Sukses

Kisah Karomah Abah Anom Suryalaya, Menaklukkan Kapten Sakti yang Sombong

Abah Anom Suryalaya merupakan salah satu ulama dari tanah Sunda yang diyakini memiliki karomah. Semasa hidupnya, ia menjadi salah satu tokoh agama yang sangat dihormati terutama oleh masyarakat Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Abah Anom Suryalaya merupakan salah satu ulama dari tanah Sunda yang diyakini memiliki karomah. Semasa hidupnya, ia menjadi salah satu tokoh agama yang sangat dihormati terutama oleh masyarakat Jawa Barat.

Abah Anom lahir di Kampung Suryalaya, Tasikmalaya pada 1 Januari 1915. Sejak kecil ia sudah didik mendalami agama Islam oleh orangtuanya, Syekh Abdullah Mubarok bin Muhammad atau Abah Sepuh.

Pengembaraan ilmu Abah Anom ke berbagai pesantren di Jawa Barat sudah dilakukan sejak 1930. Pada 1938, setelah menikah dengan Euis Siti Ruyanah pada usia 23 tahun, Abah Anom menimba ilmu agama ke Tanah Suci sekaligus menyempurnakan Rukun Islam dengan menunaikan ibadah haji.

Setelah Abah Sepuh wafat pada 1956, Abah Anom dipercaya melanjutkan perjuangan ayahnya memimpin Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Di masa kepemimpinannya, Abah Anom sering mendapat teror dari DI/TII. Ia pun menginstruksikan santri dan pengikutnya untuk memberikan perlawanan secara gigih

Menjadi ulama yang kharismatik dan dihormati, Abah Anom diyakini memiliki karomah. Salah satu kisah karomah Abah Anom adalah menaklukkan seorang kapten sakti yang sangat sombong. Simak kisahnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Adu Kesaktian Abah Anom vs Seorang Kapten

Melansir laman NU, suatu ketika Abah Anom kedatangan seorang kapten sakti beserta anak buahnya. Kapten tersebut berkunjung ke Pesantren Suryalaya sambil membawa sebuah batu kali sebesar kepalan tangan tangan di kantongnya.

Kapten tersebut menunjukkan keahliannya di depan Abah Anom. Batu yang ia bawa dikeluarkan dan diletakkan di tangannya. Dengan sekali pukul, batu tersebut terbelah menjadi dua.

Sang kapten kemudian meminta Abah Anom menunjukkan kemampuannya. Dengan santai dan tersenyum, Abah Anom yang menerima batu dari kapten itu langsung meremasnya hingga menjadi tepung yang halus.

Kemudian Abah Anom meminta segelas air yang di dalamnya terdapat seekor ikan kepada santrinya. Gelas air yang berisi ikan itu diberikan kepada si kapten.

Dengan sombongnya, kapten itu bergaya seolah sedang memancing. Ia berhasil membuat ikan di dalam gelas terpancing. Lagi-lagi, ia menyombongkan keahliannya kepada Abah Anom.

3 dari 3 halaman

Kapten Sakti Jadi Pengikut Abah Anom

Ketika giliran Abah Anom, ulama sakti ini hanya memberikan isyarat jari telunjuk. Ikan dalam gelas air itu langsung pindah ke hadapannya.

Masih dengan jari telunjuknya, Abah Anom memberikan isyarat seolah-olah memegang ketapel. Ia mengarahkan tangannya ke langit. Sekali bidikan berhasil membuat seekor burung tiba-tiba jatuh di hadapannya.

Melihat kesaktian Abah Anom, kapten tadi meminta maaf. Ia pun akhirnya menjadi pengikut Abah Anom.

Abah Anom wafat pada 5 September 2011. Abah Anom dimakamkan di dalam areal Pesantren Suryalaya, Jalan Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sampai saat ini, makam Abah Anom sering diziarahi oleh umat Islam dari berbagai penjuru negeri.