Liputan6.com, Jakarta - Ketika berbicara harta karun, kebanyakan akan berpikir tumpukan uang atau benda berharga seperti emas dan permata yang jumlahnya banyak sekali. Ya, itu harta karun di dunia.
Sedangkan pertanyaanya, bagaimana bentuknya harta karun yang ada di surga?
Sungguh sangat berbeda, harta karun di dunia dan di surganya Allah SWT. Karena semua yang ada di dunia ini tidak apa-apanya jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT.
Advertisement
Lalu kemudian, bagaimanakah mendapatkan harta karun di surganya Alah itu? Adakah zikir yang bisa mendatangkan kemuliaan harta karun di surga?
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Sabda Rasulullah tentang La Hawla wa Laa Quwwata illa Billah
Mengutip Eramuslim.com, ibadah yang paling mudah dilakukan adalah berzikir dan berdoa. Keduanya sebagai bentuk komunikasi dan penghambaan manusia kepada Allah SWT. Zikir dan doa biasanya berisi kalimat-kalimat yang menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah, salah satunya yang dianjurkan adalah membaca kalimat “La Hawla wa Laa Quwwata illa Billah”
Tentang kalimat zikir ini, Rasulullah SAW bersabda:
ألا أدلك على كلمة من كنوز الجنة أو قال على كنز من كنوز الجنة؟ فقلت: بلى فقال: لا حولا ولا قوة إلا بالله
“Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu bacaan yang menjadi simpanan kekayaan di dalam surga? Maka sahabat menjawab, ‘Tentu wahai Rasulullah’. Rasulullah menjelaskan, ‘Bacalah La hawla wa la quwwata illa billah’” (HR: Muslim)
Berdasarkan hadis di atas, membaca kalimat “la hawla wa la quwwata illa billah” sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan, Rasulullah sendiri menyebutnya sebagai simpatan atau dalam bahasa lain, harta karun surga.
Advertisement
Lafadz Lengkap dan Keutamaannya
Lafadz lengkap dari zikir di atas yakni ‘Lā hawla wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi’ atau
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ.
Artinya, “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.” Zikir ini sering pula disebut hauqalah.
Syekh Imam Nawawi Al Batani dalam kitab Kasyifatus Saja menyebutkan sejumlah keutamaan zikir hauqalah sebagai berikut:
1. Bentuk kepasrahan terhadap Allah
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi artinya tidak ada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Hal ini sebagaimana yang didengar oleh Rasulullah dari Jibril.
2. Merupakan tanaman surga
Lafadz hauqolah merupakan tanaman-tanaman surga. Seperti yang diketahui dalam perjalanan Mi’raj Rasulullah, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim yang saat itu tengah duduk di atas sebuah pintu
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang tengah berada di samping pintu surga di atas kursi yang terbuat dari intan zubarjud hijau. Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah, ‘Perintahkanlah umatmu untuk memperbanyak tanaman-tanaman surga karena tanah surga sangatlah subur dan luas!’ Rasulullah bertanya, ‘Apa tanaman-tanaman surga itu?’ Nabi Ibrahim menjawab, ‘Tanaman-tanaman surga adalah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ ‘.
Keutamaan Zikir Selanjutnya
3. Didoakan oleh seluruh makhluk di bumi saat dirundung kesulitan.
Keutamaan selanjutnya adalah didoakan oleh seluruh makhluk yang ada di bumi dan dalam lautan. Qulyubi dalam Syarah Al-Miroj mengatakan;
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa berjalan menuju orang yang menghutanginya dengan membawa hak pihak yang menghutanginya karena hendak membayar hutang kepadanya maka binatang-binatang di atas bumi dan ikan-ikan di lautan memintakan rahmat untuknya, dan ditanamkan baginya pohon di surga dengan setiap langkahnya, dan diampuni dosa darinya. Tidak ada orang yang berhutang yang menunda-nunda membayar kepada orang yang menghutanginya padahal ia mampu untuk membayar kecuali Allah menulis dosa untuknya di setiap waktu.”
Dalam kitab Fawaid asy-Syarji, bahwa Ibnu Abi Dun-ya berkata keutamaan kalimat hauqolah yang sanadnya sampai pada Rasulullah, bahwa beliau berkata, “Barang siapa yang membaca laa hawala setiap hari 100 kali makai a tidak akan tertimpa kefakiran selamanya.”
Sebagaimana lafadz dan doa-doa lain, hendaknya kita paham keutamaan dan makna dari zikir yang kita ucapkan dari lisan maupun hati. Karena yang demikian dapat mendatangkan pahala. Wallahu A’lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement