Sukses

Gempa Bumi dalam Perspektif Islam: Ayat-ayat dan Hikmah yang Terkandung di Dalamnya

Kita manusia sebagai makhluk yang lemah hendaknya senantiasa mengingat dan berserah diri kepada Allah SWT. Harapan bagi semua tentunya dengan adanya peristiwa gempa bumi belakangan ini maupun musibah lainnya yang telah terjadi dapat dilalui dengan penuh kesabaran dan menjadi sebuah bahan koreksi diri.

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dan warga dunia merasakan duka mendalam atas peristiwa gempa bumi berkekuatan 6,8 magnitudo yang mengguncang negara Maroko dan wilayah sekitarnya. Lebih dari 2.000 orang meninggal dunia dalam musibah ini.

Selain itu, ribuan orang lainnya cedera atau kehilangan rumah tinggal dan terpaksa mengungsi.

Gempa merupkan siklus kebumian yang akan selalu terjadi. Musibah gempa bumi ini juga pernah terjadi di zaman para Nabi.

Dahulu pada masa Khalifah Umar Bin Khattab gempa bumi pernah melanda Madinah dengan guncangan yang dahsyat. Ketika gempa bumi terjadi, Umar berseru: "Wahai bumi, apakah aku berbuat tidak adil?" Bumi pun kembali tenang. Dalam Kitab al-Majalis al-Saniyyah karya Ahmad bin Syekh Hijaz diceritakan, Umar berkata, "Tenanglah. Saya orang yang adil. Jika saya tidak bisa berbuat adil, maka celakalah Umar." Tak lama kemudian bumi menjadi tenang dan tidak pernah ada lagi gempa bumi setelah itu.

Sebagaimana yang harus kita yakini bersama bahwasanya apapun yang terjadi di dunia sudah tercatat dalam Lauhul Mahfudz, demikian juga dengan musibah serta takdir yang dialami setiap orang

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surah Al Hadid ayat 22:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

Mengutip dari berbagai sumber, berikut merupakan beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang peristiwa gempa bumi serta hikmah yang terkandung di dalamnya.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Gempa Bumi

1. Surah Az-Zalzalah ayat 1-2

Dalam Al-Quran Surah Az-Zalzalah ayat 1-2, Allah SWT berfirman tentang gempa bumi.

Surah Az-Zalzalah Ayat 1

اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ

Artinya: “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,”

Surah Az-Zalzalah Ayat 2

وَاَخْرَجَتِ الْاَرْضُ اَثْقَالَهَاۙ

Artinya: “dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,”

2. Surah Al-'Ankabut Ayat 37

Surah Al-Ankabut ayat 37 juga menjelaskan tentang adanya gempa bumi.

فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ ۙ

Artinya: “Mereka mendustakannya (Syuaib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka”.

3. Surah Al-An'am Ayat 65

Surah Al-An'am ayat 65 juga menceritakan adanya azab yang berasal dari langit dan bumi. Azab yang berasal dari bumi ini meliputi gempa bumi.

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ  اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ 

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya)”.

4. Surah Al-A'raf ayat 78

فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ

Artinya: "Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka".

3 dari 3 halaman

Hikmah yang dapat Diambil

1. Musibah dapat terjadi karena ulah manusia 

Artinya, musibah terjadi karena dosa dan perbuatan buruk manusia. Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an:

وَمَاۤ اَصَابَكُمۡ مِّنۡ مُّصِيۡبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِيۡكُمۡ وَيَعۡفُوۡا عَنۡ كَثِيۡرٍؕ 

Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)" (QS. Asy-Syura: 30).

Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah mengampuni sebagian besar dari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat hamba-Nya sebagai satu rahmat besar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya. Sebab kalau tidak, niscaya manusia akan dihancurkan sesuai dengan timbunan dosa yang telah diperbuat mereka. 

2. Musibah mutlak terjadi atas kehendak Allah SWT

Allah menerangkan apa yang menimpa manusia, baik kenikmatan dunia maupun siksa adalah qadha' dan qadar, sesuai kehendak-Nya.

مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ يَهۡدِ قَلۡبَهٗ‌ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ

Artinya: "Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS. At-Taghabun Ayat 11).

3. Musibah bertujuan untuk menempa manusia ketika diberi ujian 

Manusia tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Justru musibah hendaknya menjadikan kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْ لَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (24) }

Kasus gempa bumi bukan hanya terjadi sekarang, melainkan telah terjadi di masa lampau dan mungkin akan terjadi lagi di masa datang. Pengetahuan seperti itu membuka peluang kepada manusia untuk meningkatkan kehati-hatian dan bahkan mendeteksi saat-saat akan terjadinya gempa sebagai upaya menghindari bahaya yang lebih fatal.