Liputan6.com, Jakarta - Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW bukan hanya seorang rasul, melainkan berkah untuk semua alam.
Merayakan Maulid Nabi merupakan salah satu cara mengungkapkan kebahagiaan rahmat Allah SWT kepada umat manusia.
Baca Juga
Ada berbagai tradisi perayaan maulid Nabi di berbagai wilayah Indonesia. Seluruhnya mengagungkan Allah dan Rasul-Nya.
Advertisement
Mengutip laman NU, menurut ulama, ada beberapa keutamaan merayakan Maulid Nabi, seperti diulas oleh Zainuddin Lubis, pegiat kajian Tafsir, tinggal di Ciputat:
1. Dikumpulkan dengan Para Syuhada di Akhirat
Pertama, orang yang merayakan maulid kelak akan dikumpulkan dengan para syuhada dan orang yang shalih di akhirat. Penjelasan ini dikatakan oleh Imam Yafi’i, sebagaimana dinukil dalam kitab I‘anatut Thalibin, juz III halaman 365, bahwa orang yang memperingati Maulid Nabi akan mendapatkan pahala yang besar, bahkan bisa sampai ke surga.
وقال الامام اليافعي اليمنى: من جمع لمولد النبي (ص) إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءة مولد الرسول بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم
Artinya; Imam Yafi'i berkata, “Orang yang mengumpulkan saudara-saudara untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyediakan makanan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan, dan menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat bersama orang-orang yang shalih dan berada di surga.” Penjelasan Imam Yafi'i –ulama besar yang hidup pada masanya-, menerangkan bahwa membaca Maulid Nabi Muhammad SAW adalah suatu amalan yang mulia. Siapa pun orang yang mengumpulkan manusia untuk membaca Maulid Nabi, disertai menyediakan makanan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan, dan menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat bersama orang-orang yang shalih dan berada di surga.
Simak Video Pilihan Ini:
2. Anugerah Surga
Orang yang merayakan maulid Nabi akan kelak akan dianugerahkan surga dari Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sirri al-Saqati bahwa orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan niat ikhlas dan kecintaan semata pada Nabi Muhammad, maka ia telah menuju ke taman surga.
وقال السري السقطي من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة الرسول وقد قال عليه السلام من أحبني كان معي في الجنة
Artinya; Sirri al-Saqati berkata, “Orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, maka ia telah menuju ke taman surga. Karena ia tidak menuju ke tempat itu kecuali karena cinta kepada Nabi. Dan Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.”
3. Ampunan dari Siksa Kubur
mendapatkan ampunan dari siksa kubur dan meninggal dalam keadaan iman. Ulama sepakat bahwa Abu Lahab diringankan siksanya setiap hari Senin karena ia pernah bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Hal ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari. Bersumber dari riwayat Urwah bin Zubair, bahwa ketika Abu Lahab meninggal, ia didatangi oleh salah seorang keluarganya dalam mimpi dan ditanyai tentang keadaannya.
Abu Lahab menjawab, “Aku diringankan siksaku setiap hari Senin karena aku pernah membebaskan budak wanita bernama Tsuwaibah yang telah menyusui Nabi Muhammad SAW. Hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan Nabi Muhammad SAW sangatlah besar, sehingga bahkan orang yang tidak beriman kepadanya pun dapat merasakannya. Maka, bagaimanakah dengan seorang muslim yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam? Tentulah ia akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih besar.
ورحم الله القائل، وهو حافظ الشام شمس الدين محمد بن ناصر، حيث قال: إذا كان هذا كافرا جاء ذمه وتبت يداه في الجحيم مخلدا أتى أنه في يوم الإثنين دائما يخفف عنه للسرور بأحمد فما الظن بالعبد الذي كان عمره بأحمد مسرورا ومات موحدا.
Artinya; Hafidz Syam Syekh Muhammad bin Nasr, beliau berkata: "Jika orang seperti Abu Lahab saja, yang jelas-jelas tercela dan kekal di neraka, setiap hari Senin diringankan siksanya karena ia bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, maka bagaimanakah dengan hamba yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam?” Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa kemuliaan Nabi Muhammad SAW sangatlah besar, bahkan orang yang tidak beriman kepadanya pun dapat merasakannya. Maka, seorang muslim yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam, tentulah akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih besar.
Tim Rembulan
Advertisement