Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan antara Habib Novel dan Gus Iqdam di Madinah dijadikan ajang membuka rahasia kenapa nama anak Gus Iqdam bernama Novel.
Habib Novel bin Muhammad Alaydrus lebih dikenal dengan Habib Novel Alaydrus atau Habib Novel adalah seorang ulama, da'i, serta pimpinan majelis ilmu dan dzikir Ar-Raudhoh, Surakarta, Jawa Tengah.
Habib Novel merupakan putra pertama dari pasangan Muhammad Alaydrus dengan Luluk Al-Habsyi.
Advertisement
Dalam unggahan video TikTok akun @wongpusat.real tampak keduanya bertemu di sebuah hotel Madinah, keduanya sangat akrab, saling mendoakan, saling menyanjung.
"Semalam saya cari Njenengan ke lobi hotel Njenengan, saya sengaja gak kasih tau. Saya cari tahu pakah istirahat atau tidak, ternyata Njenengan istirahat," kata Habib Novel kepada Gus Iqdam.
"Kalau saya beruntung, berjodoh, maka saya akan ketemu. Ternyata beliaunya malah nyamperin ke hotel saya nginep, alhamdulillah," kata Habib Novel.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Rahasia di Balik Nama Gus Novel Anak gus Iqdam
Dalam kesempatan tersebut, Gus Iqdam diminta untuk memberikan sepatah kata, atau bahkan ribuan kata.
"Luar biasa nikmat yang sangat luar biasa, jujur Bib ini umrah saya yang pertama, Alhamdulillah lumayan yang ikut bib. Dan nikmat luar biasa yang saya rasakan berikutnya saya ketemu idola saya," tambah Gus Iqdam.
Selanjutnya Gus Iqdam membeberkan rahasia alasan kenapa mengidolakan Habib Novel, dan kisah nama anaknya.
Nama anak Gus Iqdam dan Ning Nilatin Nihayah adalah Ahmad Novel Zubaidi al Munawir.
"Kenapa anak saya saya beri nama novel, saya mengidolakan beliau. Zubaidi nama kakek saya, istri saya cicit Mbah Munnawir Krapyak. Saya itba' semuanya," katanya.
"Karena saya merasa tidak soleh, dan doa saya semoga anak saya tidak meniru saya. Semoga meniru kakek-kakeknya, mbah mbahnya, dan meniru alim ulama, seperti Habib Novel, makanya nama depannya Novel, ijin bib ngapunten," ujar Gus Iqdam terbata-bata.
"Qobul-qobul," jawab Habib Novel.
"Dulu saya tidak berani minta ijin ke habib, saya jujur, saksinya Ilham Jebor sebelum diamanahi Majelis Sabilu Taubah, setiap Haul Solo saya selalu merepotkan Habib Novel, banyak kisah yang ditorehkan di majelis Habib Novel Ar Raudhoh," kata Gus Iqdam.
Advertisement
Kisah di Majelis Ar Raudhoh Surakarta
"Saya melanggar aturan Ar Raudhoh, saya tukang ngrokok. Saya di tempat itu merokok, saya lupa kalau itu di Raudhoh, takut dimarahi Habib Novel, saya langsung matikan rokok. Saya ngefans sekali sama habib Novel, sangat mengidolakan," kata Gus Iqdam.
"Prinsip beliau jangan mikir, itu yang kita ingat. Kalau mau kita mikir secara mendalam, semuanya sudah ditata Allah. Kita tinggal menjalani," ujarnya.
Selain itu Gus Iqdam juga menyampaiakn buah pemikiran Habib Novel yang ia pegang sampai saat ini, yaitu soal ilmu.
Majelis Sabilu Taubah Didoakan Habib Novel Bisa Menjadi Sabilu Taubah
"Ilmu akan menjadi alarm bagi diri kita, kalau kita melakukan keburukan alarmnya ya ilmu itu. Mungkin kita terlalu pelit, kita akan ingat ilmu shodaqoh, kalau terlalu khilaf kita ingat ilmu taubat, dan ilmu lain-lainnya," terang Gus Iqdam.
"Dalam kesibukan kawal jemaah, bisa ditakdir bisa jumpa, seperti mimpi ini ketemu Habib Novel di tempat mulia, bisa duduk bersama" sebutnya.
"Sabilu taubah bisa besar itu karena barokah raudhah jemaah penjengan. Apa yang ada di Sabilu Taubah itu meniru Ar Raudhoh, saya meniru," kata Gus Iqdam.
"Majelisan kita ngopi, kita niru di Raudhoh, ngajinya ngopi," kata Gus Iqdam.
Ia menceritakan awalnya belum majelisan, pernah berfikir bagaimana mau buat kopi untuk ratusan jemaah, duit bagaimana. Akhirnya pakai ilmu Habib Novel, jangan mikir. Akhirnya berapapun kopinya tidak dipikir dan ada jalan.
Gus Iqdam juga dalam kesempatan tersebut minta ijazah Simtudduror. Selain itu, Gus Iqdam berharap sekali agar suatu saat Habib Novel bisa hadir di Blitar, di majelis yang jauh dari sempurna.
"Siap hadir insya Allah, siap bagikan kopi juga," ujar Habib Novel.
"Jangan Bib nanti kita yang siapkan kopinya," sergah Gus Iqdam.
Kepada masyarakat, Habib Novel berpesan, yang dekat majelis Gus Iqdam dipersilahkan hadir di majelssnya. Namun bagi yang sudah punya majelis sebelumnya tetap istiqamah di majelisnya, mau hadir di Gus Iqdam gak papa, tapi jangan tinggalkan majelis lama.
"Siapa sudah punya guru pegang guru itu," kata Habib Novel. Selain itu habib juga mendoakan agar majelis Gus Iqdam benar benar bisa mewnjadi sabulu taubah, jalan taubah bagi masyarakat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement