Sukses

Permintaan Maaf Gus Iqdam kepada Putranya Gus Novel, Bikin Mrebesmili

Gus Iqdam ucapkan ini sebab saking jarangnya ia bertemu putranya

Liputan6.com, Cilacap - Tentu banyak juga yang beranggapan bahwa sosok da’i muda berparas tampan, Muhammad Iqdam atau Gus Iqdam ini tidak pernah merasakan kesedihan.

Anggapan ini wajar saja, sebab sosok da’i yang satu ini memang tidak pernah memperlihatkan kesedihannya.

Raut muka yang ceria dan gaya bicara yang renyah dan terkadang juga dibalut dengan lelucon khasnya membuat suasana pengajiannya bertambah semarak.

Meski demikian, ternyata pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah ini pun pernah merasakan kesedihan yang mendalam ketika berbicara putra pertamanya yakni Gus Novel.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sedih dan Minta Maaf

Gus Iqdam merasakan kesedihan yang mendalam perihal anak pertamanya Novel. Ia kerap meminta maaf kalau bertemu dengan putranya ini. Ketika menceritakan hal ini tampak Gus Iqdam menahan air mata.

“Saya ini kalau ketemu Novel, omonganku cuma satu, Abah minta maaf ya, saya bilang begitu kalau ketemu Novel,” tuturnya dikutip dari kanal YouTube Tujuh Detik, Senin (20/11/2023).

Selain sedih, ia juga merasa kasihan melihat anak semata wayangnya ini yang jarang sekali bertemu dengan ayahnya.

“Kadang saya lihat anak saya kasihan sekali ya Allah…anak jarang sekali dengan ayahnya,” tuturnya.

“Bapaknya hidupnya di jalan saja, Masya Allah..mudah-mudahan sabar, mudah-mudahan tidak lupa dengan saya,” imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Tidak Tahu Nama Bapaknya

Bahkan saking jarangnya bertemu ayahnya, sampai-sampai ketika ada seseorang yang bertanya perihal nama ayahnya, Novel tidak mengetahuinya.

“Lah sampai anak saya kalau ditanya: kamu anaknya siapa, jawabnya: anak Ifa,” kisahnya.

“Jadi bukan menjawab anaknya Gus Iqdam,” imbuhnya.

Menanggapi hal ini Gus Iqdam ikhlas dan maklum, sebab intensitas pertemuan dengan anaknya ini yang menyebabkan hal demikian.

“Karena dengan ayahnya jarang bertemu, Tapi ya sudah semacam itu, ya sudah tidak apa-apa,” tutupnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul