Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Ikrar tersebut merupakan hasil putusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda mempunyai dampak yang besar bagi bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda juga berperan penting dalam mencerdaskan generasi bangsa dan semangat untuk menebarkan kebermanfaat dalam hidup.
Di antara akhlak yang mulia adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari sesuatu yang bisa menyakiti orang lain, dan menahan diri ketika kita disakiti. Rasulullah SAW bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)
Advertisement
Baca Juga
Berikut merupakan teks khutbah jumat yang dinukil dari laman NU Online. Materi ini disusun oleh Ustadz Syakir NF, Imam Masjid Baitul Maqdis Desa Padabeunghar, Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat.
Teks khutbah jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengutamakan persatuan di atas segala perbedaan. Dengan ini, diharapkan kita semua mampu bersatu demi kepentingan bersama, tidak mengutamakan kepentingan golongan dan pribadi.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْاَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِتِّحَادِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ دَعَانَا بِحُبِّ الْبِلَادِ. الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ أَرْسَلَ لِلْعَالَمِيْنَ اِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۙ
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah SWT,
Segala puji merupakan milik Allah SWT, Tuhan semesta alam. Segala anugerah yang telah kita nikmati sampai detik ini, tidak lain adalah pemberian dari-Nya. Khususnya, nikmat iman, nikmat Islam, juga nikmat sehat wal afiat. Dengan kenikmatan-kenikmatan itu, sudah sepatutnya kita datang dan bertemu pada siang hari ini dalam rangka menunaikan ibadah kepada-Nya. Tidak lain, inilah bentuk syukur kita atas semua hal itu.
Selanjutnya, khatib mengajak kita semua untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad, Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad. Semoga shalawat kita juga dapat mengalir kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya rabbal alamin. Allah swt memerintahkan kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh-Nya. Sebagai bagian dari peningkatan takwa itu, kita perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sebab, waktu merupakan hal paling berharga. Sekali berlalu, waktu tidak akan pernah kembali dan terulang. Waktu tidak dapat dibeli. 24 jam dalam sehari, 60 menit dalam satu jam, dan seterusnya tidak dapat berubah, bertambah atau berkurang.
Allah SWT memerintahkan kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh-Nya.
Sebagai bagian dari peningkatan takwa itu, kita perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sebab, waktu merupakan hal paling berharga. Sekali berlalu, waktu tidak akan pernah kembali dan terulang. Waktu tidak dapat dibeli. 24 jam dalam sehari, 60 menit dalam satu jam, dan seterusnya tidak dapat berubah, bertambah atau berkurang.
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah SWT,
Kita memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun, 28 Oktober 1928 – 28 Oktober 2022. Sumpah pemuda yang dirumuskan di Jakarta menandai kebangkitan para kaula muda menuju satu cita-cita bersama, yakni merdeka. Tak aneh, 17 tahun selepas itu dideklarasikan, bangsa kita bisa memproklamasikan diri sebagai entitas bangsa dan negara yang merdeka.
Sebagaimana diketahui bersama, kaula muda saat itu bersumpah tiga hal, yakni (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Meskipun belum ada pembicaraan mengenai bentuk kenegaraan, bangsa kita saat itu telah bersepakat memberi nama Indonesia untuk negara yang kelak berdiri nanti.
Bukan hanya itu, kesepakatan lain yang diusung bersama adalah bahasa persatuan dan kebangsaan. Kita tentu hafal betul, bahwa negara kita terdiri dari ratusan suku dengan ratusan bahasa daerah yang digunakan dalam lingkup lokal wilayah tertentu.
Dengan adanya kesepakatan mengenai satu kebangsaan dan bahasa persatuan tanpa menafikan entitas suku dan bahasa daerah masing-masing, Indonesia lekas terbangun dan merdeka.
Advertisement
Lanjutan Khutbah Pertama
Hadirin jamaah jumat yang berbahagia,
Ada satu kata kunci dalam Sumpah Pemuda yang dideklarasikan para pendahulu kita itu sehingga manfaatnya dapat kita rasakan hingga saat ini, berupa kemerdekaan negara, bebas dari belenggu penjajahan. Apa kata kunci tersebut? Tiada lain adalah persatuan.
Dalam hal ini, Allah SWT telah mengingatkan kita untuk senantiasa bersatu dan jangan menjadi terpecah belah. Peringatan itu difirmankan dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 105
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۙ
Artinya: “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” (QS. Ali Imran: 105)
Allah SWT secara jelas melarang kita untuk menjadi pecah belah. Bila kita lihat secara bahasa, pada kalimat tersebut, Allah swt menggunakan laa nahi, yang berarti larangan. Dalam satu kaidah disebutkan, bahwa larangan secara asalnya dihukumi haram. Artinya, jika kita melakukan tindakan yang membuat perpecahan, maka kita berdosa.
Dalam pemahaman terbalik (mafhum mukhalafah)nya, kita diperintahkan untuk bersatu. Persatuan dapat mengokohkan persaudaraan. Betapapun kuatnya, jika persatuan tidak dipegang dengan baik oleh masing-masing individunya, tentu akan bangunan kelompok atau golongan akan mudah runtuh diterpa beragam hal.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memperkuat persatuan kita. Sebab, Rasulullah saw juga menjunjung persatuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan di Kota Madinah. Hal tersebut tertuang dalam sebuah Piagam Madinah. Dalam piagam tersebut, berbagai suku dengan latar belakang agama yang berbeda menandatangani kesepakatan damai, bersatu untuk tidak saling menyakiti satu sama lain.
Hal ini sejalan dengan sebuah hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِير قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَرَى المُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ والحُمَّى». رواه مسلم
Artinya: Dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Kamu melihat orang-orang mukmin di dalam saling berkasih sayang, mencintai, dan bersimpatnya seperti tubuh. Jika (sebagian) anggotanya sakit, maka sebagian tubuh lainnya akan tertatih-tatih (ikut merasakannya) sebab tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim).
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk dapat menjaga persatuan dan kesatuan di negeri kita tercinta ini. Dengan begitu, semoga kita semua dapat menjalani kehidupan ini dengan lebih aman, nyaman, dan damai.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
Saksikan Video Pilihan ini:
Advertisement