Sukses

Bacaan Doa Agar Hujan Tak Jadi Bencana dari Rasulullah Arab, Latin dan Artinya

Doa Rasulullah SAW membawa berkah dan agar hujan tak jadi bencana

Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan adalah periode di mana curah hujan meningkat secara signifikan dalam suatu wilayah atau daerah. Ini adalah waktu di mana atmosfer bumi menerima lebih banyak uap air yang kemudian berubah menjadi hujan.

Musim hujan dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografis, iklim, dan faktor lainnya. Di beberapa tempat, musim hujan bisa menjadi saat yang penting untuk pertanian dan sumber daya air, sementara di tempat lain, dapat menyebabkan banjir dan kerusakan.

Banjir selama musim hujan sering terjadi karena peningkatan curah hujan yang dapat melampaui kemampuan sistem drainase alami atau buatan manusia untuk menampung air.

Lalu bagaimana doa Rasulullah SAW mengenai hujan agar tak sampai menjadikan hadirnya bencana?

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Doa yang Dipanjatkan Rasulullah saat Hujan

Selain mempersiapkan diri menjelang hujan dengan membersihkan selokan, mengeruk sedimentasi sungai dan gorong-gorong, kita juga dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Allahumma hawalaina wa la ‘alaina. Allahumma ‘alal akami wal jibali, waz zhirabi, wa buthūnil awdiyati, wa manabitis syajari.

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami (memberkahi), bukan di atas kami (memudharatkan). Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuh pohon.

Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Al-Wabilus Shayyib minal Kalimit Thayyib, (Kairo, Darud Diyan lit Turats: 1987 M/1408 H), halaman: 176.

 

3 dari 3 halaman

Nabi Baca Ini saat Khutbah Jumat

Doa ini dibaca oleh Rasulullah saat khutbah Jumat berlangsung ketika seorang sahabat datang melapor bahwa hujan deras yang selama sekira enam hari berlangsung membuat masyarakat kehilangan harta benda dan merusak fasilitas jalan.

Bacaan berupa doa selayaknya terus dikumandangkan sebagai bukti kelemahan diri. Namun demikian, sejumlah tindakan antisipasi juga dilakukan dengan membersihkan lingkungan.

Memastikan tidak ada penebangan hutan dan terus menanami kawasan dengan pohon yang diharapkan akan menyerap air dan menahan dari tanah longsor yang membahayakan. Wallahu a‘lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul