Sukses

Mimpi Anaknya Digendong Gus Iqdam, Roberto 'Log In' Masuk Islam

Begini kisah Roberto yang masuk Islam, berkat anak sakit yang digendong Gus Iqdam

Liputan6.com, Jakarta - Kisah haru datang lagi dari pengajian rutin Sabilu Taubah asuhan mubaligh muda Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam Blitar Jawa Timur.

Kali ini tamu Gus Iqdam yang spesial bernama Robertus Setyo Darsono atau disapa Roberto, pria asal Kota Tembakau, Temanggung, Jawa Tengah.

Kedatangannya ke Blitar sengaja dipaksakan. Dia ingin bertemu Gus Iqdam, lantaran anaknya dalam kondisi sakit, dan mendapat petunjuk melalui mimpi, bahwa malamnya bermimpi anaknya yang bernama Hari Agung Prabowo digendong Gus Iqdam.

Tak hanya itu, dirinya juga berniat 'log in' masuk Islam, atau mualaf.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 6 halaman

Nekat Bawa Sepeda Motor ke Blitar Demi Ketemu Gus Iqdam

Dari akun TikTok @sulaimanallutfi, Roberto yang mengenakan kaus hitam dan topi rimba berwarna hitam awalnya bercerita tentang jatidirinya yang bekerja di salah satu (Sekretariat Daerah) Setda, tidak disebut kabupatennya.

Dirinya yang beragama Kristen ini mengaku ke kantor hanya pamitan sebentar. Semula, tidak diperbolehkan.

Namun akhirnya dirinya memaksa untuk gas ke Blitar menggunakan kendaraan roda dua. Dari tempatnya bekerja jam sembilan pagi, sampai Blitar jam empat sore.

"Ini pertamakali ke Sabilu Taubah, sudah diniati datang ke Sabilu Taubah, meski mendapat larangan dari atasan, tetap nekat motoran dari jam 9 pagi, sampai Blitar jam 4 sore, Sus," kata Roberto.

Dalam dialog dengan Gus Iqdam itu, ia berkisah, saat ini anaknya yang berusia 3,5 tahun bernama Hari Agung Prabowo dalam kondisi panas dan demam.

 

3 dari 6 halaman

Mimpi Anaknya Digendong Gus Iqdam

Dalam kondisi seperti itu, dirinya bermimpi jika anaknya yang sakit tersebut digendong oleh Gus Iqdam.

"Dalam mimpi saya, anak saya digendong Gus Iqdam," katanya.

Tak berselang lama, Gus Iqdam mendoakan agar Hari Agung Prabowo diberikan kesehatan, diangkat penyakitnya, dan diberi umur yang barokah. Doa tersebut diamini puluhan ribu jemaah yang hadir.

Usai doa singkat tersebut, Gus Iqdam meminta seluruh jamaah membaca surat Al-Fatihah untuk kesembuhan anak Roberto.

4 dari 6 halaman

Ternyata Roberto Sebelumnya 'Garangan'

Dalam kisah tersebut juga terungkap jika sebelumnya Roberto adalah 'garangan' yang terbiasa konsumsi pil koplo, sabu, juga minuman keras. Namun itu bagian masa lalunya yang kini sudah mulai ditinggalkan.

Dirinya sebagai 'garangan' bukan tanpa alasan. Banyaknya cobaan hidup yang menimpa dirinya membuat dirinya mencari pelarian, mulai dari ayah yang sakit dan meninggal di luar Pulau Jawa, Kalimantan tepatnya. Ibu yang juga sakit-sakitan.

Bahkan beratnya kehidupan yang ia pikul sampai -sampai saat momen sakral yaitu menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) dirinya dalam kondisi mabuk berat.

"Nikah saja saya mabuk berat, Gus. Saat menikah bapak meninggal di Kalimantan, Gus," dia mengisahkan.

5 dari 6 halaman

Roberto 'Log In' Masuk Islam

Tiba-tiba di tengah obrolan yang asyik, Roberto mengungkapkan ingin masuk Islam.

Dalam akun TikTok @putri.supiyan, Gus Iqdam menanyakan kemantapan Roberto saat hendak mualaf.

"Sudah mantap? ikhlas masuk Islam lillahi ta'ala?," tanya Gus Iqdam.

"Mantap gus, Ikhlas gus," jawab Roberto.

Sejurus kemudian Roberto menirukan mulai dari bacaan basmallah, syahadat, hingga arti dua kalimat syahadat.

 

6 dari 6 halaman

Nama yang Indah Dipadu Penampilan Ahmad Robert yang Tampan

Usai ikrar dan doa di hadapan jemaah Sabilu Taubah, Gus Iqdam menghadiahkan sebuah nama yang keren, yaitu Ahmad, disambung dengan nama aslinya Ahmad Robert Setyo Darsono.

"Nama aslinya dtambahi Ahmad, jadi Ahmad Robert," ujar Gus Iqdam

Suami Ning Nila Lirboyo ini meminta Robert menjadi muslim yang taat dan diminta sering ke markas ST Pusat Blitar. Maka lengkaplah keluarganya beragama Islam, setelah istri dan anaknya yang sudah Islam.

Di akhir kisah, penampilan Ahmad Robert menjadi semakin tampan, dengan tutup kepala tak lagi topi rimba, melainkan kopiah hitam dan sorban putih, yang dihadiahkan oleh jemaah.

Tak hanya itu, Gus Iqdam pun memberikan beberapa lembar pecahan Rp100.000 dan berbagai macam barang lainnya.

Penulis: Nugroho Purbo