Sukses

Habib Novel Alaydrus Pasang Badan Ketika Ceramah Gus Iqdam Dihina Kelas TK

Habib Novel Alaydrus pasang badan ketika ceramah Gus Iqdam dihina kelas TK

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menyampaikan kebaikan, termasuk aktivitas dakwah tentu saja banyak sekali aral melintang. Bukan hanya itu, tak jarang para penceramah juga bisa menjadi sasaran hinaan alias dibully.

Hal ini juga yang dialami Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam. Beberapa waktu yang lalu, ada yang mengatakan bahwa pengajian Gus Iqdam ini tingkat TK.

“Ada yang mengatakan, ini pengajian Gus Iqdam pengajian tingkat TK,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Chapung Pusat ST, Jumat (17/11).

Menanggapi narasi yang bernada menghina ini, Gus Iqdam balik bertanya perihal kemampuan yang bersangkutan dalam mendidik para garangan ini.

“Lah tingkat TK, apa kamu bisa mengajari garangan-garangan seperti saya?” ujarnya, balik bertanya,” jawabnya.

Menanggapi hal demikian, pengasuh Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhoh, Habib Novel Alaydrus atau Habib Novel justru pasang badan dan berkomentar yang sebaliknya terkait ceramah Gus Iqdam ini. 

Dia mengaku sangat senang dengan gaya ceramah yang mempopulerkan istilah ‘dekengane pusat’ ini.

“Alhamdulillah di pusat ketemu dekengane pusat, di pusat ketemu dekengane pusat Gus Iqdam. Masyaallah. Alhamdulillah mudah-mudahan kita bisa belajar banyak dari gus Iqdam, dakwah dengan cara yang santun dan menyenangkan,” katanya dikutip dari kanal You Tube Habib Novel Alaydrus, Jumat (17/11).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sesuai dengan Hadis Nabi SAW

Habib Novel bahkan sangat mendukung kesederhanaan bahasa yang disampaikan Gus Iqdam dalam ceramahnya. Menurutnya, Gus Iqdam telah melaksanakan perintah Nabi SAW untuk menggunakan bahasa sesuai kadar kemampuan orang yang dihadapi.

"Kalau bahasa beliau seperti itu ya karena memang itu perintah Nabi Muhammad SAW, berbicaralah dengan manusia sesuai dengan kemampuannya," ujarnya.

Bahkan ia menegaskan bahwa bahasa ceramah harus mempertimbangkan aspek obyek dakwah yang sangat beragam. 

"Kemampuannya mencerna kalimat tersebut, kita tidak bisa menggunakan bahasa-bahasa sekolah, ya untuk kami-kami ini yang biasa nongkrong di wedangan ya bahasanya bahasa wedangan,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Habib Novel Suka Bahasa Ceramah yang Nyantai

Habib Novel juga mengatakan kalau dirinya juga menyukai bahasa nyantai yang digunakan Gus iqdam ini. Beliau juga mengakui kehebatan Gus Iqdam yang sukses mendidik para garangan ini.

"Bahasa yang nyantai-nyantai, seperti moh mumet, ojo mikir. Saya kemarin Gus, waktu dari Solo ke Jakarta kan nyetir sendiri itu saya bilang panjenengan itu ada tulisan di truk, difoto sama adik ipar saya Habib Alwi. Ajib tulisan kalimatnya sederhana, lugas tapi saya langsung ngakak, “Tidak melayani manusia ruwet dalam bentuk apapun, ruwet blokir..ha..ha.." katanya.

"Gus Iqdam ini cirinya nyantai, ya nyantai sama kayak saya sebetulnya cuman saya kalau disuruh jadi seperti beliau gak kuat saya gak kuat," imbuhnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul