Sukses

150 Warga Taiwan Mualaf dengan Bimbingan LDNU dalam Jangka 18 Bulan

"Setelah kita mendirikan LDNU itu ada 150 mualaf selama 18 bulan, pelaksanaan mualaf dilakukan di seluruh mushola dan sekretariat Ranting NU di seluruh Taiwan," ujar Didik

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan memfasilitasi sebanyak 150 warga setempat menjadi mualaf selama 18 bulan, Maret 2022-Agustus 2023.

Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan Didik Purwanto di Taipei, pelaksanaan pembacaan dua kalimat syahadat dilakukan di seluruh mushola dan sekretariat ranting NU di seluruh Taiwan.

"Setelah kita mendirikan LDNU itu ada 150 mualaf selama 18 bulan, pelaksanaan mualaf dilakukan di seluruh mushola dan sekretariat Ranting NU di seluruh Taiwan," ujar Didik, dalam keterangannya dikutip dari laman NU Online, Rabu (13/9/2023).

Dia menjelaskan, semangat dakwah NU di Taiwan mengedepankan prinsip membersamai alih-alih menghukumi sebagai upaya NU Taiwan dalam menjembatani pribumi untuk memeluk Islam.

"Spirit yang kita bawa dan bangun untuk membersamai tidak semangat untuk menghukumi, karena suatu saat nanti yang akan mendukung kita adalah orang lokal Taiwan. Kita setelah habis kontrak pasti akan pulang ke Indonesia, siapa yang bisa melanjutkan perjuangan NU di Taiwan? Ya orang orang Taiwan itu sendiri dengan anak keturunannya kelak," ucap dia.

Didik menambahkan bahwa NU Taiwan telah melakukan koordinasi dengan 12 ranting guna mengintegrasikan seluruh data mualaf dari tiap-tiap ranting. Ia menyebut, prosesi pengislaman mualaf oleh PCINU Taiwan tidak hanya berhenti pada syahadat semata.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bimbingan Pelajaran Islam

Setelah mualaf itu, pihaknya juga akan memberikan bimbingan dan pengajaran agama. Belajar agama Islam mulai dari hal yang paling dasar yakni akidah hingga praktik ibadah.

"Ini potensinya sangat besar dan ke depan saya merancang tidak cukup di situ. Mereka harus dijadikan menjadi satu jamaah atau lembaga sehingga mereka saling membantu dan berbagi ilmu. Contoh kasus, jika mereka meninggal dunia dipanggil oleh Allah swt, mereka bisa saling membantu, karena budaya di sini ketika meninggal maka dikremasi sedangkan pemakaman Islam itu mahal. Jadi, bagi Muslim lain yang kurang mampu bisa saling membantu. Ini muslim harus terkoneksi, biar mereka tidak berpikir sendiri, itulah gunanya sinkronisasi data" paparnya.

"Latar belakang mualaf itu tidak bisa ditebak, ada yang mau menikah dengan orang Muslim Indonesia, tapi saya juga menemukan orang mualaf gara-gara melihat orang sujud dalam satu orkestra yang bagus ketika Idul Fitri.

Salah satu contoh, lanjutnya, terjadi di Taipei ketika pelaksanaan shalat Idul Fitri tahun 2023 yang diikuti oleh 15 ribu jamaah dan dibagi 6 kloter. Ia bercerita, ketika imam sujud makmum juga ikut sujud, di saat itu ada orang Taiwan yang melihat dan terketuk hatinya.

"Ada juga seorang mahasiswa yang kuliah di bidang sosial, melakukan penelitian sudah mengenakan mukena belajar shalat tapi sampai sekarang belum Islam. Jadi, pintu hidayah itu berbeda-beda," jabarnya.

Maka itu, besar ia berharap LDNU PCINU Taiwan bisa melakukan terobosan-terobosan baru agar dakwah dapat menyasar semua kalangan dengan berbagai pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.