Liputan6.com, Jakarta - Nama penceramah muda Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam makin populer, baik di dunia nyata maupun maya.
Pengajiannya selalu dihadiri puluhan ribu jemaah. Konten-konten tentang Gus Iqdam juga banjir perhatian di media sosial.
Advertisement
Baca Juga
Ada beberapa istilah khas Gus Iqdam yang turut populer dan kini juga banyak digunakan. Misalnya, ST nyell, garangan, garanganwati, ST Pusat dan dekengane pusat.
Soal istilah terakhir ini, ternyata banyak yang penasaran, bagaimana asal-usul istilah dan makna dekengane pusat digunakan.
Boleh jadi, jargon inilah yang kini banyak digunakan oleh masyarakat umum dan bahkan tokoh masyarakat, kiai dan pejabat.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Munculnya Istilah Dekengane Pusat
Soal ini, Gus Iqdampun menjelaskan asal-usul istilah 'Dekengan Pusat' ini dalam acara Lailatul Ijtima' yang disiarkan langsung di YouTube NU Channel pada Rabu (02/08/2023) malam.
Gus Iqdam menjelaskan, istilah 'Dekengan Pusat' ini merupakan salah satu barokah dari sanad keilmuan yang ia terima selama menjadi santri di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri.Â
"Saya waktu itu menerangkan fadhoilul ibadah (keutamaan ibadah) itu pada bab shalat-shalat sunnah. Shalat qabliyah subuh kalau tidak salah," ujarnya, mengutip laman jatim.nu.or.id, Kamis (12/10/2023).Â
Lanjut dia, shalat qabliyah subuh mempunyai fadilah yang banyak sekali. Di antaranya termasuk bisa menyembuhkan penyakit apa saja, bisa menaikkan derajat, dan masih banyak lainnya.Â
Â
Advertisement
Perlindungan Allah Ta'ala
Di situ, banyak pejabat-pejabat yang mendadak tiba-tiba sholeh kemudian ngaji di samping Gus Iqdam. Menurutnya, santri itu tidak pernah mengonsep apapun.Â
 "Lha dari situ tiba-tiba saya bilang, dekenganmu wes gak trimo pejabat (bekingan kamu sudah tidak terima pejabat). Kalau kamu mau melakukan sholat sunnah atau sholat qobliyah atau sholat rawatib apapun, dekenganmu pusat (bekinganmu pusat)," ucapnya.
Akhirnya, lanjut Gus Iqdam, semua jamaah terdiam. Pusat diartikan langsung Allah ta'ala. Di situ semua jamaah bertepuk tangan. Gus Iqdam menekankan sekali lagi yang penting ngaji, ngaji, dan ngaji.Â
 "Spontanitas saya ya karena ilmu tadi mungkin barokah guru-guru saya, barokah riyadhoh-riyadhoh dan tirakat guru-guru saya," ucap dia.
Tim Rembulan