Liputan6.com, Jakarta - KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul adalah seorang waliyullah dan ulama besar dari Kalimantan. Sosoknya terkenal hingga pelosok negeri, termasuk pulau Papua.
Abah Guru Sekumpul lahir di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H. Ia adalah putra dari pasangan Abdul Ghani bin Abdul Manaf dan Hj Masliah binti H. Mulia.
Meski lahir dari keluarga sederhana, namun orangtuanya berhasil mendidiknya sampai menjadi ulama besar. Keberhasilannya Abah Guru Sekumpul tidak terlepas dari para gurunya yang jumlahnya mencapai 200 orang.
Advertisement
Baca Juga
Guru Ijai, panggilan lain Abah Guru Sekumpul, wafat di Martapura pada 10 Agustus 2005 di usia 63 tahun. Ia dimakamkan di kompleks keluarga di dekat Mushola Ar-Raudhah, Kalimantan Selatan.
Meski sudah wafat, Abah Guru Sekumpul masih aktif berdakwah di pedalaman Papua. Hal ini diketahui oleh warga pedalaman Papua yang menghadiri haul Abah Guru Sekumpul.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tercengang dengan Haul Abah Guru Sekumpul
Dikisahkan, pada haul ke-10 Abah Guru Sekumpul tahun 2015, ada rombongan dari pedalaman Papua datang ke lokasi acara haul di Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Mereka bingung karena memang baru pertama kali datang ke luar pulau dan keperluan yang mereka sendiri tidak tahu pasti seperti apa acaranya nanti.
“Acara haul ini sebetulnya kayak gimana?” tanya mereka seperti dinukil dari laman Laduni.id, Rabu (15/11/2023).
Rombongan yang berjumlah puluhan orang itu ditarik panitia acara ke dalam makam Abah Guru Sekumpul.
“Ini yang dihauli apa yah?” tanya mereka lagi setelah ritual ziarah berlangsung sebentar. Mereka benar-benar tidak mengetahui maksud dan tujuan haul.
“Ini adalah acara peringatan kematian shohibul haul, yang setiap fotonya juga ada di tiap rumah,” jawab panitia.
“Siapa namanya?” tanya dari rombongan Papua.
“Guru Zaini," jawab panitia.
Advertisement
Ketika Tahu yang Dihauli Abah Guru Sekumpul
Mereka masih penasaran siapa sebenarnya yang dihauli itu. Akhirnya panitia mengajak rombongan Papua itu ke beberapa warung di sekitar lokasi haul yang banyak menjual foto Abah Guru Sekumpul.
“Yang mana namanya Guru Zaini?” tanya mereka.
“Ya ini,” jawab panitia sambil menunjukkan gambar Abah Guru Sekumpul.
Rombongan Papua itu tiba-tiba menangis dan mengucapkan syahadat bersama-sama. Ternyata, foto yang ditunjukkan oleh panitia di warung-warung tersebut adalah guru mereka yang mengajar akhlak dan kebaikan di pedalaman Papua. Mereka kemudian kembali ke makam lagi Guru Sekumpul dan meminta maaf.
Abah Guru Sekumpul wafat pada 10 Agustus 2005. Akan tetapi, menurut kisah nyata rombongan dari Papua itu, beliau masih mengajarkan ketauhidan di pedalaman Papua dan memberi mereka ongkos berangkat perjalanan dan pulang kembali ke Papua, lengkap dengan ongkos konsumsi dan lain-lainnya.
Masya Allah, itulah karomah para kekasih Allah. Mereka mempunyai batiniyah yang melintas batas, tak bisa dinalar dengan pikiran manusia. Itulah kehendak Allah yang memberikan karomah kepada hambanya yang terkasih.
Kisah karomah Abah Guru Sekumpul ini disarikan dari laman Laduni.id. Wallahu a’lam.