Sukses

Pemabuk Tiba-Tiba Nyelonong ke Panggung, Gus Iqdam Sempat Naik Pitam

Bagaimana ketika Gus Iqdam tidak nyaman dengan pemabuk yang datang saat pengajian di markas Sabilu Taubah atau ST Pusat, Blitar?

Liputan6.com, Jakarta - Penceramah muda Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam selama ini dikenal memiliki kesabaran tingat tinggi. Dia juga memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap guru, sahabat, dan jemaah sekalipun.

Tak jarang tayang di tayangan YouTube, maupun TikTok, ia tak sungkan minta maaf kepada jemaah yang diajak dialog saat pengajian.

Sepurone nggih, sepurone nggih," ujap Gus Iqdam yang menjadi kebiasaannya.

Tapi, Kamis malam (12/10/2023), di markas Sabilu Taubah (ST) Pusat, kondisi Gus Iqdam sedikit berbeda.

Dia tampak tidak nyaman karena kelakuan seseorang yang mengaku pemabuk. Pria itu tidak dipanggil, namun menerobos naik ke panggung.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 5 halaman

Pemabuk Nekat Naik Panggung

Gus Iqdam bahkan menunjukkan sikap ketidaknyamannnya saat ngobrol dengan pemabuk yang mengaku bernama Heri Cuis, seperti yang ada dalam tayangan TikTok akun @Garangan ST.

Dalam tayangan tersebut, Gus Iqdam beberapa kali menyebutkan jika dirinya tidak memanggil Heri Cuis. Dirinya sebenarnya mau memanggil orang yang hendak mualaf.

Tak hanya itu, Gus Iqdam juga sempat menggunakan nada agak tinggi terhadap jemaah satu ini.

Sikap yang ditunjukkan dalam tayangan tersebut, berbeda dengan sikap yang biasa Gus Iqdam tampilkan sehari-hari di depan jemaah.

Malam itu, dari nada bicara yang terekam Heri kemungkinan dalam kondisi mabuk berat. Dalam pengakuannya ia juga mengaku tukang mabuk.

 

3 dari 5 halaman

Yang Dipanggil Calon Mualaf, yang Datang Heri Cuis

Awalnya Gus Iqdam terekam ingin memanggil orang yang hendak mualaf. Heri ini tidak dipanggil Gus Iqdam, namun Heri ini menyerobot maju.

"Namine sinten?," tanya Gus Iqdam.

"Nami kulo, asline Heri Suhartono, rumah Pakunden, Blitar. Panggilan Heri Cuis," kata Heri.

Heri yang berambut gondrong ini ternyata sahabat Mey pengamen viral sejak ketemu Gus Iqdam.

"Ngapunten, agamane samepyan nopo. Kowe agamane Islam, lha sing meh mualaf endi?. Sampeyan mau bagaimana, yang tak panggil yang mualaf malah kowe sing maju rene," kata Gus Iqdam.

4 dari 5 halaman

Heri Mengaku Sholat saat Mabuk, Minta Doa untuk Anaknya

"Gus njuk iki piye? Aku meh takon, pegaweanku kan muabuk, haik. Tapi sholat lima waktu tak lakono. Kondisi mabuk pun sadar, tetap sholat. Hukume piye Gus?," tanya Heri.

"Hukumnya untuk dirimu boleh, khusus dirimu, tapi ini khusus untuk dirimu boleh. Daripada kamu nggak sholat," kata Gus Iqdam.

Dia menegaskan, jika hukum itu khusus untuk Heri Cuis, bukan untuk orang lain. Sebab Gus Iqdam berharap Heri tetap menjalankan sholat, daripada tidak.

Meski mabuk Heri ini masih ingat anak-anaknya. Dia minta doa agar anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Nampak Gus Iqdam hanya memberikan nasihat agar dirinya mengurangi kebiasaan buruknya.

Namun dasar dalam kondisi 'on' diminta mengurangi kebiasaan buruk, malahan dijawab setiap hari sudah mengurangi minuman, yang awalnya satu botol penuh, dikurangi sedikit demi sedikit.

5 dari 5 halaman

Heri Cuis Diminta Turun Panggung

Di sini Gus Iqdam masih naik turun, masih menahan amarahnya. Tetapi ketika sedang ngobrol dan beberapa kali dipotong pembicaraannya Gus Iqdam tampak naik pitam.

"Kowe iki takon, lagi dijawab isih ngomong wae! Preman model opo kowe iki? Preman opo bajingan kowe?," kata Gus Iqdam dengan nada agak tinggi. Gus Iqdam tidak senang ketika sedang berbicara dan dipotong.

Lagi-lagi, Heri bikin mangkel. Malam itu di mana kondisi Gus Iqdam masih banyak urusan, termasuk mendampingi jemaah yang mualaf, Heri malah ingin ngobrol banyak dengan Gus Iqdam.

Ditolaklah oleh dai muda ini. "Menteri saja susah ketemu saya, malah kamu. Kamu ngobrolnya sama Mey, berguru sama Mey saja," ujar Gus Iqdam.

Usiran halus agar Heri turun panggung pun dilontarkan Gus Iqdam, dengan kalimat, "Wis, wes mbaliko mbaliko, uwis." yang artinya "Sudah, sudah berbalik, berbalik, sudah,".

Meski diusir dan Gus Iqdam sempat 'naik darah' jiwa welas asih Gus Iqdam tetap muncul, dengan memberikan sangu Rp250 ribu.

Tak hanya itu, Heri pun diminta selalu hadir dalam acara rutinan untuk ngaji bersama-sama. Ini adalah cara Gus Iqdam membimbing jemaah yang berlatar belakang kelam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Nurul Huda 1 Cingebul