Sukses

Penting Diketahui, Gejala Penyakit Ain dan Doa Agar Terhindar Darinya

Penyakit ain sangat berbahaya. Berikut ini adalah penjelasan dan doa agar terhindar penyakit ini menurut Islam

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam kita mengetahui adanya penyakit ain. Penyakit ini bermula dari pandangan mata yang kemudian menciptakan perasaan iri, dengki, hasad, dan takjub.

Penyakit ini dapat mengganggu kehidupan manusia, baik secara fisik dan psikologis. Islam pun telah mengajarkan umatnya untuk senantiasa berdzikir, doa, serta menghadirkan Allah agar terjaga dari penyakit ain.

Dengan berpegang teguh pada ajaran agama serta mengamalkan nilai-nilai positif sehingga diharapkan dapat menciptakan kehidupan yang sehat dan harmonis.

Lalu, seperti apa penyebab dan gejala penyakit ain serta doa-doa apa saja yang patut dilafalkan untuk menjauhkan diri darinya? Simak ulasan selengkapnya mengutip dari laman merdeka.com.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengertian Penyakit Ain

Penyakit ain sering juga disebut sebagai kena mata, mata jahat, atau evil eye. Penyakit ini berkaitan dengan pengaruh dari pandangan mata yang disertai sifat dengki atau iri kadang terjadi pula pada rasa takjub atau cinta terhadap yang dipandang secara berlebihan.

Penyakit ain berasal dari kata ‘aana – ya’iinu yang berarti terkena sesuatu hal dari mata. Penyakit ain bisa berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Penyakit ain juga bisa dialami anak-anak disebabkan oleh pandangan mata. Syaikh Abdurrahman bin Hasan menyebutkan dalam Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid bahwa, “seorang yang memandang, menimbulkan gangguan pada yang dipandangnya.”

Penyakit ain terdapat dalam beberapa hadis. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis yang berbunyi; "Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa." (HR. Muslim No.2188).

Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata: “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain” (HR. Muslim no.2195). 

Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda: "Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain." (HR. Al Bazzar).

3 dari 4 halaman

Gejala Penyakit Ain

Penyebab penyakit Ain yang paling utama adalah pikiran negatif. Seperti halnya penyakit fisik, seseorang yang menderita penyakit ain juga mengalami beberapa gejala.

Orang yang mengalami ain diyakini dapat mengalami gangguan kesehatan, kecelakaan, atau masalah dalam kehidupan mereka. Gejala yang berkaitan dengan penyakit ain dapat bervariasi tergantung pada budaya dan keyakinan masyarakat sekitar.

Adapun Syaikh Abdul Aziz As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala menjelaskan gejala penyakit ain sebagai berikut:

  • Sakit kepala yang berpindah-pindah.
  • Wajah pucat.
  • Sering berkeringat dan buang air kecil.
  • Nafsu makan lemah.
  • Mengalami mati rasa.
  • Mengalami panas atau dingin di anggota badan.
  • Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan.
  • Mengalami rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.
  • Merasa bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Memiliki perilaku (emosi) berlebihan.
  • Memiliki ketakutan yang tidak wajar.
  • Sering bersendawa.
  • Menguap atau terengah-engah.
  • Menyendiri atau suka mengasingkan diri.
  • Diam atau malas bergerak.
  • Senang (terlalu banyak) tidur.
  • Mengalami masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui.

Gejala-gejala yang disebut di atas adalah penggambaran bahwa adanya penyakit ain atau penyakit iri, dengki, hingga hasad berdampak pada hal-hal tersebut.

Dalam tradisi Islam, ain sering dianggap sebagai ujian atau gangguan yang dapat diatasi melalui doa, perlindungan, dan amalan spiritual.

Nabi Muhammad SAW pernah melihat anak perempuan Ummu Salamah RA yang masih kecil dengan wajah yang cenderung berwarna hitam. Nabi Muhammad SAW bersabda; "Mintakanlah ruqyah untuknya karena dia terkena nadzarah (penyakit ain)." (HR. Bukhari dan Muslim).

4 dari 4 halaman

Doa Agar Terhindar dari Penyakit Ain

Salah satu cara menghindari penyakit ain yang dianjurkan di agama Islam adalah membaca doa dan beribadah. Allah SWT berfirman:

"Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri." (QS. Yusuf ayat 67).

Para ulama Nahdlatul Ulama (NU) menjelaskan bacaan-bacaan doa agar terhindar dari penyakit ain yang bisa Anda lafalkan adalah sebagai berikut;

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ

U‘îdzuka bikalimâtillâhit tâmmati min kulli syaithânin, wa hâmmatin, wa min kulii ‘ainin lâmmah. Allâhumma bârik fîhi, wa lâ tadhurrah.

Artinya: “Aku menyerahkan perlindunganmu dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.”

Sementara itu, dalam buku berjudul Ruqyah Online Solusi di Tengah Pandemi oleh Ahmad Ahid, Lc, M.S.I, bacaan doa agar terhindar dari penyakit ain lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut;

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin

Artinya: "Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh 'ain (pandangan mata) yang jahat."

Selain membaca doa agar terhindar dari penyakit ain, dianjurkan pula bagi Anda untuk senantiasa menyertai lontaran-lontaran pujian kepada orang lain dengan ungkapan seperti TabarakAllah (تبارك الله) atau Masha'Allah (ما شاء الله).

Kemudian berwudhu dilengkapi dengan membaca surat al-Ikhlas, surah al-Falaq dan surah an-Nas sebanyak tiga kali setelah Subuh dan setelah Maghrib.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.