Sukses

Aksi Nekat Bu Sudarmi, Minta Tambahan Sangu ke Gus Iqdam Gara-Gara Ini

Mengupas sisi unik dan menarik jamaah Gus Iqdam tidak akan pernah ada habisnya. Selalu saja ada sisi menarik untuk dibahas. Memang jamaah Gus iqdam terkenal banyak yang unik dan menarik. Bahkan juga banyak yang bertingkah kocak.

Liputan6.com, Cilacap - Selalu ada sisi unik dan menarik dari jemaah Gus Iqdam. Hal ini yang tentu saja banyak menyita perhatian publik.

Jemaah Gus Iqdam memang berasal dari kalangan beragam. Bahkan juga banyak yang bertingkah kocak.

Keunikan-keunikan yang itu tentunya menambah suasana pengajiannya menjadi begitu mengasyikan. Tidak tegang dan juga tidak membosankan.

Selain tampan, sikap Gus Iqdam yang bersahabat menjadi daya tarik tersendiri bagi para jamaahnya sehingga membuat mereka tidak sungkan mengutarakan masalahnya.

Misalnya, Bu Sudarmi. Jemaah asal Termas Pacitan ini yang rela menunggu dari Subuh untuk bisa melihat sosok panutannya dari dekat dan mengikuti pengajiannya.

Bahkan tanpa rasa canggung sedikitpun, dia meminta tambahan uang saku kepada Gus Iqdam karena uang saku yang diberikan masih kurang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Berangkat Jam 1 Malam

Kecintaannya kepada Gus Iqdam membuat Bu Sudarmi dan teman-temannya rela berangkat jam 1 malam dari Pacitan.

“Berangkat jam berapa dari Pacitan?” tanya Gus Iqdam dalam tayangan YouTube Lekdar Official dikutip Senin (09/10).

“Jam 1 malam, tadi malam dari Pacitan,” Jawab Bu Sudarmi.

Gus Iqdam begitu kagum dengan semangatnya Bu Darmi ini, lantas dengan nada bercanda beliau menanyakan perihal meminta izin kepada suaminya.

“Lah itu suaminya dipamiti apa tidak?” tanya Gus Iqdam.

“Saya sudah janda,” jawabnya sambal tersipu malu. Jemaah yang menyimak percakapan mereka berdua tak kuasa menahan tawa. Majelispun riuh dengan tawa para jemaah.

Mengetahui status Bu Sudarmi, Gus Iqdam sontak berkelakar dengan menawarkan kepada para jemaahnya, barangkali ada yang bersedia menjadi imamnya.

“Sudah Janda, siapa yang mau?” canda Gus Iqdam, disambut riuh tawa para hadirin.

“Maksudnya apa kok semangat jam 1 malam berangkat?” tanya Gus Iqdam kembali

“Biar bisa bertatap muka dengan anda (Gus Iqdam), biar 1 rombongan dapat tempat di depan,” jawabnya.

3 dari 4 halaman

Rela Menunggu dari Subuh

Bukan hanya bersedia berangkat jam 1 malam dari tempat tinggalnya demi mendapatkan tempat paling depan, Bu Sudarmi dan kawan-kawannya ternyata sudah siap mengikuti pengajiannya sehabis sholat Subuh.

“Lah duduk di sini dari jam berapa?” tanya Gus Iqdam penasaran.

“Mulai dari setelah sholat subuh,” jawabnya. Sontak bukan hanya Gus Iqdam saja yang kaget, seluruh jamaah yang hadirpun ikut kaget.

“Pantatnya apa tidak sakit? ini sudah jam setengah 1 siang, eh jam 1 ya?”

“Sampai pantatnya panas, lah apa kok yang membuat rela menunggu dari subuh?”

“Ya saya suka saja pengajian,” jawabnya.

Berdasarkan penuturannya, ia baru satu kali menghadiri pengajian Gus Iqdam. Ia juga mengaku sangat senang karena bisa melihat dari dekat sosok idola yang menjadi panutannya itu.

Ia mengaku hatinya lebih tenang dan tentram setelah bertemu Gus Iqdam. Bahkan dirinya mengaku tidak merasa rugi sedikitpun meskipun ia harus menunggu lama untuk bertemu Gus Iqdam.

4 dari 4 halaman

Minta Tambahan Jatah Uang Saku

Setelah berdialog dengan Bu Darmi beberapa saat, akhirnya Gus Iqdam pun memberikan hadiah uang kepadanya asalkan ia mampu melafalkan silai-sila Pancasila dengan benar.

“Sudah ini bu Sudarmi ini kan ada orang 21, Ini dia teman saya, dia seorang juragan, orang 21 ini dibagi sampai rata. Ini saya kasih uang 1 juta, tapi itu ya bu Sudarmi semuanya tidak gratis. Pancasila Dulu,” tutur Gus Iqdam.

Setelah Bu Sudarmi mampu melafalkan sila-sila Pancasila lalu Gus Iqdampun memberikan uang itu seraya memuji meskipun sudah tua namun semangat kebangsaaannya masih tinggi.

“Walaupun sudah tidak bersuami dan sudah berumur, tapi jiwa nasionalismenya luar biasa.” tandas Gus Iqdam.

“Ini uang 1 juta dibagi sama teman-temannya ya,” imbuhnya.

Setelah menerima uang Rp1 juta dari Gus Iqdam, ia rasa kurang kalau misalnya dibagi Rp50 ribu per orang. Jadi masih ada 1 orang temannya lagi yang tidak kebagian. Akhirnya ia memberanikan diri untuk meminta tambahan uang. Hal ini tentu saja membuat suasana riuh penuh tawa di majelis Gus Iqdam ini.

“Kurang 50 itu, kalau dibagi 50 ribuan kurang 50 ribu sebab orangnya 21,” pintanya.

“O iya kurang Rp50 ribu, pancen kalau ibu-ibu begini, dikasih Rp1 juta minta tambahan, makanya suaminya mati duluan,” kata Gus Iqdam bercanda sembari memberikan uangnya. Jemaahpun tak kuasa menahan tawa.

 

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul