Sukses

Blunder Zulhas dan Cara Mengucap Amin yang Benar dalam Sholat dan Doa

Kata amin dalam sholat atau salat dan doa memiliki kaidah penulisan tersendiri

Liputan6.com, Jakarta Kata amin saat ini banyak dikorelasikan dengan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Terbaru, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) menyinggung perubahan sikap masyarakat di tahun politik, yakni masyarakat enggan mengucapkan kata 'amin' setelah imam membaca Al Fatihah saat salat magrib.

Zulhas bahkan mengatakan masyarakat tidak mau menunjukkan jari telunjuk saat duduk tahiyat awal dan akhir dalam sholat, karena identik dengan simbol paslon capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Menurutnya, itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan pendukung kepada paslon Prabowo-Gibran yang bernomor urut dua.

“Kalo salat Maghrib baca Al-Fatihah Walad Dhollin ada yang diam sekarang Pak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu,” klaim Zulhas saat menyampaikan pidato pada Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Jawa Tengah.

Candaan Zulhas sontak disambut tawa para hadirin. Namun, saat videonya kemudian viral, aksi Zulhas banyak dikritik dan bahkan menciptakan blunder. Memang, PAN sendiri ada di barisan pendukung paslon nomor urut dua. Namun, pernyataan Zulhas yang mengkaitkan dukungan dengan ibadah salat dinilai telah menistakan agama Islam.

Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin pun ikut angkat bicara soal blunder Zulhas. Dia meminta agar tidak melakukan cocokologi dengan kegiatan ibadah, sebab hal tersebut merupakan tindakan kekanak-kanakan. “Ya, jangan kayak anak-anak lah. Urusan Amin itu kan tidak berarti [mendukung] capres tetapi kan dari dulu sudah ada. Kalau imam bilang gairil-magdubi'alaihim wa lad-dallin ya harus dijawab amin,” ujarnya saat ditemui di Istana Wapres, Rabu (20/12/2023).

Candaan Zulhas itu pun berbuntut panjang. LBH Yusuf melaporkan aksi Zulhas ke Bareskrim dan Bawaslu dan bahkan juga somasi kepada mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup itu. Pernyataan Zulhas dinilai melanggar dua hal yakni dugaan tindakan pidana penistaan agama dan pelanggaran administrasi pemilu.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tulisan dan Pengucapan AMIN, AMIIN, dan AAMIIN, Mana yang Benar?

Namun sebenarnya, apakah lafal amin yang benar setelah berdoa maupun bacaan Al Fatihah saat salat? Pasalnya, dalam pelafalan bahasa Indonesia, kata 'amin' bisa terdengar sama. Sebaliknya, dalam bahasa Arab ada ketentuan tersendiri dalam membacanya.

Pertama, Amin: alif dan min sama-sama dibaca pendek. Kedua, Aamin: alif dibaca panjang sementara min dibaca pendek. Ketiga, Amiin: alif dibaca pendek sementara min dibaca lebih panjang. Keempat Aamiin: alif dan mim sama-sama dibaca panjang.

Adapun penulisan Amin yang benar menurut Islam dalam konteks berdoa adalah “aamiin” yang berarti kabulkanlah doa kami. Sedangkan tulisan ‘amin’, ‘aamin’, dan ‘amiin’, bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Di mana amin artinya berimanlah sedangkan aamiin artinya kabulkanlah doa kami.

Menurut pendapat Imam An-Nawawi ada beberapa cara mengucapkan amin dalam Al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab:

  • Aamiin diucapkan dengan memanjangkan hamzah dan meringankan bacaan mim. Cara membaca ini merupakan yang paling fasih, paling masyhur, dan paling bagus menurut para ulama.
  • Amiin dilafalkan dengan memendekkan hamzah dan meringankan bacaan mim. Cara membaca ini diriwayatkan oleh Tsa’lab dan lainnya.
  • Eemiin diucapkan dengan memanjangkan hamzah serta mengucapkannya dengan imalah (antara fathah dan kasrah) dan dengan meringankan bacaan mim. Cara membaca ini diriwayatkan dari Hamdzah dan al-Kisai.
  • Aammiin dilafalkan dengan memanjangkan hamzah dan mentasydidkan huruf mim.

Apabila merujuk bahasan di atas, cara membaca amin yang benar dan sering dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari adalah aamiin karena tergolong paling masyhur dan paling bagus menurut para ulama.

3 dari 3 halaman

Hukum Membaca Aamiin dalam Salat dan Usai Berdoa

Mengucap Aamiin setelah membaca Al Fatihah dalam salat termasuk sunnah sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW. Kesunnahan mengucap aamiin setelah membaca Al Fatihah ini bersandar pada sejumlah hadits nabi.

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan dalam kitab Sifat ash-Shalah an-Nabi, menurut hadits Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih, setelah selesai membaca surah Al Fatihah, Rasulullah SAW membaca aamiin dengan mengeraskan suara dan memanjangkannya. Rasulullah SAW juga menyuruh para jemaah yang menjadi makmum untuk membaca aamiin setelah imam selesai membacanya.

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila imam telah sampai pada ayat ghairil maghdhuubi 'alaihim wa laadh dhaaliin, bacalah aamiin (karena para malaikat juga membaca aamiin dan imam pun membaca aamiin)."

Ada pula riwayat yang menyebut bahwa mengucapkan aamiin setelah membaca Al Fatihah bisa menghapus dosa, jika ucapan tersebut bersamaan dengan aamiinnya para malaikat.

"Jika imam mengucapkan aamiin, ucapkanlah aamiin dan siapa yang bacaan aamiinnya bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, dan ad-Darimi)

Al-Albani juga menyebut suatu hadits bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa bagi orang yang mengucapkan aamiin. Rasulullah SAW bersabda,

فَقُولُوا: آمين يُحبُّكُمُ الله

Artinya: "Ucapkanlah aamiin maka Allah akan mengabulkan doa kalian."

Rasulullah SAW juga bersabda,

مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالنَّا مِينِ خَلْفَ الْإِمَام

Artinya: "Orang-orang Yahudi tidak iri kepada kalian seperti irinya mereka terhadap bacaan salam dan aamiin (di belakang imam)." HR Bukhari dalam kitab Al-Adab al-Mufrad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Sirad dengan sanad shahih)

Adapun sunnah mengucap Aamiin setelah Al Fatihah berlaku bagi orang yang sedang salat sendirian maupun berjamaah, baik sebagai imam maupun makmum. Hal ini dijelaskan dalam Kitab Lengkap Panduan Shalat yang disusun M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi.

Dijelaskan Ulama Syafi'iyyah Sayyid Sabiq, dalam kitab Fiqh Sunnah-nya, bacaan aamiin atau yang juga dikenal dengan ta'min dikeraskan dalam salat jahriyah dan dipelankan saat salat sirriyah. Pada salat jahriyah, aamiin diucapkan imam hingga terdengar sampai shaf pertama.

Sayyid Sabiq juga menjelaskan, disukai bila mengucapkan aamiin bersamaan dengan imam, tidak mendahului atau terlambat darinya. Kata aamin ini bukan bagian dari surah Al Fatihah, namun adalah sebuah doa yang artinya, "Ya Allah, kabulkanlah.