Sukses

Tukang Ghibah Bakal Dijebloskan ke Neraka Hutamah, Begini Kengeriannya

Lalu jika dihitung sebagai dosa besar, pelaku ghibah masuk neraka mana? Karena banyak tingkatan neraka, mereka akan dimasukkan ke Neraka Hutamah

Liputan6.com, Jakarta - Dalam bahasa Arab, ghibah adalah membicarakan kejelekan atau aib orang lain. Utamanya, obrolan terjadi saat subjek yang dibicarakan tengah tidak sedang bersama orang-orang yang bergunjing.

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ghibah artinya membicarakan keburukan (keaiban) orang lain; bergunjing.

Ghibah sendiri disebut dapat terjadi secara lisan, tulisan, atau bahkan hanya dengan bahasa tubuh.

Islam melarang keras kebiasaan ghibah. Tak main-main, gibah bahkan digolongkan sebagai dosa besar.

Larangan gibah juga tersemat dalam ayat suci Al-Qur'an surat Al Hujurat ayat 12.

-يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬ -١٢

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan prasangka karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sekalian bergibah(menggunjing) satu sama lain. Adakah seseorang di antara kamu sekalian yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang."

Kutipan ayat Al-Qur'an ini mengisyarakatkan kesamaan dosa gibah dengan memakan daging bangkai saudara sendiri.

Lalu jika dihitung sebagai dosa besar, pelaku ghibah masuk neraka mana? Karena banyak tingkatan neraka.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 5 halaman

Inilah Nerka Berpenghuni Pelaku Dosa Besar

Mengutip Liputan6.com, nama-nama neraka perlu dikenali oleh setiap umat Islam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), neraka adalah alam akhirat tempat orang kafir dan orang durhaka mengalami siksaan dan kesengsaraan. Neraka adalah kebalikan dari surga.

Neraka merupakan tempat hukuman bagi muslim yang memiliki amal buruk lebih berat daripada amal baik. Neraka dihadirkan untuk menghukum orang-orang yang durhaka, yakni orang-orang kafir, musyrik, fasik, munafik, dan sejenisnya.

Nama-nama neraka terdapat di dalam Al-Quran, dan memiliki tujuh tingkatan. Di antara nama-nama dan tingkatan neraka yaitu neraka Jahannam, Lazha, Hutamah, Sa’ir, Saqar, Jahim, dan Hawiyah. Setiap nama dan tingkatan neraka ini memiliki jenis siksaan yang berbeda-beda.

Neraka Jahannam

Neraka Jahannam adalah satu di antara nama-nama neraka yang mungkin susah sering terdengar. Neraka Jahannam merupakan tingkatan pertama atau tingkatan teratas neraka. Neraka satu ini dikhususkan untuk manusia yang suka melakukan dosa besar dan tidak pernah bertaubat kepada Allah SWT.

Diriwayatkan setelah menyebutkan para penghuni enam tingkatan neraka paling bawah, malaikat Jibril terdiam. Ditanya oleh Nabi saw., “Mengapa engkau tidak bercerita kepadaku tentang para penghuni pintu ketujuh (Jahanam)?” Malaikat menjawab, “Wahai Muhammad, jangan kau tanya aku tentangnya.”

Namun, Nabi SAW terus mendesak, akhirnya Jibril mau buka jawaban, “Pintu itu dihuni oleh para pelaku dosa besar dari kalangan umatmu. Mereka meninggal dan tak sempat bertaubat.”

3 dari 5 halaman

Tukang Ghibah Siap-siap Masuk Neraka Hutamah

Neraka Sa’ir

Nama-nama neraka berikutnya yaitu neraka Sa’ir, yang disebutkan dalam surat Al-Mulk sebagai seburuk-buruknya tempat kembali. Setiap kali para penghuninya dilemparkan, para penjaga neraka itu bertanya, “Apakah belum pernah datang kepadamu seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, “Benar ada, namun kami mendustakannya.” Akhirnya, terucaplah penyesalan mereka, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan piringatan itu, niscaya kami tidak termasuk penghuni neraka Sa‘ir yang menyala-nyala ini.”

Berdasarkan informasi Surat al-Mulk ini, diketahui bahwa di antara calon penghuni neraka ini adalah mereka yang mendustakan pemberi peringatan. Ditambahkan dalam surat yang lain, calon penghuni neraka ini adalah orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan para pengikut setan yang jahat.

Hal ini diperkuat oleh surat Al-Fathir, "Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka Sa’ir (yang menyala-nyala), yakni orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras," (Q.S. al-Fathir [35]: 6-7).

Neraka Hutamah

Neraka Hutamah dapat kamu temukan dalam surat Al-Humazah, yang artinya:

"Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Hutamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka," (Q.S. al-Humazah [104]: 4-8).

