Sukses

Top 3 Islami: Tangis Haru Ibu yang Anaknya Masuk Islam Dituntun Gus Iqdam hingga Amalan dan Doa Rebo Wekasan

Kisah ibu yang menangis terharu karena anaknya membaca dua kalimat syahadat atau masuk Islam dengan tuntunan Gus Iqdam hingga Rebo Wekasan menurut Buya Yahya dan Mbah Moen jadi Top 3 Islami

Liputan6.com, Jakarta - Hati ibu mana yang tak bahagia melihat anaknya masuk Islam. Bahagia dan haru bercampur menjadi satu. Sukar dideskripsikan.

Barangkali, seperti itulah perasaan ibunda Ferdinandus Setiawan atau Ferdi. Anaknya membaca dua kalimat syahadat dituntun Gus Iqdam.

Kisah bahagia nan mengharukan ibunda yang anaknya mualaf ini menjadi salah satu dari tiga artikel yang paling menyedot perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Selasa (12/9/2023).

Dua artikel lain yang tak kalah menyita perhatian adalah pengertian atau makna hingga amalan dan doa Rebo Wekasan menurut Buya Yahya.

Almaghfurlah KH Maimoen Zubir atau Mbah Moen juga menjelaskan soal riwayat Rebo wekasan dan amalan yang bisa dilakukan.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Tangis Haru Ibu Ferdi Pecah Saat Gus Iqdam Tuntun Syahadat Anaknya

Tangis seorang ibu pecah seketika saat Agus Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam mengislamkan anaknya.

Pimpinan Majelis Sabilu Taubah mengislamkan Ferdinandus Setiawan atau Ferdi, saat pelaksanaan pengajian, seperti yang tersiar di channel YouTube Adara ST, yang diunggah 11 September 2023.

Secara langsung, pengasuh Majelis Sabilu Taubah itu menuntun Ferdi mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dalam tayangan tersebut, Gus Iqdam minta persaksian puluhan ribu jamaah yang hadir karena ada saudara yang hendak masuk agama Islam.

Seperti biasa Gus Iqdam menggunakan bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan Jawa, yang intinya, ia meminta persaksian jamaah yang hadir karena ada seorang yang hendak 'log in' meminjam istilah Habib Jafar.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Tradisi Rebo Wekasan Apakah Ajaran Rasulullah SAW? Ini Kata Buya Yahya

Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir bulan Safar diyakini oleh sebagian umat Islam sebagai hari yang menakutkan. Pada hari tersebut Allah akan menurunkan bencana dan dengan tradisi Rebo Wekasan adalah upaya untuk menolak bala tersebut.

Terkait Rebo Wekasan, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif berpendapat bahwa perayaan Rebo Wekasan tidak ada petunjuk langsung dari Rasulullah SAW.

Menurutnya, tradisi Rebo Wekasan didasari dari cerita orang-orang saleh yang mendapat ilham bahwa pada Rabu terakhir Safar akan turun penyakit. Untuk menghindarinya, maka memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dan dilindungi dari penyakit tersebut.

“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuma kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya menuturkan, orang saleh yang mendapat ilham boleh dipercaya dengan catatan tidak bertentangan ajaran nabi. Adapun bila ada yang tidak percaya ilham tersebut, maka jangan dicaci maki.

“Misalnya bersedekah atau salat hajat agar dijauhkan dari malapetaka, maka mengikuti ilham selagi itu tidak bertentangan syariat itu boleh,” Buya Yahya mencontohkan.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Makna Rebo Wekasan 13 September 2023, Sejarah dan Amalannya Menurut Mbah Moen

Kita sudah memasuki pekan terakhir bulan Safar dan segera beranjak ke bulan Rabiul Awal. Tanggal 1 Rabiul Awal jatuh pada Sabtu (16/9/2023).

Pada akhir Safar, ada momen yang cukup populer di Indonesia, yakni Rebo Wekasan. Dalam pengertian sederhana, Rebo wekasan adalah Rabu terakhir pada bulan Safar.

Tahun 2023 ini, Rabu Wekasan jatuh pada tanggal 27 pasaran Pahing, dalam kalender Jawa Islam.

Lantas, apakah ada yang spesial dengan Rebo Wekasan?  

Mengutip kanal Islami Liputan6.com, ulama kharismatik asal Rembang KH Maemoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen membeberkan perihal Rebo Wekasan yang identik dengan bala dan bencana ini erat kaitannya dengan penciptaan bumi dan kekuatannya.

“Allah menciptakan bumi selama 2 hari, yaitu Ahad dan Senin. Menciptakan langit selama 2 hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at,” terang Mbah Moen sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Jagad Nusantara, Rabu (21/09/22).

Sedangkan perihal penciptaan kekuatan bumi itu terjadi pada hari Selasa dan Rabu.

“Kemudian Allah (menciptakan) kekuatan bumi dalam 2 hari, yaitu hari Selasa dan Rabu,” imbuhnya, dikutip Selasa (12/9/2023).

Selengkapnya baca di sini