Liputan6.com, Jakarta - Kisah ini menceritakan tentang dua orang buta yang sedang mencari rezeki dengan mengemis. Dalam kisah tersebut diceritakan ada seorang wanita kaya yang dikenal sangat pemurah.
Wanita itu bernama Ummu Ja'far. Kedermawanan Ummu Ja'far masyhur di kalangan masyarakat, termasuk oleh 2 pengemis buta itu.
Setiap harinya mereka menunggu Ummu Ja'far di pinggir jalan yang biasa dilaluinya. Ketika 'bekerja', kedua pengemis buta ini memiliki harapan dan permintaan yang berbeda dengan ucapan doa yang juga berbeda.Â
Advertisement
Baca Juga
"Ya Allah, anugerahkan rezeki kepadaku dari kemurahan-Mu," ucap pengemis buta pertama.
"Ya Allah, anugerahkanlah rezeki kepadaku dari kemurahan Ummu Ja'far," ucap pengemis buta kedua.Â
Kisah ini diungkap Abu Hafs Umar bin Hasan An-Naisaburi As-Samarqandi dalam kitab Nailul Hatsits fi Hikayatil Hadits. Berikut kisah lengkapnya merangkum dari laman NU Online.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Berharaplah Hanya Kepada Allah SWT
Mengetahui hal di atas, Ummu Ja'far pun segera memberikan sedekahnya kepada kedua pengemis tersebut dengan nilai yang berbeda. Kepada pengemis pertama yang mengharap rezeki dari Allah, Ummu Ja'far memberikan uang 2 dinar.
Selanjutnya, untuk pengemis kedua yang mengharap rezeki dari Ummu Ja'far, diberikan 2 adonan roti dan ayam bakar yang di dalamnya telah diselipkan uang 10 dinar.Â
Merasa tidak dapat uang, pengemis kedua ini menawarkan pada pengemis pertama agar roti dan ayam bakarnya ditukar atau dibeli dengan uang 2 dinar yang baru didapat dari Ummu Ja'far.Â
"Berikanlah uang itu kepadaku lalu ambillah roti dan ayam bakar ini untuk anak-anakmu," ujar pengemis kedua.Â
Dua pengemis ini tidak tahu bahwa di dalam ayam panggang pemberian Ummu Ja’far itu terselip uang 10 dinar. Singkat cerita, pengemis pertama pun akhirnya sepakat untuk ditukar. Terjadilah transaksi di antara keduanya, kejadian serupa berlangsung selama 10 hari.
Â
Advertisement
Berharap Hanya kepada Allah SWT
Setelah 10 hari, Ummu Ja'far kembali menemui pengemis kedua yang mengharapkan rezeki dari wanita kaya itu.
"Apakah kamu puas dengan pemberian kami?"Â tanya Ummu Ja'far pada pengemis kedua.Â
"Memangnya apa yang engkau berikan padaku?"Â kata pengemis itu menjawab dengan pertanyaan.Â
 "100 dinar," jawab Ummu Ja'far.Â
"Tidak mungkin. Setiap hari engkau memberiku adonan roti dan ayam bakar, lalu aku menjualnya ke temanku dengan harga 2 dinar,"Â jawabnya.
Ummu Ja'far pun menegaskan bahwa barang siapa yang mengadukan kefakiran kepada Allah, pasti Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Selanjutnya, ia juga meyakini bahwa takaran rezeki setiap orang tidak akan tertukar. Ketika Allah sudah berkehendak pasti akan terjadi dan jika Allah tidak menghendaki pasti tidak akan terjadi.Â
Dari kisah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mengadukan segala bentuk permasalahan atau mengharapkan rezeki kepada sesama manusia akan selalu meleset dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Sebaliknya, mengadukan semua keluh kesah hidup kepada Allah, pasti akan mendapatkan solusi dengan cara-Nya yang tidak pernah kita duga sebelumnya.Â