Liputan6.com, Jakarta - Ulama muda NU KH Muhammad Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar) memendam cinta yang mendalam terhadap jemaah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST).
Gus kautsar dikenal sebagai putra kiai tersohor di Ploso, sekaligus pengasuh Pondok pesantren Al Falah Ploso Kediri, KH Nurul Huda Djazuli.
Sementara Gus Iqdam sendiri merupakan salah satu santri dari Kiai Nurul Huda Djazuli.
Advertisement
Lalu karena cintanya dengan jemaah ST, apa yang akan dilakukan oleh Gus Kautsar salah satu ulama yang menjadi panutan banyak orang?
Baca Juga
Dia juga sempat menyinggung salah satu lokasi viral di sekitar ST Pusat, yakni sor sengon.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Keinginan Gus Kautsar Bersama Jemaah ST Nyell
Ternyata, saking cintanya Gus Kautsar dengan ST Nyell, sebutan jemaah Gus Iqdam, selain garangan, tokoh NU ini diam-diam ingin duduk bersama mengikuti pengajian bersama jemaah.
Dia ingin datang bukan sebagai pembicara, di kursi yang disiapkan oleh panitia secara khusus. Melainkan duduk bersama jemaah di bawah pohon sengon atau sor sengon.
"Dadi kulo pingin moro-moro teko, angger lungguh khususe lungguh neng ngisor wit sengon, tenan kui, asli kui," kata gus Kautsar yang artinya ingin tiba-tiba datang ke pengajian, duduk di bawah pohon sengon, itu beneran tidak bhong.
Ia melihat ada yang luar biasa pada jemaah Gus Iqdam, sampai dirinya tak bisa secara gamblang menggambarkan jemaah ST.
"Aku ngroso, ngeneyo bolo bolo ST.." ucap Gus kautsar tak melanjutkan kata-katanya, seperti pada tayangan TikTok akun @INFO PUSAT, yang dikutip (08/11/2023).
Â
Advertisement
Gus Kautsar Kagum dengan Jemaah ST Nyell
Gus Kautsar melihat secara langsung betapa jemaah ST luar biasa. Waktu itu, dia menyaksikan sendiri begitu banyak jemaah yang hendak ke rutinan ST di markas ST pusat.
Alkisah, saat perjalanan ke Surabaya, di selatan alun-alun, dia dibisiki oleh teman-temannya jika ada bus besar beriringan yang isi jemaah ST. Mereka hendak melaukan rutinan di ST Pusat.
Pada bus tersebut tertuliskan cetakan besar bertulis "ST Nyell".
"Pas saya melihat dan dibisiki bolo-bolo niki rombongane jemaah Gus Iqdam, rombongan bus, ditulisi ST Nyell. Kulo mbatin luar biasa," ujar Gus Kautsar.
"Aku mbatin, ya Allah, luar biasa Masya Allah, mugi estu-estu dipun berkahi kalih Allah SWT, luar biasa tenan," kata Gus Kautsar.
Gus Kautsar Pernah ke Markas ST, Bukan karena Gus Iqdam
Saat itu dia akan mengisi pengajian di markas ST Blitar. Kedatangannya ke Pondok Mambaul Hikam 2, dalam guyonannya, bukan karena Gus Iqdam.
"Sebenere kulo sampun nate ngaji teng mriki sederenge pandemi. Kulo nate mriki, kranten kulo ditimbali bu Nyai, kok coro mboten diceluk bu Nyai kulo wegah. Nopo malih sing nyeluk mung Mas Iqdam, kancane Roni lho, gak menghasilkan sama sekali," ujar Gus Kautsar.
Kala itu kehadirannya karena diundang oleh Bu Nyai, sebutan untuk ibunda Gus Iqdam. Dirinya mengaku tidak mau kalau diundang Gus Iqdam. Tentu, ini guyoanan biasa antar anak kiai dan santrinya.
Rasa sayang kepada Gus Iqdam tampak jelas ditunjukkan Gus Kautsar saat dirinya mengatakan. "Tapi tak delok Mas Iqdam saiki mulai loman, mulai gati, weng iki yo dum-dum. Mergo ora ana wong cedek karo Pangeran (Allah) nek wonge ra eman karo sepodho-podho," ungkapan kegembiraan Gus Kautsar, yang mulai bangga kepada Gus Iqdam karena kini sering berderma, bersedekah kepada jemaah.
Advertisement
Pengalaman Gus Kautsar Diteriaki oleh Garangan
Masih dalam suasana guyonan ala kiai NU, menurut Gus Kautsar, duduk bersama Gus Iqdam akan menghancurkan paradigma yang selama ini dibangun. Salah satunya adalah kalah saing oleh muridnya.
Keliaran jemaah Gus Iqdam selama ini justru menuai pujian Gus Kautsar. Dia mencontohkan barokah garangan-garangan bisa terlihat dari ulah garangan yang dengan bentuk aneh-aneh ini mendekati ulama dan kiai. Pernah dirinya sedang naik sepeda motor tiba-tiba dihentikan oleh orang, minta foto dengan teriak-teriak.
"Lagi sepedaan dibengoki wong, Guus mandeg mandeg gus foto sik gus. Iki jelas santrine saudara Iqdam," ujar Gus Kautsar.
Tak hanya sekali, saat di Wonogiri, dia bertemu serombongan orang naik kendaraan roda tiga. Mereka mengenakan kaos singlet, celana pendek, dan rambut disemir warna warni.
"Karena saya mau lewat, jadi anak-anak yang naik tosa itu dipinggirkan, tiba tiba teriak, Guus aku santrimu Gus, aku santrimu. Wah iki jelas santrine Iqdam," kata Gus Kautsar yang disambut jemaah dengan tawa.
Â
Doa untuk Gus Iqdam
Persoalan garangan dan garanganwati, Gus Kautsar sempat kaget ketika mendengar kata garanganwati, sebelumnya dirinya akrab dengan idiom garangan saja.
"Tiba tiba mas Adven mengatakan kepada saya, awas Gus ada garanganwati. Lha saya berfikir, ada santriwan, ada santriwati, ada garangan ada garanganwati, biyyyuuuuh opoooo meneh iki," tandas Gus kautsar.
Meski dengan kondisi santri seperti itu, Gus Kautsar mensupport penuh Gus Iqdam agar sabar dan rela mendampingi garang dan garangan wati ini untuk mengenal Allah SWT.
Bahkan ia mengatakan jika mereka-mereka yang dianggap belum sesuai tatanan seperti yang disebutkan oleh tokoh-tokoh, justru akan lebih mudah melewati hisab daripada orang-orang yang dianggap lebih baik dari mereka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul.
Advertisement