Sukses

Kisah Pohon Kurma Menangis Ketika Rasulullah Khutbah Jumat, Kenapa?

Rasulullah SAW adalah satu-satunya utusan Allah yang dapat memberikan syafaat di hari kiamat. Rupanya, bukan hanya manusia saja yang merindukan sosok Rasulullah SAW, tapi pohon kurma juga merasakan kerinduan ini.

Liputan6.com, Cilacap - Rasulullah SAW adalah manusia sempurna yang senantiasa sebagai sosok yang dirindukan umatnya. Di hari kiamat Nabi Muhammad SAW merupakan satu-satunya utusan Allah yang dapat memberikan syafaatnya.

Akhlak yang luhur dan tutur kata yang sopan menyebabkan sosok Nabi akhir zaman ini disukai banyak orang.

Banyak kisah tentang keluhuran budi pekerti Rasulullah ini menyebabkan orang dengan suka rela memeluk agama Islam.

Bukan hanya manusia yang merasa rindu, bahkan pohon kurma saja merasakan kerinduan kepada sosok manusia agung ini sehingga merasa sedih jika berpisah dengannya. Berikut ini kisahnya sebagaimana disarikan dari laman hikmah NU Online.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Pohon Kurma Menangis

Alkisah, di bawah teriknya matahari Madinah, dalam suasana Masjid Nabawi yang ramai dengan aktivitas umat Islam, berdiri sebuah pohon kurma yang menjulang tinggi. Pohon kurma ini bukan sembarang pohon kurma, ia memiliki kisah istimewa yang terjalin dengan Nabi Muhammad saw, sang pembawa risalah Islam.

Pada suatu hari Jumat, ketika Nabi Muhammad saw sedang menyampaikan khutbah di Masjid Nabawi, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari arah belakang masjid. Suara tangisan itu begitu menyedihkan, membuat jamaah yang hadir menoleh ke sumber suara.

Ternyata, suara tangisan itu berasal dari pohon kurma yang berdiri di dekat mimbar tempat Nabi Muhammad saw biasa berkhutbah. Melihat pohon kurma yang menangis, Nabi Muhammad segera mengakhiri khutbahnya dan menghampiri pohon tersebut.

Beliau meletakkan tangannya di batang pohon kurma sambil berkata, "Ada apa denganmu, wahai pohon kurma? Mengapa kamu menangis?" 

3 dari 4 halaman

Menangis karena Rindu Rasulullah

Pohon kurma tersebut, seperti dikaruniai Allah swt kemampuan untuk berbicara, menjawab dengan suara yang lemah dan sedih, "Ya Rasulullah, aku menangis karena aku akan berpisah denganmu. Aku akan rindu mendengar suara merdu dan nasehat bijakmu yang selalu menenangkan jiwaku." 

Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sebagaimana termaktub dalam Fathul Bari Jilid 4, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, halaman 374:

أنَّ امْرَأَةً مِنَ الأنْصَارِ قالَتْ لِرَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا رَسولَ اللَّهِ، ألَا أجْعَلُ لكَ شيئًا تَقْعُدُ عليه؟ فإنَّ لي غُلَامًا نَجَّارًا قالَ: إنْ شِئْتِ، قالَ: فَعَمِلَتْ له المِنْبَرَ، فَلَمَّا كانَ يَوْمُ الجُمُعَةِ قَعَدَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ علَى المِنْبَرِ الَّذي صُنِعَ، فَصَاحَتِ النَّخْلَةُ الَّتي كانَ يَخْطُبُ عِنْدَهَا، حتَّى كَادَتْ تَنْشَقُّ، فَنَزَلَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ حتَّى أخَذَهَا، فَضَمَّهَا إلَيْهِ، فَجَعَلَتْ تَئِنُّ أنِينَ الصَّبِيِّ الَّذي يُسَكَّتُ حتَّى اسْتَقَرَّتْ، قالَ: بَكَتْ علَى ما كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ.

"Bahwa seorang wanita Anshar berkata kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, tidakkah aku buatkan untukmu sesuatu untuk engkau duduki? Karena aku memiliki seorang anak laki-laki yang tukang kayu." Beliau bersabda, "Jika engkau mau."

" Maka wanita tersebut membuatkan mimbar untuk Nabi Muhammad. Maka ketika hari Jum'at, Nabi SAW duduk di mimbar yang telah dibuat, lalu pohon kurma yang di depannya saat beliau berkhutbah berteriak hingga hampir pecah. Maka Rasulullah turun hingga mengambilnya, lalu memeluknya. Maka pohon tersebut mulai meratap seperti rengekan bayi yang sedang didiamkan hingga tenang. Beliau bersabda, "Pohon tersebut menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar."

4 dari 4 halaman

Rindu Nasihat Rasulullah SAW

Menurut Ibnu Hajar, hadis tersebut menjelaskan pohon kurma tersebut menangis karena kehilangan nasihat dan zikir yang senantiasa Rasulullah ucapkan didekatnya. Selama ini, si pohon telah menjadi tempat Rasulullah bersandar saat memberikan khutbah Jumat.

Pun di pohon kurma itu, ia mendengar langsung nasihat-nasihat bijak dari Nabi yang penuh hikmah dan kebijaksanaan. Saban Jumat, pohon kurma tersebut telah merasakan langsung kasih sayang dan cinta Rasulullah.

Pohon itu telah merasakan bagaimana Rasulullah bersandar di batangnya saat memberikan khutbah Jumat. Interaksi itu sangat berbekas di hatinya. Namun, ketika Rasulullah tidak lagi menggunakan pohon itu sebagai tempat bersandar, maka ia merasa kehilangan.

Merasa kesepian dan sedih. Kendati tidak punya hati laiknya manusia, tetapi pohon kurma itu bisa merasa sedih karena telah ditinggalkan oleh sosok yang sangat dicintainya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul