Sukses

Beda Slogan AMIN dengan Lafal Aamiin dalam Sholat dan Doa

Slogan AMIN digunakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk kampanye Pemilu 2024. Pelafalan slogan AMIN mirip dengan bacaan yang diucapkan umat Islam setiap sholat dan memanjatkan doa, yakni aamiin.

Liputan6.com, Jakarta - Slogan AMIN digunakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk kampanye Pemilu 2024. Pelafalan slogan AMIN mirip dengan bacaan yang diucapkan umat Islam setiap sholat dan memanjatkan doa, yakni aamiin.

Dewan Pengawas Syariah Djalaluddin Pane Foundation (DPS-DPF) KH Rakhmad Zailani Kiki menegaskan, slogan kampanye paslon nomor urut satu bukan lafal yang diucapkan setiap sholat dan berdoa. AMIN adalah slogan dari singkatan Anies-Muhaimin.

“Jadi slogan kampanye pasangan satu capres-cawapres Anies dengan Muhaimin bukan doa, bukan aamiin. Kalau doa kan ucapan ‘a’-nya dan ‘i’-nya panjang, kalau AMIN pendek. Itu slogan dari singkatan mereka berdua, Anies dan Muhaimin,” katanya kepada Liputan6.com, Ahad (26/11/2023).

Oleh karena itu, Kiai Kiki mengimbau umat Islam Indonesia jangan terpengaruh dengan slogan AMIN, khususnya mereka yang bukan pendukung Anies-Muhaimin. Tetap saja berdoa, karena dalam sholat atau berdoa itu yang benar pelafalannya aamiin.

“Kalau kita menyatakan aamiin tidak politis, karena beda dengan AMIN,” imbuhnya.

“Jadi silakan umat Islam mendukung calon-calon pasangannya di luar AMIN tetap mengucapkan aamiin. Gak usah khawatir, karena tidak berefek dengan urusan ibadah. Kalau mengucapkan AMIN itu tidak terkait dengan doa, dengan ibadah, karena terkait dengan doa itu ucapannya aamiin, bukan AMIN,” lanjutnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Mengganti Aamiin dengan Qobul

Belakangan ini tidak sedikit yang bukan pendukung Anies-Muhaimin mengganti lafal aamiin menjadi qobul dalam setiap memanjatkan doa, terutama dalam setiap konsolidasi atau pertemuan partai sesama koalisi capres-cawapres. Menurut Kiai Kiki, mengganti lafal aamiin dengan qobul ketika berdoa tidak ada tuntunannya.

“Para pendukung paslon lainnya gak usah terpengaruh, apalagi sampai kemudian mengganti dengan qobul. Itu malah salah dua kali. Salah memahami kata AMIN dalam kampanye paslon Anies-Muhaimin yang disamakan dengan kata aamiin dalam ibadah, dalam sholat atau doa, kesalahan kedua mengganti aamiin dengan qobul. Itu dua kali salah jadinya,” tutur Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta ini.

3 dari 4 halaman

Penjelasan Lafal Aamiin Tidak Bisa Diganti Qobul

Kiai Kiki menjelaskan, bacaan aamiin diucapkan oleh umat Islam di dua kegiatan, yaitu ketika dalam sholat dan berdoa atau selesai berdoa. 

Untuk sholat, membaca aamiin dilakukan setelah membaca surah Al-Fatihah. Dalilnya adalah hadis dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Ia berkata, “Rasulullah SAW bila selesai membaca Al-Fatihah, beliau mengangkat suaranya dan membaca aamiin.” (HR Ad-Daruquthni, hadis ini hasan menurutnya dan dishahihkan oleh al-Hakim).  

Adapun hukum membaca aamiin dalam sholat setelah membaca surah Al-Fatihah menurut Imam Nawawi di dalam kitab Al Majmu' adalah sunnah. 

“Karena ada dalilnya, maka kata aamiin di dalam sholat setelah membaca surah Al-Fatihah  tidak dapat digantikan dengan qobul. Karena menurut madzhab fiqih di luar Madzhab Syafi`i salah membaca kata aamiin saja dapat membatalkan sholat, apalagi menggantikan kata aamiin dengan qabul,” jelasnya.

“Dan hukum membaca aamiin di luar sholat, menurut Imam An-Nawawi, seperti dalam doa atau setelah berdoa juga sunnah. Karenanya, tidak bisa digantikan dengan kata qabul,” sambung Kiai Kiki. 

4 dari 4 halaman

Makna Amin, Aamin, Amiin, dan Aamiin

Lebih lanjut Kiai Kiki menjelaskan, ucapan “aamiin” dalam bahasa Arab memiliki makna berbeda dengan lafal “amin”, “aamin”, atau “amiin”. Begitu pula berbeda dengan transliterasinya atau penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari satu abjad ke abjad yang lain, dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia.  

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang tertulis adalah kata amin atau a.min dengan bentuk tidak baku amien yang artinya terimalah; kabulkanlah; demikianlah hendaknya (dikatakan pada waktu berdoa atau sesudah berdoa).

“Namun dalam transliterasinya (aksaran Arab ke Indonesia), termasuk artinya, jelas berbeda antara kata ‘amin’ dengan kata ‘aamiin, ‘aamin’, atau ‘amiin’,” ungkapnya.

Kata “amin” artinya aman tenteram, “aamin” artinya meminta pertolongan, “amiin” artinya jujur, terpercaya, sedangkan “aamiin” artinya kabulkanlah doa kami. 

“Sehingga dalam khazanah Islam, khususnya di fiqih ibadah, untuk menjawab doa yang paling tepat dan paling masyhur menurut pendapat Imam An-Nawawi dan ulama lainnya ialah tulisan kata “aamiin”, begitu pula dalam ucapannya,” pungkas Kiai Kiki.