Liputan6.com, Kediri - Ulama muda NU yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri KH Abdurrahman Al Kautsar atau Gus Kautsar memberikan wejangan atau nasihat penting kepada Gus Iqdam dan juga kepada para Jemaah Sabilu Taubah.
Wejangan itu disampaikannya dalam peringatan akbar Maulid Nabi Muhammad SAW di Ponpes Mambaul Hikam, yang juga markas Majelis Sabilu Tubah yang juga kerap disebut ST Pusat.
Advertisement
Baca Juga
Gus Kautsar merupakan salah seorang guru Gus Iqdam sewaktu menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri.
Gus Kautsar merupakan anak laki-laki dari KH Nurul Huda Djazuli. Lahir dan besar di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri.
Beliau menimba ilmu berbagai disiplin ilmu agama dari ayahandanya sejak usia dini.
Saking mendalamnya wejangan yang disampaikan Gus Kautsar ini hingga Gus Iqdam tak kuasa menahan haru. Terlihat dalam tayangan video, Gus Iqdam berulangkali menyeka air mata yang bercucuran, menggunakan sapu tangan.
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Mengaku Lebih Baik dari Orang Lain
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso ini menekankan pentingnya sikap tawadlu atau rendah hati. Penerapan sikap ini terlihat dari sikap yang tidak mengaku bahwa dirinya lebih baik dari orang lain.
“Maka tidak layak siapapun di antara kita kemudian mengaku lebih baik dari yang lain. Semoga kita dimaafkan oleh Allah SWT,” pesan Gus Kautsar dikutip dari tayangan YouTube ronronchanel, Selasa (10/10).
Kemudian Putra KH ini juga menerangkan 2 hal penting yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ketika kita ngaji dan melakukan amal ibadah lainnya.
“Yang paling penting dua. Pertama, jangan kita merasa sudah baik karena kita hanya sekedar istiqamah ikut ngaji, jamaah, biasa saja. Teruslah berharap apa yang kita lakukan ini benar-benar diistiqamahkan oleh Allah SWT,” tuturnya.
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya pengakuan dari para kiai, sebab atas dasar ini maka tentunya kita memperoleh sanad keilmuan yang menyambung sampai Rasulullah SAW.
“Yang kedua seperti yang dikemukakan Mas Iqdam, semoga kita semua diakui santri-santrinya para Kyai, yang sanadnya menyambung sampai Nabi Muhammad SAW,” terangnya.
Advertisement
Gus Iqdam Tak Kuasa Menahan Tangis
Selain memberikan pesan dan nasihat kepada seluruh Jemaah yang hadir, Gus Kautsar juga berpesan beberapa hal yang secara khusus dialamatkan kepada Gus Iqdam.
Salah satunya perihal kesuksesan dan kehebatannya dalam dunia dakwah kini tentunya berkah dari orang tuanya. Jangan sampai kesuksesannya dengan menafikan peran dari para pendahulunya, yaitu orang tuanya dan kakek-kakeknya.
“Bu Nyai ini jimat. Mas Iqdam bisa seperti ini sebab barokahnya Bu Nyai. Jangan sampai mengatakan aku tidak tahu ini kok bisa seperti ini,” tandas Gus Kautsar.
“Mas Iqdam tidak punya kepentingan satupun, tidak punya kelayakan dari sisi manapun untuk merasa apa yang ia terima hari ini adalah berkat dia yang luar biasa, tidak. Mas Iqdam ini keturunannya orang-orang saleh. Dan buahnya kemudian dituai atau dipanen oleh beliau,” imbuhnya
Gus Kautsar kembali menegaskan kepada Gus Iqdam agar jangan kacang lupa kulitnya. Artinya kesuksesan dan kehebatannya di dunia dakwah kini jangan sampai melupakan jasa para pendahulunya, yakni kakek-kakeknya dan kedua orangtuanya.
“Makanya kalau kemudian dirinya sampai merasa hebat dari para pendahulunya, mohon maaf pendahulumu mampu menciptakan kamu. Buktikan bahwa kamu mampu menciptakan penerus yang tidak kalah bahkan lebih baik dari kamu,” pungkasnya.
Selesai Gus Kautsar memberikan wejangan khusus untuk Gus Iqdam, dirinya terlihat dalam tayangan itu tak kuasa menahan air mata.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul