Liputan6.com, Jakarta - Banyak di antara kita yang tak bisa menahan kantuk, kapan saja, dimana saja. Karena kantuk adalah salah satu anugerah Allah SWT.
Biasanya, saat di masjid menunggu pelaksanaan sholat jamaah banyak diantara kita yang tak kuasa menahan serangan kantuk, dan tertidur.
Ini pemandangan yang sangat lumrah terlihat di masjid-masjid sekitar kita, bahkan di Masjid Nabawi Madinah sekalipun.
Advertisement
Baca Juga
Ada beberapa pendapat mengenai batal atau tidaknya wudhu seseorang yang tidur menjelang sholat. Jika memang ada tidur yang membatalkan wudhu, tidur semacam apa itu?
Berikut ini adalah penjelasan Pengasuh Ponpes Al-Bahjah, Cirebon, KH Yahya Zainul Maarif atauy Buya Yahya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Sahabat Nabi yang Tertidur Menunggu Pelaksanaan Sholat
Muncul pertanyaan menarik dalam sebuah majelis ketika seorang jamaah bertanya pada Buya Yahya tentang apakah tidur membatalkan wudhu. Buya Yahya memberikan jawaban yang menarik dengan merujuk pada kisah seorang sahabat Nabi yang tertidur saat menunggu sholat berjamaah.
Dalam kisah tersebut, sahabat Nabi tersebut tertidur ketika menunggu waktu solat berjamaah. Ketika terbangun, ia langsung disuruh untuk solat tanpa disuruh berwudhu kembali. Buya Yahya menggunakan kisah ini untuk memberikan penjelasan bahwa tidur tidak secara otomatis membatalkan wudhu.
Kemudian kisah ini dibaca dan ditafsirkan para ulama terdahulu yang kini masuk ke dalam bahasan fiqih, tidur tidak membatalkan wudhu jika seseorang tertidur dalam posisi duduk atau selama pantatnya masih menempel di lantai.
Â
Advertisement
Posisi Tidur Inilah yang Bis membatalkan Wudhu Seseorang
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa wudhu tidak batal asalkan tidur dilakukan dalam posisi yang tidak mengubah kondisi wudhu, seperti duduk. Lalu sepertiapa yang membatalkan wudhu? Ada atau tidak?
Jika seseorang tertidur dalam posisi berbaring, misalnya, maka wudhunya dianggap batal. Alasannya posisi berbaring dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang membatalkan wudhu, seperti keluarnya gas atau cairan dari tubuh.
Dapat disimpulkan bahwa tidur tidak secara langsung membatalkan wudhu. Namun, penting bagi setiap individu untuk memahami kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi kebersihan wudhu, seperti posisi tidur.
Dengan demikian, umat Muslim dapat menjalankan ibadah sholat dengan hati yang tenang dan penuh kekhusyukan.
Perlu diakui, tertidur merupakan sebuah aktivitas yang manusiawi, di manapun kita berada jika memang mengantuk berat, otomatis tubuh kita akan tertidur dengan sendirinya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul