Liputan6.com, Blitar - Acara rutinan malam Selasa di Markas Majelis Ta’lim Sabilu Taubah (ST Pusat) asuhan Gus Iqdam beberapa waktu yang dihadiri artis kondang Soimah dan Abah Kirun ini hampir saja gagal.
Baca Juga
Advertisement
Pasalnya ketika itu cukup lama hujan mengguyur lokasi pengajian di ST Pusat sejak sore hari.
Kejadian ini cukup mengkhawatirkan sebab jika hujan tidak reda, maka acara ini terancam gagal. Hal ini diceritakan sendiri oleh Gus Iqdam.
“Makanya kemaren waktu ada Mbak Soimah di sini itu, kan kehujanan itu, sore kehujanan lama sekali berjam-jam,” cerita Gus Iqdam dikutip dari tayangan YouTube Este Nyell, Minggu (10/12/2023).
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Datangkan Pawang?
Atas kejadian ini, berdasarkan penuturan Gus Iqdam, Ibundanya melakukan amalan khusu untuk sementara waktu menyisihkan atau menyingkirkan hujan ini. Rupanya amalan ini ia peroleh dari kakeknya yang bernama KH Zubaedi Abdul Ghofur atau kondang dengan sebutan Mbah Yai Ibad.
“Trus setelah itu diikhtiari sama Bu Nyai (Ibunda Gus Iqdam---pen), itu dulu dia kan dikasih ijazah sama Mbah Yai Ibad. Jadi tata caranya menyisihkan hujan itu pakai menyan arab. Menyan Arab itu tidak seperti menyan-menyan biasa itu bukan," katanya.
“Kalau menyan biasa menurut penuturan Mbah Yai itu mengundang yang ghoib atau mahluk halus dari kalangan hitam. Tapi kalau menyan Arab itu mengundang Malaikat,” sambungnya.
Hal ini dilakukan dalam kondisi darurat sebab jika hujan terus mengguyiur, maka kasihan jemaah yang hadir dari daerah yang jauh.
“Makanya yang dibakar dibelakang itu sebab ada jemaah kasihan, kalau hari-hari biasa biar hujan tumplek tidak apa, kalau hujan kan berkah. Tanaman juga bisa tumbuh,” ujarnya
Advertisement
Tidak Sembarang Orang Bisa Melakukan
Ia menandaskan, cara ini tidak bisa sembarang orang melakukannya. Sebab ada bacaan-bacaan atau asma khusus yang dilafalkan.
"Kalau waktu majelisan kan kasihan, sudah terlanjur jauh kehujanan, akhirnya disisihkan hujannya. Ini pakai menyan Arab, sembari dibacakan asma yang khusus. Tapi tidak semua orang bisa mempraktekkan." sambungnya.
“Habis ini kamu praktek beli menyan Arab sendiri, nanti kamu malah justru pengap sendiri, yang nyisih bukan hujannya malahan nyawa kamu,” kelakarnya
“Ha….ha…ha…,” sahut tawa para jemaah.
Ia juga menegaskan bahwa menyisihkan atau menyingkirkan hujan untuk sementara waktu ini boleh dilakukan, namun kalau menolak hujan jelas tidak boleh sebab sama halnya dengan menolak rahmat Allah.
“Itu malah repot, jadi, kalau menolak hujan itu tidak boleh, itu sama saja dengan menolak rahmatnya Allah SWT,”
“Tapi kalau menyisihkan atau menyingkirkan sementara sebab ada udzur tertentu, menyisihkan ini boleh, tidak masalah”
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul