Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tanda datangnya kiamat adalah keluarnya Dajjal. Makhluk terkutuk itu akan memorakporandakan dunia dengan fitnah.
Dajjal diriwayatkan akan menebar teror ke seluruh penjuru dunia menjelang hari kiamat. Tak ada sejengkalpun tanah yang lolos dari angkara murkanya, terkecuali dua kota suci, Makkah dan Madinah.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai umat Islam, salah satu harapan dan doa kita adalah terhindar dari fitnah Dajjal. Terhindar dari siksanya dan selamat hingga akhirat.
Tiap orang takut dengan Dajjal, tak terkecuali umat Islam. Namun, ketakutan ini boleh jadi akan sirna atau setidaknya banyak berkurang jauh jika kita tahu amalan-amalan yang bisa menghindarkan dari fitnah Dajjal.
Ternyata, ada amalan Jumat yang membuat kita bebas dari siksa dan fitnah Dajjal. Berikut ini adalah amalan yang bisa dilakukan pada hari Jumat agar kita terhindar dari fitnah Dajjal.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Membaca Sholawat
Sementara itu, diketahui bahwa hari Jumat merupakan waktu istimewa, dan dipandang sebagai sayyidul-ayyam atau penghulu hari. Karena itu terdapat anjuran untuk meningkatkan dan memperbanyak amal dan ibadah. Misalnya, meningkatkan bacaan sholawat Nabi, bersedekah, dan lain-lain.
Imam Syafii, terkait anjuran memperbanyak membaca sholawat kepada baginda Rasulullah SAW pada hari Jumat telah meriwayatkan hadis. Di samping itu juga menganjurkan membaca surat Al-Kahfi pada hari maupun malam Jumat karena memang terdapat anjurannya.
(قَالَ الشَّافِعِيُّ) أَخْبَرَنَا إبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنُ مَعْمَرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ وُقِيَ فِتْنَةَ الدَّجَّالِ. ( قال الشَّافِعِيُّ ) وَأُحِبُّ كَثْرَةَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي كُلِّ حَالٍ وَأَنَا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتِهَا أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا وَأُحِبُّ قِرَاءَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَهَا لِمَا جَاءَ فِيهَا
Artinya: Imam Syafii berkata, telah mengkhabarkan kepadaku Ibrahim bin Muhammad, ia berkata telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abdurrahman bin Ma’mar bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat. Beliau juga berkata: Dan telah sampai kepadaku riwayat yang mengatakan bahwa barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka ia dilindungi dari fitnahnya Dajjal. Selanjutnya beliau mengatakan: Bahwa saya menyukai banyak-banyak membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam setiap keadaan, sedang pada hari Jumat saya lebih menyukainya (dengan memperbanyak lagi membaca shalawat), begitu juga saya suka membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat dan siangnya karena adanya riwayat dalam hal ini. (Muhammad Idris asy-Syafi’i, Al-Umm, Bairut-Dar al-Ma’rifah, 1393 H, juz, 1, halaman: 207).
Dari penjelasan Imam Syafii tersebut, maka hukum membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat atau hari Jumat itu adalah sunah. Sebab, terdapat riwayat yang mengatakan bahwa: Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka akan dilindungi dari fitnahnya Dajjal.
Advertisement
2. Membaca Surat Al-Kahfi
Mengutip laman NU, membaca surat Al-Kahfi bisa melindungi kita dari fitnah Dajjal sebagaimana riwayat yang dikemukan oleh Imam Syafi’i di atas. Di samping itu hari Jumat merupakan hari yang luar biasa karena ada beberapa peristiwa penting terjadi, seperti diciptakannya Nabi Adam as.'
Begitu juga peristiwa di masukkannya beliau dan dikeluarkannya dari surga itu terjadi pada hari Jumat. Dan yang paling menggetaran adalah kelak hari kiamat jatuh pada hari Jumat sebagaimana riwayat yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim sebagai berikut:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: Sebaik-baiknya hari di mana sang surya menyinarinya adalah hari Jumat. Pada hari Jumat Nabi Adam 'Alaihis Salam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak terjadi kecuali pada hari Jumat. (HR Muslim).
Dari sini saja kita sudah bisa memahami hubungan antara membaca surat Al-Kahfi dengan hari Jumat, atau hikmahnya.
Singkatnya adalah kiamat jatuh pada hari Jumat, demikian sebagaimana bunyi riwayatnya. Karenanya, hari Jumat diidentikkan dengan hari kiamat.
Sebab, hari Jumat itu sendiri mengandung pengertian berkumpulnya makhluk seperti kiamat di mana seluruh makhluk dikumpulkan.
Hikmah Membaca Surat Al-Kahfi pada Hari Jumat
Sedang dalam surat Al-Kahfi terdapat gambaran mengenai menakutkannya hari kiamat (ahwal al-qiyamah). Misalnya pada ayat berikut ini:
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
Artinya: Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau melihat bumi rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (QS Al-Kahfi: 47).
وَالْحِكْمَةُ مِنْ قِرَاءَتِهَا أَنَّ السَّاعَةَ تَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، كَمَا ثَبَتَ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ، وَالْجُمُعَةُ مُشَبَّهَةٌ بِهَا لِمَا فِيهَا مِنِ اجْتِمَاعِ الْخَلْقِ، وَفِي الْكَهْفِ ذِكْرُ أَهْوَالِ الْقِيَامَةِ
Artinya: Hikmah membaca surat Al-Kahfi adalah bahwa hari kiamat jatuh pada hari Jumat sebagaimana riwayat yang terdalam dalam kitab Shahih Muslim. Dan hari Jumat itu diserupakan dengan hari kiamat karena di dalamnya terdapat perkumpulan makhluk, sedang di dalam surat Al-Kahfi digambarkan mengenai pelbagai keadaan kiamat yang sangat menyeramkan. (Lihat: Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damaskus-Dar al-Fikr, cet ke-12, juz, 4, halaman: 461).
Dengan sejumlah keterangan tersebut, sudah seharusnya umat Islam khususnya warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin menyempatkan membaca surat Al-Kahfi di hari istimewa ini. Besar harapan banyak pertolongan yang akan diberikan Allah kepada mereka yang istikamah membaca surat Al-Kahfi, termasuk membaca surat Yasin sebagaimana keterangan sebelumnya. Wallahu a’lam.
Tim Rembulan
Advertisement