Sebagai salah satu nama-nama neraka, neraka Hutamah akan ditempati oleh orang-orang yang pengumpat, pencela, dan gila harta. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Humazah ayat sebelumnya, yang artinya:

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat (al-humazah) lagi pencela (al-lumazah), yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya," (Q.S. al-Humazah [104]: 1-3).

Jadi, berdasarkan ayat di atas, calon penghuni neraka Hutamah adalah orang-orang yang suka mengumpat atau ghibah, orang yang suka mengadu domba atau namimah, dan orang yang terpedaya dengan harta kekayaannya.

4 dari 5 halaman

Pendusta Masuk Neraka Ini

Neraka Lazha

Kata lazha sendiri berarti ‘menyala-nyala’. Hal ini sejalan dengan yang diinformasi dalam dalam Surat al-Lail, "Maka kami memperingatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala," (Q.S. al-Lail [92]: 14).

Lanjutan Surat ini menyampaikan, "Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman)," (Q.S. al-Lail [92]: 15-16).

Jadi neraka Lazha merupakan nama-nama neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang yang mendustakan kebenaran dan berpaling dari keimanan atau berpaling dari ketaatan kepada Allah, serta malah mengikuti setan. Artinya, siapa pun yang mendustakan Al-Quran dan berpaling dari keimanan, mereka diancam dengan siksaan yang pedih dalam neraka Lazha.

Neraka Saqar

Neraka Saqar merupakam tempat bagi orang-orang yang tidak shalat, tidak menyantuni orang miskin, orang yang suka membicarakan yang batil, dan orang yang mendustakan hari Pembalasan.

Hal itu sebagaimana yang disampaikan Al-Quran,

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari Pembalasan,” (Q.S. Muddatsir [74]: 42-46).

Tak hanya itu, neraka Saqar adalah salah satu nama-nama neraka yang akan menjadi tempat kembalinya orang-orang yang berdosa dan sesat, seperti yang terdapat dalam surat Qamar yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka), 'Rasakanlah sentuhan api neraka Saqar!'” (QS. al-Qamar: 47-48)

 

5 dari 5 halaman

Ini Neraka Hawiyah yang akan Dihuni Orang Munafik

Neraka Jahim

Neraka Jahim merupakan salah satu nama-nama neraka yang akan dihuni oleh orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT, (Q.S. [5]: 10). Dalam ayat lain, neraka ini dijanjikan untuk orang-orang yang sesat, "Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat," (Q.S. Syu‘ara [26]: 91).

Maksud orang-orang sesat di sini yaitu orang-orang kafir dari kalangan bani Adam yang tersesat dari jalan petunjuk, sehingga mereka menyembah selain Allah SWT. Para pendusta calon penghuni neraka Jahim dijelaskan dalam surah al-Muthaffifin,

"Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa, yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, “Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu,” Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka Jahim," (Q.S. al-Muthaffifin [83]: 10-16).

Neraka Hawiyah

Disebutkan dalam banyak riwayat bahwa neraka Hawiyah adalah tingkatan neraka yang paling bawah. Sebagai salah satu nama-nama neraka, neraka Hawiyah merupakan termpat bagi orang-orang munafik. Orang munafik sendiri adalah orang-orang yang ikrar beriman, beramal seperti orang-orang yang beriman, namun hatinya adalah hati orang-orang yang kufur.

Ada pula riwayat yang menyebutkan, pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya tentang para penduduk setiap tingkatan neraka.

Malaikat Jibril menjawab, “Pintu paling bawah disebut dengan Hawiyah. Ia dihuni oleh orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka," (Q.S. al-Nisa’ [4]: 145).

Pintu kedua disebut dengan Jahim. Ia dihuni oleh orang-orang musyrik. Pintu ketiga disebut dengan pintu Saqar. Ia dihuni oleh orang-orang murtad. Pintu keempat disebut dengan Lazha. Ia dihuni oleh iblis dan para pengikutnya dari kaum Majusi. Pintu kelima disebut dengan Hutamah. Ia dihuni oleh kaum Yahudi. Pintu keenam disebut dengan Sa‘ir. Ia dihuni oleh kaum Nasrani.”

Setelah itu, malaikat Jibril diam. Ditanya oleh Nabi SAW “Mengapa engkau tidak bercerita kepadaku tentang para penghuni pintu ketujuh?” Malaikat menjawab, “Wahai Muhammad, jangan kau tanya aku tentangnya.” Namun, Nabi terus mendesak.

Akhirnya Jibril mau buka jawaban, “Pintu itu dihuni oleh para pelaku dosa besar dari dari kalangan umatmu. Mereka meninggal, dan tak sempat bertaubat.”

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul