Sukses

Gawat! Lawan Ganjar Pranowo Mesti Hati-hati Nih, Gus Iqdam Ijazahkan Amalan Ini ke Istrinya

Seiring hajat suaminya dalam perhelatan Pilpres 2024 ini, Gus Iqdam tak lupa memberikan ijazah berupa amalan kepada Siti Atiqoh, istri Ganjar Pranowo.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring hajat suaminya dalam perhelatan Pilpres 2024 ini, Gus Iqdam tak lupa memberikan ijazah berupa amalan kepada Siti Atiqoh, istri Ganjar Pranowo.

Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo merupakan Calon Presiden RI nomor urut 3. Dihadapan Gus Iqdam, Siti Atiqoh mengikuti pengajian Gus Iqdam di Majelis Ta’lim Sabilu Taubah atau ST Pusat dengan khusyu dan penuh perhatian.

Ini kali pertama istri Gubernur Jawa Tengah bertemu dengan suami Ning Nila ini. Hal ini terjadi saat rutinan pada Senin malam (18/12/20023) di Markas ST Pusat, Blitar, Jawa Timur.

Siti Atiqoh merasa sangat senang memiliki kesempatan mengaji langsung bareng jemaah ST Nyell karena sebelumnya ia menyimak pengajian Gus Iqdam lewat platform digital.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Dapat Amalan dari Gus Iqdam

Gus Iqdam memberikan ijazah berupa amalan ketika mempunyai hajat besar termasuk ingin menjadi presiden.

“Punya hajat suaminya ingin menjadi presiden, wanita harus berani Tahajud dan membangunkan suaminya,” kata Gus Iqdam dikutip dari tayangan YouTube Wong Sambi New, Selasa (19/12/2023).

“Sebelum jadi ibu negara saya nasehati dulu,” sambungnya sembari berkelakar.

Menurutnya, selain upaya lahir seperti melakukan kampanye ke berbagai daerah, upaya batiniah seperti berdoa dan sholat juga tak kalah pentingnya. Pasalnya segala sesuatu itu bisa terjadi semuanya atas kehendak Allah SWT.

“Itu resep, walaupun jalur kampanye ya harus, ini hajat beliau kan ngaji ya saya harus bikin oleh-oleh," ujarnya.

“Suwuk jalur langit mawon, nanti pas dengan Bapak (Pak Ganjar), dicoleh ini ijazah dari Gus Iqdam, cukup 2 rakaat, semua akan beres,” katanya.

“Tiba-tiba bagaimana ini, hasil survey seperti ini, seperti itu,” imbuhnya.

Gus Iqdam pun sembari berkelakar, jika Ibu Siti Atiqoh kembali ke markas ST pusat ia akan memberikan ijazah yang lebih ampuh.

“Kalau malam Senin Anda datang kesini lagi ada lagi, ada lagi yang lebih ampuh pasti itu,” terangnya.

3 dari 4 halaman

Keistimewaan Sholat Tahajud (1-3)

Menukil NU Online, berikut ini adalah beberapa keistimewaan shalat malam, termasuk di dalamnya shalat tahajud. 

1. Shalat Paling Utama setelah Shalat Maktubah (lima waktu). 

Rasulullah SAW bersabda: 

   أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam. (HR Muslim).   

2. Lebih Utama

Keutamaan shalat malam jika dibanding dengan shalat siang itu seperti keutamaan sedekah yang dilakukan secara sirr (rahasia) dibanding sedekah yang dilaksanakan secara terang-terangan di depan publik. Selisih perbandingan antara keduanya adalah 70 kali lipat. Sabda Rasulullah SAW: 

   فَضْلُ صَلَاةِ اللَّيْلِ عَلَى صَلَاةِ النَّهَارِ كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلَانِيَةِ

Artinya: Keutamaan shalat malam dibanding shalat siang seperti keutamaan sedekah sirr dibandikan dengan sedekah terang-terangan. (Hilyatul Auliya’, juz 4, halaman: 167)   

3. Ciri Khasnya Orang Shalih 

Berbeda dari ibadah lain yang biasa dikerjakan orang-orang ada umumnya. Misalnya sedekah. Sedekah merupakan ibadah yang baik, namun sedekah biasa dilakukan oleh orang shalih, preman, bahkan non-Muslim sekali pun, semuanya bisa menjalankan sedekah.

Begitu pula kesetiakawanan, tolong-menolong dan ibadah-ibadah lain, bisa dilakukan siapa pun. Berbeda dari shalat malam, bisa dikatakan hanya dilakukan oleh orang yang benar-benar shalih. Karena itu bagian dari ibadah yang tidak populer. 

   عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Artinya: Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan. (Sunan At-Tirmidzi: 3549)   

4 dari 4 halaman

Keistimewaan Sholat Tahajud (4-5)

4. Menjadi Kebanggaan Allah 

Allah membanggakan hamba yang melakukan shalat tahajud kepada para malaikat. Dalam sebuah atsar disebutkan: 

   إن الله يعجب من العبد إذا قام من على فراشه وبين أهله إلى صلاته ويباهى به ملائكته ويقبل عليه بوجهه الكريم

Artinya: Sesungguhnya Allah membanggakan hambanya kepada para malaikat ketika hamba tersebut berdiri meninggalkan tempat tidurnya dan keluarganya menuju shalat dan Allah menerima hamba tersebut. (Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah wal-Mudzaharah wal-Muazarah, [Darul Hawi: 1994], halaman: 40-41).   

5. Dikabulkannya Doa

Semua doa kebaikan yang dipanjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 

   إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Artinya: Sesungguhnya di dalam malam terdapat waktu yang jika ada seorang muslim meminta kepada Allah dengan kebaikan baik urusan dunia maupun akhirat, pasti Allah akan memberikannya. Dan waktu tersebut adalah sepanjang malam. (HR Muslim)   

Dalam sebagian kitab Allah yang diturunkannya menyebutkan, merupakan sebuah kebohongan jika ada orang mengaku sebagai kekasih Allah namun ketika masuk waktu malam, ia malah tidur. Bukankah setiap pecinta akan selalu suka berduaan dengan kekasihnya?   

Syekh Ismail bin Ibrahim al-Jabruti menyatakan: Semua kebaikan dikumpulkan pada malam hari. Saya tidak pernah mengangkat seseorang menjadi wali kecuali saat malam hari. Habib Abdullah bin Abu Bakar al-Idrus mengatakan: Barang siapa yang ingin mendapatkan kebeningan rabbani, hendaknya ia mau memecah keheningan malam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul