Liputan6.com, Jakarta - Allah SWT sangatlah mengasihi dan mencintai hamba-Nya. Manusia merupakan makhluk yang paling mulia.
Manusia dibekali akal dan pikiran, agar dapat berpikir dengan jernih dari setiap peristiwa yang dikehendaki terjadi oleh Allah di muka bumi ini.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa manusia memiliki keragaman satu dengan lainnya baik dari segi ras, suku, sosial, ekonomi, dan masih banyak lagi. Ada yang kaya dan miskin; ada bangsawan dan rakyat jelata; ada kaum pelajar dan awam, semuanya serba berdampingan.
Advertisement
Baca Juga
Dahulu, sebelum Islam dibawa oleh Rasulullah SAW manusia terbiasa membandingkan dan membanggakan identitasnya dengan identitas kelompok lain seperti halnya yang terjadi di zaman jahiliyah. Namun, kemudian Islam hadir mengubah segalanya, membawa perdamaian, menjunjung hak atas kemanusiaan sehingga dapat memperbaiki paradigma umat terdahulu.
Berikut merupakan teks khutbah jumat yang dimuat dari laman NU Online Lampung. Khutbah jumat kali ini disusun oleh Ustadz Yudi Prayoga, M. Ag Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung. Semoga dapat menjadi pengingat untuk senantiasa berempati dan menghargai saudara kita sesama umat muslim.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَّسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga kita bisa hidup dengan tentram, tenang dan damai di negeri yang majemuk dan beragam, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Shalawat dan salam kita haturkan kepada baginda Rasulullah SAW, manusia yang paling mulia di jagad raya, yang memiliki kasih sayang yang tinggi kepada seluruh umat manusia. Manusia yang membangun peradaban kemanusiaan, mengubah diskriminasi menjadi memanusiakan manusia.
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh jamaah dan khususnya kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita selalu diberikan petunjuk jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah SWT.
Sidang jumat yang dirahmati Allah SWT,
Islam hadir ke dunia membawa prinsip-prinsip tauhid dan kemanusiaan. Tauhid menjadi pegangan dan prinsip yang kuat di dalam hati, sehingga tidak akan goyah meski menghadapi cobaan yang berat sekalipun. Sedang kemanusiaan merupakan prinsip sosial umat Islam kepada manusia yang lainnya. Islam memiliki konsep kemanusiaan yang sangat tinggi yang dikenal dengan istilah ukhuwah yang artinya persaudaraan. Bisa berupa ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan ukhuwah nasabiyah (persaudaraan senasab/keturunan).
Tauhid dan kemanusiaan bisa dikenal juga dengan istilah hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan dengan manusia). Keduanya merupakan prinsip yang saling melengkapi dalam ajaran Islam. Dalam urusan tauhid semua manusia adalah hamba Allah. Di sini tauhid secara tidak langsung meniscayakan adanya kesetaraan bagi manusia karena derajat dan kelas paling tinggi hanya milik Allah. Pembedaan derajat dan kelas pada tataran manusia bersifat semu di hadapan Allah SWT, karena yang membedakan hanyalah takwa. Sedang takwa adalah urusan pribadi seorang hamba dengan penciptanya, Allah SWT.
Maka mengklaim diri memiliki derajat lebih mulia hanya karena berasal dari sesuatu yang dianggap mulia merupakan sikap yang tidak bijak. Karena klaim-klaim semacam itu pernah dilakukan iblis pada awal penciptaan manusia, dan akhirnya iblis terhempas dari surga karena rasa sombongnya merendahkan ciptaan Allah yang lain, yang mungkin mereka anggap sesuatu yang hina. Kisah ini terangkum di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf, ayat 12 yang berbunyi:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ. قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Artinya: Allah berfirman, "Apakah yang menghalangimu bersujud (kepada Adam) ketika Kuperintahkan kepadaMu?" Iblis menjawab, "Kami lebih baik daripada dia: Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Kau ciptakan dari tanah" (QS Al-A’raf: 12).
Karena adanya potensi yang dimiliki setiap manusia, meskipun diciptakan dari tanah liat, untuk menjadi mulia di sisi Allah, maka Allah menyatakan dengan tegas bahwa Allah telah benar-benar memuliakan manusia. Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur;an Surat Al-Isra ayat 70:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا
Artinya: Dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut mereka di darat dan di laut, dan kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna (QS Al-Isra (17): 70).
Jamaah sidang jumat rahimakumullah,
Kadang sifat iblis tersebut justru kadang dilestarikan oleh manusia itu sendiri dan diwariskan kepada keturunannya, dengan doktrin bahwa mereka itu lebih mulia dibandingkan manusia yang lainnya. Sehingga kita bisa melihat ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat banyak orang yang mengagungkan status sosial, jabatan, nasab dan lain sebagainya.
Zaman Rasulullah SAW manusia dan kemanusiaan menjadi perhatian yang serius dalam Islam. Ketika Rasulullah SAW pertama kali berdakwah, kondisi negeri Arab sangat jahiliyah, dirundung kebejatan moral dan pelecehan nilai-nilai kemanusiaan. Perang ada di mana-mana lantaran saling fanatik tentang suku mereka. Kaum wanita tidak dihormati sama sekali, karena tidak bisa dijadikan kebanggaan suatu suku, baik perang, menjadi pimpinan dan perundingan-perundingan. Perjudian dan eksploitasi ekonomi terhadap kaum miskin sangat marak.
Dengan demikian betapa berat penuh rintangan dakwah Nabi waktu itu. Beliau tidak hanya ingin mengembalikan masyarakat Arab untuk bertauhid kepada Allah, dari sifat paganisme dan menyembah berhala, tetapi juga menata moral masyarakat Arab yang sangat tidak bermoral. Maka dengan itulah Rasulullah merupakan Rasul yang diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak (HR Al-Baihaqi).
Advertisement
Lanjutan Khutbah Pertama
Jamaah sidang jumat hafidzakumullah,
Pesan kemanusiaan lain yang juga sangat penting, yakni ketika Rasulullah SAW berkhutbah dalam haji wada’ pada tahun ke-10 hijriah. Ketika dakwah Nabi sudah sempurna, keyakinan masyarakat sudah sepenuhnya bertauhid kepada Allah SWT, dan moral masyarakatnya juga sudah baik, maka ketika Rasulullah ingin meninggalkan umatnya beliau tetap mengingatkan tentang ketauhidan dan pentingnya kemanusiaan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Haitsami, Rasulullah SAW bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلاَلِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلاَ لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى. رواه أحمد والبيهقي والهيثمي
Artinya: Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu, dan nenek moyangmu juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa lain. Tidak ada kelebihan bangsa lain terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah terhadap orang yang berkulit hitam. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap yang berkulit merah. Kecuali dengan taqwanya (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Haitsami).
Imam Ahmad juga meriwayatkan hadis yang berbunyi:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ : أَلا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ ؟ الْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذُّنُوبَ
Artinya: Nabi SAW bersabda saat haji wada’, ‘Maukah kalian kuberitahu pengertian mukmin? Mukmin adalah orang yang memastikan dirinya memberi rasa aman untuk jiwa dan harta orang lain. Sementara muslim ialah orang yang memastikan ucapan dan tindakannya tidak menyakiti orang lain. Sedangkan mujahid adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah SWT. Sedangkan orang yang berhijrah (muhajir) ialah orang yang meninggalkan kesalahan dan dosa.
Jamaah sidang jumat rahimakumullah
Pernyataan tentang kemanusiaan sangat dikuatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya pada Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang pria dan seorang wanita dan kami menjadikan kamu berbagai bangsa dan suku, agar kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Allah ialah orang yang saling bertakwa (QS. Al-Hujurat:13).
Maka, ketika Allah SWT dan Rasulullah SAW memberikan legalisasi tentang kemanusiaan, seharusnya kita bisa menjaga amanah tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jamaah sidang jumat rahimakumullah,
Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa meniru dan mempraktikkannya dalam kehidupan bersosial. Di jumat yang berkah ini marilah kita intropeksi diri, menghadirkan hati semoga Allah membimbing kita menjadi manusia yang berbudi luhur, yang mampu memegang teguh tauhid serta menghormati kemanusiaan dirinya dan orang lain.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًاأَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Saksikan Video Pilihan ini:
Advertisement