dan upaya untuk membersihkan hati mereka dari dosa-dosa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Gara-Gara Mengucapkan Hamdalah

Berikut ini ada kisah seseorang yang membaca istighfar berulang ulang sampai 30 tahun lamanya, dengan harapan diampuni kesalahannya. Padahal ia hanya berucap hamdalah pada suatu kisah.

Mengutip hidayatuna.com, namanya Sirriy Siqthy. Gara-gara mengucapkan hamdalah, ia menangis memohon ampun kepada Allah selama 30 tahun. Ia beristighfar setiap hari, setiap saat, karena menyesali ucapan hamdalah yang pernah keluar dari mulutnya.

Ketika ditanya bagaimana ia bisa berlaku demikian, Sirriy Siqthy menuturkan,

“Saat itu aku punya sebuah toko di Baghdad. Suatu saat aku mendengar berita bahwa pasar Baghdad hangus dilalap api. Toko yang kumiliki berada di dekat pasar tersebut. Aku bersegera pergi ke sana untuk melihat apakah tokoku juga terbakar atau tidak. Seseorang berkata kepadaku, ‘Api tidak sampai di tokomu.’ Aku pun mengucapkan Alhamdulillah.”

“Setelah itu aku berpikir,” kata Sirriy Siqhty melanjutkan ceritanya, “Apakah hanya engkau saja yang berada di dunia ini? Tidakkah ada empat toko lainnya yang terbakar. Tokomu memang tidak terbakar, tetapi toko-toko lainnya terbakar. Ucapan Alhamdulillah berarti berarti bahwa engkau bersyukur api tidak membakar tokomu. Jadi, engkau rela toko orang lain terbakar asalkan tokomu tidak terbakar,".

3 dari 3 halaman

Ketakutan yang Dialami Sirriy Siqhty

Sirriy Siqhty kemudian melanjutkan ucapannya, “Aku berkata lagi pada diriku, ‘Tak adakah barang sedikit rasa sedih atas musibah yang telah menimpa kaum Muslimin, hai Sirriy?

Sirriy Siqhty kemudian mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa melewatkan waktu paginya tanpa memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka tidaklah dia termasuk dari mereka.”

Ketakutan Sirriy Siqhty jika tidak termasuk golongan kaum Muslimin inilah yang menyebabkan ia menangis terus-menerus selama 30 tahun.

Setiap hari Sirriy Siqthy dibayang rasa bersalah tentang betapa nista dirinya karena tak ada belasungkawa kepada saudaranya sesama Muslim yang ditimpa bencana. Ia merasa menyesal karena di saat saudaranya sesama Muslim ditimpa bencana, ia justru mengucapkan Alhamdulillah. Bukan pernyataan belasungkawa. Wallahu A'lam.

Penulis: Nugroho Purbo