Sukses

Mengenal Kakek Gus Iqdam dan Kisah Tirakat Puasa Selama 7 Tahun

Kehebatan dan popularitasnya yang ia peroleh tidak melalui cara-cara instan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya ialah kakeknya yang merupakan seorang ulama besar dan gemar tirakat

Liputan6.com, Blitar - Gus Iqdam menjadi idola baru dalam dunia dakwah tanah air. Sebelumnya, muncul nama Gus Baha, Gus Miftah, Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Abdus Somad dan lain sebagainya yang hingga kini juga masih menjadi idola.

Faktanya, pengajian-pengajiannya selalu dihadiri ribuan jamaah.

Hal ini juga berlaku bagi Gus Iqdam. Meskipun awal berdirinya Majlis Ta’lim Sabilu Taubah ini hanya berjumlah 7 orang jamaah, namun kini jumlahnya telah mencapai ribuan.

Ini membuktikan bahwa Gus yang mempopulerkan istilah ‘dekengane pusat’ dan ‘garangan’ ini memiliki magnet yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia.

Tentunya kehebatan dan popularitasnya yang ia peroleh tidak melalui cara-cara instan. Banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhinya.

Salah satunya ialah kakeknya yang merupakan seorang ulama besar dan gemar tirakat. Lalu siapa kakek Gus Iqdam dan tirakat apa yang ia lakukan? Tulisan ini akan menguraikan profil KH Zubaidi Abdul Ghofur.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Nama dan Riwayat Pengembaraan Intelektualnya  

Nama kakek Gus Iqdam yaitu KH Zubaidi Abdul Ghofur atau populer dengan sebutan Mbah Yai Bad. Beliau lahir dari pasangan suami istri Kyai Abdul Ghofur dan Nyai Khodijah. Mbah Yai Bad merupakan pendiri Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam mantenan, Blitar. Mbah yai Bad memperoleh pendidikan dari ayahnya di lingkungan pesantren. Demikian halnya dengan saudara-saudaranya. 

Tidak hanya belajar pendidikan agama Islam dari ayahnya, Mbah Bad juga memperdalam pengetahuan agama di beberapa pesantren. Pertama kali beliau mondok di Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo selama 3 tahun. Kemudian melanjutkan ke pondok pesantren Termas Rejosari Kabupaten Pacitan selama 7 tahun.

Beliau mengakhiri pengembaraan intelektualnya di pondok pesantren Jampes Camping Rejo Kediri. Di pesantren ini beliau menimba ilmu pengetahuan selama 7 tahun. Haus akan ilmu pengetahuan agama menyebabkan beliau setamat dari pesantren masih menyempatkan dirinya untuk thalabul ilmi.

Beliau aktif mengikuti pengajian kilatan di berbagai pesantren yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Adapun pesantren yang beliau kunjungi untuk pengajian kilatan seperti pondok Mojosari Nganjuk dan pesantren yang diasuh oleh Syekh Hamid.

3 dari 4 halaman

Menikah dan Lika-Liku Rumah Tangganya

Beliau menikah di usia yang boleh dibilang sudah tua, yakni sekitar 40 tahun. Usai menikah Mbah Bad juga merasakan lika-liku dan perjuangan dalam rumah tangganya. Sebab ketika menikah beliau belum memiliki rumah.

Waktu awal-awal menikah, karena belum punya rumah karena lokasi kamar di pondok Putra terpaksa istrinya kalau akan masuk kamar menunggu di saat akan petang sambil krukupan sarung.

Lokasi kamar Mbah Bad ada di pondok putra. Sejak masih muda tinggal di kamar salah satu Pondok Lirboyo.

Di situlah biasanya beliau menemui para tamu-tamunya. Sebab, meskipun masih lajang, sudah banyak tamu-tamu yang sowan meminta barokahnya.

4 dari 4 halaman

Tirakat Puasa Selama 7 Tahun

Berdasarkan cerita yang beredar, KH Zubaidi Abdul Ghofur lama menjalani tirakat puasa. Menurut cerita, perut beliau ini sangat kecil sebab tirakat yang dijalaninya. Beliau berpuasa dan berbuka tidak makan nasi. Ini dilakukannya selama 7 tahun. Beliau menjalani puasa ini atas izin ayahnya (KH. Abdul Ghofur) yang sebelumnya beliau memiliki keinginan menjalankan tirakat tadi.

Demikianlah kisah singkat kakek Gus Iqdam sebagaimana disarikan dari tayangan akun YouTube Manah Salim, Rabu (4/10/2023).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul