Sukses

Mendadak Emak-emak Barbar Blayer di Depan Gus Iqdam, Ternyata Gara-gara Ini

Emak-emak jemaah Sabilu Taubah (ST Nyell) yang satu ini benar-benar barbar. Bagaimana tidak, perempuan ini berani blayer di depan Gus Iqdam

Liputan6.com, Jakarta - Emak-emak jemaah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST Nyell) yang satu ini benar-benar barbar. Bagaimana tidak, perempuan ini berani blayer di depan Gus Iqdam.

Dalam dunia otomotif atau dunia balap, blayer atau dibaca bleyer yaitu memainkan gas sekali atau berulang-ulang dengan tujuan yang beragam.

Istilah unik blayer ini seringkali dijumpai dalam race motor. Sebutan blayer adalah mancing emosi dengan grip gas dibejek sampai rpm tinggi.

Dengan untiran tali gas yang diuntir sampai pol. Efeknya suara keras, jadi blayer dalam hal ini artinya bersuara keras secara mendadak.

Blayer juga menjadi istilah ketika seseorang nge-gas, alias bersuara tinggi. Terkadang, diartikan sebagai marah-marah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Kasih Salam Pakai Pantun

Dalam sebuah pengajian emak-emak bernama Siti Nur Sofiatun ini berani blayer di depan Gus Iqdam, gara gara diganggu oleh jemaah lain.

Awal obrolan sudah menarik. Salam ia awali dengan pantun, "Indonesia negara hukum, Assalamualaikum," ujar perempuan yang tayang dalam TikTok@MahsunJr.

Gus Iqdam hanya menjawab salam, tanpa memberikan pantun, ia mengaku tak bisa pantun.

Perempuan yang akrab dipanggil Mbak Nur ini kemudian meluncurkan rayuan ke Gus Iqdam, 'Ndredek aku gus, nyawang baguse njenengan kulo angsal cerita sekedik gus?"

"Oleh, tapi ojo suwi-suwi," jawab Gus Iqdam.

"Kulo ningali TikTok gus, tak sholawati, suk ben nek guse neng Ngawi aku njaluk foto karo Gus Iqdam," ujar Mbak Nur ini yang memiliki suara powerfull.

"Lha ngopo demen karo Gus Iqdam?"

"Nek ceramah penak, tur yo meneh bagus gus,".

3 dari 4 halaman

Gus Iqdam Ditawari Ini saat Suaminya di Luar Negeri

"Sudah menikah Mbak Nur?"

"Sudah menikah gus, tapi suami di luar negeri,"

Begitu mendapati jawaban ini, jemaah gerr-geraan sampai riuh.

"Biyuh Lha iki sing awake dewek bahas mau. Wonge teko? garanganwati iki," kata Gus Iqdam diringi tawa.

Ada yang mengejutkan, yang dilakukan oleh emak-emak ini. Entah apa maksudnya, tapi yang diucapkan setidaknya artinya, jika Gus Iqdam mau, ya tidak apa-apa.

"Nek njenengan purun nggih mboten nopo-nopo kok gus," ujar Mbak Nur ini, entah apa menawari Gus Iqdam seperti ini.

"Lho...lho.... lho gak bahaya ta?." jawab Gus Iqdam, yang diiringi suara riuh ribuan jemaah lainnya.

"Enggak gak gus, enggak bahaya gus," ujarnya meyakinkan Gus Iqdam.

Untuk menetralisir suasana, akhirnya Gus Iqdam mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan jumlah anaknya Mbak Nur ini.

"Mbak Nur anaknya berapa?," tanya Gus Iqdam.

 

4 dari 4 halaman

Mbak Nur Blayer Gara-gara Ini

"Anaknya tiga Gus, alhamdulillah anaknya mondok mulai kelas 2 MI sampai sekarang sudah MTs," disini Mbak Nur menjawab masih dengan santai, komunikasi belum naik tensinya.

"Mondok semua?," tanya Gus Iqdam lagi.

"Yo ndak gus, cuma yang pertama. yang dua dan tiga masih kecil, kelas 3 dan satunya tiga tahun," jawab Mbak Nur.

Tiba tiba ada celetukan jemaah, "pak'e piro?" bapak dari anaknya berapa maksudnya, di sinilah Mbak Nur naik pitam langsung blayer.

"Pak'e siji, ngawur!!!," blayer Mbak Nur dengan nada tinggi, layaknya motor digas pol tiba-tiba.

Gus Iqdam sampai turun tangan menenangkan, agar tak terjadi baku hantam sesama jemaah.

"Iyo tenang-tenang Nur, tenang-tenang istighfar," kata Gus Iqdam.

"Astaghfirullah," ucap Mbak Nur kalem.

Kemudian keduanya berdialog seperti pada umumnya, mulai berangkat jam berapa, sampai pada titik Mbak Nur diberi tugas untuk sholawatan, dan diberi sangu Rp400 ribu.

Setelah itu, Mbak Nur Kembali blayer, saat minta foto bareng Gus Iqdam, karena kondisi tidak memungkinkan Gus Iqdam tidak bisa foto berdua, karena ada pembatasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul