Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya jemaah Sabilu Taubah (ST) yang ada di Arab Saudi atau ST Padang Pasir bisa bertemu secara langsung dengan dai kondangnya NU, Muhammad Iqdam Kholid (Gus Iqdam).
Jemaah ST Padang Pasir bertemu sebagaimana ngaji di ST Pusat Blitar, dengan konsep duduk bersama. Hampir tidak ada jarak.
Hanya saja mereka berada di tempat yang jarak tempuhnya sedikitnya 10 jam melalui jalur udara dari Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Pengajian di Arab Saudi Serasa Pengajian di Indonesia
"Saya baru tahu ini ada ST Padang Pasir, saya senang ini. Pasti tunggangannya orang-orang ini unta," ujar Gus Iqdam bergurau saat pengajian, seperti dikuti dari channel Youtube Inspiring Mindset, yang dikutip Minggu (12/11/2023).
"Luar biasa, pada malam yang bahagia ini kita berada di negeri orang, yang sangat jauh, butuh waktu perjalanan naik pesawat 10 jam, ini luar biasa," kata Gus Iqdam.
Ia juga tidak menyangka, ngaji yang dilakukan di Arab tersebut nuansanya Indonesia banget, seolah berada di Indonesia.
"Saya itu terenyuh, ini di Arab, apa di Madura, apa di Surabaya, orang-orangnya sama. Di Timur Tengah harusnya orangnya tinggi besar hidung mancung, kok ini hidungnya gak mancung, saya tadi berfikir saya sudah di Indonesia," ungkapnya.
Advertisement
Meski Dekat Baitullah Semua Berpotensi Jadi Garangan
Dalam pengajian tersbut Gus Iqdam justru mengingkatkan meski Jamaah ST Padang Pasir ini berada di Arab Saudi, yang notabenenya dekat sekali dengan baitullah dan Makan nabi Muhammad SAW, namun semuanya berpotensi menjadi garangan atau orang yang tidak baik.
"Meski berada di dekat dengan Baitullah, makam Nabi Muhammad SAW, orang-orang kita ada potensi untuk menjadi garangan," sebut suami Ning Nila ini.
"Ga usah ditanya wonge teko, saya dan Pak H Beki ini kan pimpinan garangan," tambah gus penyuka balap motor ini.
Ia menambahkan, jika dicermati TKI di Arab Saudi ini oleh pandangan masyarakat Indonesia itu spesial, berbeda pandangannya ketika melihat TKI di negera lain. Akan dipandang lebih baik, lebih saleh.
"TKI dari sini (Arab Saudi) jika pulang ke Indonesia sangat dihormati, dikira haji, umrah bolak-balik, meski di sini tiduran terus, dan cuma ngopi kerjanya," kataBus Iqdam.
Hal itu wajar berbeda dengan TKI lain. Sebab, yang Arab ini dekat dengan Baitullah, dekat dengan makam Rasulullah.
"Diakui atau tidak tempat Anda kerja, dan hidup dekat dengan Baitullah," ujarnya.
Menurut pandangan Gus Iqdam, orang di Indonesia berpandangan baik kepada TKI di Arab Saudi, citranya bagus, sering iktikaf di Masjidil Haram, di Masjid Nabawi, dan makam sahabat nabi.
Orang yang Bisa Selamat Menurut Gus Iqdam
"Kita ini masih rawan jadi garangan. Di Al-Qur'an Surat Ali Imron disebutkan. Mereka para manusia di manapun berada, semua manusia berpotensi jadi garangan. Meskipun dekat Masjidil Haram, Nabawi, dekat dengan makam Nabi Muhammad SAW," ujarnya mengulangi pernyataannya.
Ia kembali menegaskan, jika di manapun rawan, bisa jadi orang yang disebut Gus Iqdam itu orang yang buruk, diliputi kehinaan.
"Jangan seperti itu, tiap orang seperti kita potensi menjadi orang yang buruk. Di manapun kita berada. Jangan santai santai saja, yang bisa selamat dari kehinaan yang menjubahi tubuh, jiwa kita ini seperti apa?," tanya Gus Iqdam.
Secara tegas, ia mengungkapkan, orang yang bisa selamat adalah orang yang mampu berpegang teguh pada agamanya Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement